Pengembangan suatu produk yang baik pasti akan melalui proses prototyping/prototipe. Tahapan prototype produk adalah tahap untuk menguji desain, fungsi, kinerja dan kemampuan kerja suatu inovasi produk yang perusahaan rancang untuk kebutuhan bisnis.
Setiap produk hasil inovasi, seperti aplikasi, produk makanan, barang elektronik, hingga bangunan membutuhkan prototype sebagai material uji keberhasilan suatu inovasi. Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap pengertian sampai contoh dari prototype produk.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa itu Prototype Produk?
Prototipe produk adalah suatu model awal atau versi percobaan dari produk atau sistem yang akan perusahaan kembangkan. Hal ini untuk menguji kemampuan produk atau sistem sebelum perusahaan produksi dalam skala yang lebih besar.
Adapun tujuan dari prototipe adalah agar sumber daya yang perusahaan gunakan tidak terbuang sia-sia, mengingat pengembangan produk bisa sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Dengan membuat prototipe, perusahaan dapat meminimalkan risiko pengembangan produk yang gagal atau tidak efektif, karena prototipe dapat membantu perusahaan dalam menguji dan memvalidasi konsep secara cepat dan efektif.
Dalam pengembangan produk, prototipe digunakan untuk memvalidasi konsep, mengidentifikasi kekurangan dan evaluasi. Selain itu, prototipe juga berguna untuk memperlihatkan kepada klien atau pelanggan potensial tentang apa yang akan mereka dapatkan (pitching).
Baca juga: Mengenal Pentingnya Desain Produk dalam Perusahaan Anda
Jenis-jenis Prototype Produk
Prototype membantu menunjukkan keseriusan dan komitmen perusahaan dalam pengembangan produk. Dengan demikian, prototipe dapat menjadi alat dalam membantu perusahaan meraih dukungan dan investasi untuk memproduksi produk dengan sukses. Adapun jenis dari prototipe adalah:
Prototype konsep
Prototype produk konseptual adalah jenis prototipe yang memvisualisasikan ide awal atau konsep produk sebelum pengembangan produk dimulai. Prototipe jenis ini perusahaan buat dengan bahan-bahan yang sederhana dan tidak sepenuhnya berfungsi.
Dalam pembuatan konsep prototype, tim pengembang dapat menggunakan bahan-bahan seperti kardus, styrofoam, atau bahan-bahan sederhana lainnya untuk membuat model fisik dari produk. Prototipe jenis ini memberikan gambaran kasar tentang desain produk, tetapi tidak selalu mewakili fungsionalitas produk.
Oleh karena itu, konsep prototipe memiliki kelemahan seperti tidak memberikan gambaran yang akurat tentang fungsionalitas produk dan kurang efektif dalam memvalidasi ide produk. Konsep ini sering perusahaan gunakan sebagai awal dari pengembangan produk dan diikuti dengan jenis yang lebih canggih seperti functional prototype atau appearance prototype untuk memvalidasi desain dan fungsionalitas produk.
Prototype visual
Appearance prototype berfokus pada aspek estetika dan tampilan dari produk. Prototipe ini membantu tim pengembang untuk memvisualisasikan bagaimana produk akhir akan terlihat sertamemberikan gambaran tentang fitur desain dan estetika.
Pembuatan appearance prototype menggunakan bahan dan teknologi yang lebih canggih untuk membuat bentuk fisik dari produk. Prototipe ini sering dibuat dengan menggunakan teknologi cetak 3D dan bahan yang lebih canggih seperti plastik atau logam untuk memberikan tampilan yang lebih realistis.
Namun, appearance prototype memiliki beberapa kelemahan karena perusahaan tidak dapat mengevaluasi fungsionalitas produk secara langsung. Selain itu, biaya pembuatan prototipe jenis ini terbilang mahal. Oleh karena itu, perusahaan menggabungkan jenis prototype lain seperti working prototype untuk dapat memvalidasi fungsionalitas produk.
Prototype kerja
Prototipe kerja atau working prototype adalah jenis prototype yang dibuat untuk menguji fungsionalitas dan kinerja produk secara langsung. Prototipe ini sering perusahaan gunakan dalam tahap pengembangan produk yang lebih maju dan biasanya dibuat dengan menggunakan bahan dan teknologi yang sama dengan produk akhir.
