Dalam dunia teknologi informasi, biometrik relevan dengan teknologi yang tujuannya untuk menganalisis fisik dan kelakuan manusia dalam autentifikasi. Karakteristik fisiologis berhubungan dengan bentuk tubuh, termasuk tetapi tidak terbatas pada: sidik jari atau fingerprint, pengenalan wajah, DNA, telapak tangan, geometri tangan, pengenalan iris atau retina, dan bau/aroma.
Secara khusus banyak perusahaan yang mengadopsi teknologi fingerprint scan yang dihubungkan dengan sebuah sistem HRM sebagai metode absensi karyawan. Kelebihan sistem fingerprint terhadap kartu absensi konvensional yaitu absensi sidik jari lebih cepat, sederhana, dan lebih aman untuk mencegah kecurangan absensi karyawan.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Pengertian Fingerprint dalam Absensi
Absensi fingerprint adalah salah satu jenis absensi karyawan yang menggunakan sidik jari sebagai rekaman absensi. Sidik jari merupakan salah satu identitas manusia yang paling unik pada setiap individu. Bahkan, orang yang terlahir kembar pun memiliki sidik jari yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, harapannya agar absensi setiap karyawan tidak akan tertukar atau tercurangi berkat keunikan dari sidik jari tersebut.
Tahapan untuk melakukan absensi sidik jari juga terbilang mudah. Di awal, karyawan hanya perlu mendaftarkan beberapa sidik jarinya. Setelah terdaftar, karyawan cukup menempelkan jarinya yang terdaftar saat masuk atau pulang kerja.
Selain merekam jam masuk dan pulang karyawan, software absensi karyawan yang mempunyai fitur sidik jari juga dapat memberitahukan lama setiap karyawan bekerja dalam satu hari. Hal ini akan memudahkan tim HRD untuk memperhitungkan waktu kerja, termasuk lembur dan tunjangan. Dengan menggunakan aplikasi HR terbaik, pengelolaan absensi dapat dilakukan lebih efisien, karena semua data absensi dapat terhubung langsung dengan sistem penggajian dan manajemen karyawan lainnya
Sejarah Perkembangan Fingerprint
Penggunaan sidik jari secara komersial mulai digunakan pada akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1892 oleh Sir Francis Galton. Ia menulis studi rinci tentang sidik jari di mana dia mempresentasikan sistem klasifikasi baru menggunakan sidik jari dari sepuluh jari. Karakteristik yang digunakan Galton untuk mengidentifikasi individu masih digunakan sampai sekarang.
Kemudian teknologi ini secara tepat digunakan pada tahun 1969 oleh Federal Bureau of Investigation atau FBI. Pada tahun tersebut, FBI mulai mendorong pengembangan sistem untuk mengotomatisasi proses identifikasi sidik jari. FBI membuat perjanjian dengan Institut Nasional Standar dan Teknologi (NIST) untuk mempelajari proses otomatisasi identifikasi sidik jari dan membuat perkembangan pada pencarian, pencocokan serta proses scanning.
Saat ini penggunaan fingerprint sudah semakin masif. Bukan hanya digunakan untuk kepentingan hukum, tetapi fingerprint hadir menjadi teknologi yang berada di sekitar masyarakat. Mulai dari perusahaan yang memanfaatkannya untuk proses absensi karyawan, hingga barang-barang elektronik seperti ponsel pintar, laptop, bahkan sistem kunci pintu pintar.
Kekurangan dan Masalah dari Teknologi Fingerprint
Biaya Investasi dan Perawatan
Mengingat absensi sidik jari menggunakan mesin, tentu saja akan ada biaya investasi untuk pembelian alat dan perawatan alat di masa depan. Biaya-biaya yang harus disiapkan antara lain biaya pembelian mesin, perawatan, listrik, dan lainnya selama menggunakan mesin tersebut. Gunakan sistem manajemen aset dari HashMicro untuk bantu Anda mengelola seluruh aset perusahaan dengan mudah!
Memiliki celah kecurangan
Bagaimana pun perusahaan mengatur sistem untuk mengawasi karyawan, pasti ada saja celah yang karyawan manfaatkan untuk melakukan kecurangan, termasuk pada sistem absen. Meskipun teknologi absensi dengan sidik jari sifatnya unik terhadap masing-masing karyawan, nyatanya masih ada celah kecurangan untuk menembus teknologi ini. Banyak cara yang untuk melakukan kecurangan terhadap fingerprint, seperti memfoto copy sidik jari hingga mendaftarkan dua jari sekaligus yang mana salah satunya adalah milik temannya untuk titip absen.
Fleksibilitas
Absen dengan menggunakan autentikasi sidik jari sedikit kurang fleksibel. Mengingat sistem ini menggunakan mesin atau alat yang tidak bergerak, ada di suatu tempat. Sehingga karyawan harus mendatangi mesin absen untuk melakukan absensi. Hal ini tentu akan menyulitkan karyawan yang bekerja secara remote. Karyawan yang bekerja dari rumah, maupun dari tempat lain tidak akan bisa melakukan absensi karena tidak bisa mendatangi mesin absensi tersebut.
Higienitas
Mesin absensi fingerprint hanya memiliki satu tempat untuk menempelkan jari seluruh karyawan. Hal ini membuat mesin absen fingerprint menjadi kurang higienis, karena bisa saja menjadi media penyebaran bakteri dan virus. Bukan hanya itu, kadang mesin fingerprint tidak bisa mendeteksi sidik jari apabila jari yang untuk absensi basah ataupun kotor. Karena itu, selain memiliki celah dari segi higienitas, juga menjadi celah efektivitas dari mesin itu sendiri.
Baca juga: Bagaimana Software HRM Dapat Memaksimalkan Sistem Roster Kerja?
Kesimpulan
Absensi dengan menggunakan fingerprint menjadi salah satu teknologi absensi yang dapat mempermudah proses absensi karyawan. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa celah yang oknum tidak bertanggung jawab manfaatkan untuk mencurangi absensi jenis ini. Karena itu, akan lebih baik untuk menggunakan sistem absensi otomatis yang dapat menyederhanakan seluruh data absen karyawan.
Hashmicro menawarkan Software HRM Terbaik untuk memudahkan perusahaan Anda dalam mengelola absensi karyawan. Lacak kehadiran setiap karyawan, catat seluruh data dari mesin absensi secara otomatis, hitung payroll, proses cuti, hingga cash advance dan reimbursement dengan satu sistem yang terintegrasi. Dapatkan demo gratis software HRM HashMicro untuk ketahui lebih lanjut bagaimana solusi kami bisa membantu bisnis Anda.
Artikel Terkait:
- Presensi: Ketidakhadiran yang Berakibat Sanksi
- Surat Perjanjian Kerja| Hal Penting, Jenis, dan Contohnya