Pernahkah Anda mendengar istilah “additive manufacturing“? Ya, additive manufacturing merupakan terobosan baru di industri manufaktur yang sering masyarakat kenal dengan penggunaan printer 3D.
Tapi tahukah Anda teknologi ini sudah ada setidaknya sejak tiga dekade ke belakang. Teknologi ini sudah banyak digunakan oleh beberapa perusahaan manufaktur seperti otomotif, baja, dan garmen. Lalu apa saja yang dimaksud dengan additive manufacturing? Apa manfaatnya untuk perusahaan manufaktur Anda? Simak lengkapnya di artikel berikut.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa Itu Additive Manufacturing?
Sebetulnya, additive manufacturing itu tidak hanya terbatas pada percetakan 3D, tapi juga rapid prototyping dan direct digital manufacturing (DDM). Kemajuan teknologi ini telah menyebar dan masih akan memberikan industri manufaktur kejutan-kejutan lain dengan perkembangannya.
Bagaimana Cara Kerjanya dan Apa Saja Prosesnya?
Prinsip dasar dari additive manufacturing adalah; ketimbang memproduksi barang jadi dengan membuang material, additive manufacturing justru menambahkan material. Metode manufaktur tradisional mencakup pembentukan bahan mentah yang dengan cara menghilangkan bagian-bagiannya sedemikian rupa hingga menjadi bentuk barang yang perusahaan inginkan.
Sementara itu, additive manufacturing adalah kebalikannya. Cara pembuatan struktur barang adalah dengan menambahkan ribuan lapisan super kecil yang terkombinasi hingga barang tersebut jadi.
Proses ini membutuhkan komputer dan software khusus bernama CAD yang akan memberikan informasi kepada printer bagaimana bentuk barang yang perusahaan hendaki. Cartridge yang Anda gunakan juga dapat Anda dengan jenis bahan yang bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan.
Manfaat Additive Manufacturing
Teknik manufaktur konvensional bisa memproduksi barang-barang dengan bentuk dan design yang beragam, tetapi additive manufacturing melampuinya. Salah satu manfaat terbaik dari teknologi ini adalah kemampuannya dalam membentuk lebih banyak desain.
Desain barang yang tidak bisa manufaktur buat dengan satu bongkahan bahan mentah bisa diwujudkan dengan teknologi canggih ini. Misalnya, bentuk cekungan atau bentuk yang berlubang di tengah dapat perusahaan produksi dengan satu bahan mentah tanpa harus meleburkan dan menempelkan komponen lain.
Dengan demikian, barang yang Anda produksi jauh lebih kuat, tidak ada titik-titik yang rawan rusak. Prosesnya juga cenderung cepat. Perusahaan manufaktur tidak lagi harus melakukan rapat berulang kali untuk mendiskusikan bagaimana desain barang dapat terbentuk. Perubahan desain dapat perusahaan lakukan dengan mengklik mousenya.
Dengan fleksibilitas ini, perusahaan bisa memangkas biaya secara efektif. Sebelumnya, keterbatasan produksi seringkali ikut mempengaruhi desain barang karena sering kali tidak tercapai pada praktiknya. Teknologi ini dapat mewujudkan desain idaman perusahaan.
Maka dari itu, perusahaan perlu menggunakan sistem supply chain management untuk mendapatkan visibilitas dan analisis lengkap untuk kelola produk dan material secara akurat dan didesain untuk mengikuti cepatnya perubahan pasar.
Baca juga: 6 Cara Efektif Mengelola Persediaan Barang di Pabrik Manufaktur
Bagaimana ERP Dapat Membantu Additive Manufacturing?
Sebuah sistem ERP yang efektif merupakan sebuah kunci yang dapat membantu perusahaan menjalankan inovasi ini, termasuk dalam aspek ERP & SDM yang mendukung efisiensi operasional perusahaan. Sistem ERP akan membantu Anda dalam mengawasi seberapa banyak material yang perusahaan gunakan untuk melakukan produksi melalui additive manufacturing.
Data manajemen sistem ERP dapat melacak produk Anda mulai dari bahan bakunya, pengiriman, dan keefektifan seluruh prosesnya hanya dengan ujung jari. Solusi dari sistem ERP juga akan berfungsi untuk memprediksi bagaimana pesanan di masa yang akan datang sehingga perusahaan bisa mempersiapkannya dengan baik. Karena teknologi ini masih tergolong baru, memastikan printer 3D berjalan baik merupakan rutinitas yang tidak boleh terlewatkan.
Menelurusi nomor seri mesin-mesin menggunakan sistem ERP berarti Anda bisa mengidentifikasi dari mana mesin-mesin tersebut datang – apakah dari vendor atau mesin yang Anda buat sendiri. Additive manufacturing software merupakan kombinasi manufaktur dan teknologi.
Sistem ERP bisa menyediakan aplikasi yang menghubungkan discrete manufacturing dan process manufacturing. Discrete manufacturing merupakan segala cara membuat barang yang custom dengan komponen yang ada.
Process manufacturing, di sisi lain, menggunakan campuran bahan kimia untuk membuat produk baru. Dengan printer 3D, perusahaan Anda bisa melakukan dua jenis manufaktur tersebut. Tetapi, Anda butuh ERP untuk bisa menangani keduanya.
Baca juga: Cloud ERP Saas dan Manfaat Pengunaannya untuk Bisnis Anda
Kesimpulan
Additive manufacturing merupakan terobosan baru teknologi di industri manufaktur yang semakin menambah kemudahan dalam memproduksi barang. Manfaat tersebut juga melampaui manufaktur tradisional.
Tetapi, untuk mengoperasikannya, sistem ERP memegang peranan penting. HashMicro sebagai penyedia layanan software ERP terbaik di Indonesia menyediakan software manufacturing automation yang dapat Anda gunakan dalam menerapkan additive manufacturing. Coba demo gratis sekarang!