Dalam pembuatan working prototype, tim pengembang menggunakan bahan dan teknologi yang sama dengan produk akhir untuk membuat model fisik dari produk yang dapat berfungsi dengan baik. Prototipe ini membantu tim pengembang untuk menguji fungsi dan kinerja produk secara langsung dan menemukan masalah atau kekurangan pada desain produk sebelum produk diproduksi massal.
Namun, working prototype juga memiliki beberapa kelemahan seperti biaya yang tinggi dalam pembuatannya dan waktu yang diperlukan untuk membuat prototipe yang berfungsi penuh. Oleh karena itu, working prototype sering digunakan apabila produk hampir mencapai akhir evaluasi dan mendekati sempurna. Prototipe lain seperti appearance prototype digunakan terlebih dahulu untuk memvalidasi desain produk sebelum diproduksi massal.
Prototype pra-produksi
Prototype pra produksi atau pre-production prototype adalah jenis prototype untuk memastikan bahwa produk akan perusahaan produksi secara efisien dan memenuhi spesifikasi produksi. Prototipe ini perusahaan gunakan pada tahap akhir pengembangan produk sebelum perusahaan memulai produksi massal.
Dalam pembuatan pre-production prototype, tim pengembang menggunakan bahan dan teknologi yang sama dengan produk akhir untuk membuat model fisik dari produk yang perusahaan produksi. Prototipe ini membantu tim pengembang untuk menguji efisiensi produksi dan memastikan bahwa produk akan memenuhi spesifikasi produksi.
Kelemahan dari pre-prototype adalah biaya pembuatannya yang tinggi dan pembuatannya yang cukup memakan waktu. Oleh karena itu, pre-production prototype sering perusahaan gunakan pada tahap akhir pengembangan produk dan Anda ikuti dengan tahap produksi massal.
Baca juga: 21 Rekomendasi Software ERP Terbaik di Indonesia Tahun 2023
Fungsi Prototype Produk
Fungsi utama dari prototipe adalah untuk memperlihatkan ide atau desain secara fisik. Dengan membuat prototipe, tim pengembang dapat memvisualisasikan dan merasakan bagaimana produk akan terlihat, bekerja, dan berinteraksi dengan pengguna secara langsung. Selain itu, prototipe juga dapat membantu mengidentifikasi masalah dan kesulitan yang mungkin terjadi selama proses produksi sehingga dapat perusahaan atasi sejak awal.
Selain itu, prototipe juga dapat membantu dalam proses pengujian dan evaluasi. Dengan melakukan pengujian pada prototipe, tim pengembang dapat mengumpulkan data dan umpan balik dari pengguna dan pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat memperbaiki desain dan meningkatkan kualitas produk.
Dalam banyak kasus, prototipe juga dapat perusahaan gunakan untuk presentasi dan pendanaan. Sebuah prototipe yang menarik dan efektif dapat membantu menarik perhatian investor dan calon pelanggan, serta memperlihatkan kemampuan tim pengembang untuk menciptakan produk yang berkualitas tinggi.
Secara keseluruhan, prototipe adalah alat yang sangat penting dalam proses pengembangan produk atau teknologi. Dengan membuat prototipe yang baik, tim pengembang dapat menghemat waktu, uang, dan sumber daya yang berharga, serta meningkatkan kesuksesan produk mereka.
Contoh Prototype Produk
Prototype dapat perusahaan gunakan dalam pembuatan berbagai inovasi produk. Produknya pun beragam dan sesuai dengan jenisnya. Berikut adalah contoh-contoh prototipe yang dapat Anda gunakan dalam pengembangan produk atau teknologi:
- Prototipe kertas (paper prototype): merupakan contoh desain produk yang terbuat di atas kertas. Pengembang dapat menggambar sketsa atau menggunting dan menempel elemen desain pada kertas untuk menggambarkan interaksi antara pengguna dan produk.
- Prototype digital: jenis ini menggunakan perangkat lunak atau aplikasi desain grafis. Pengembang dapat membuat interaksi dan animasi yang realistis untuk menggambarkan bagaimana produk akan berfungsi.
- Prototype HTML: adalah contoh desain yang menggunakan bahasa pemrograman HTML, CSS, dan JavaScript. Dengan HTML, pengembang dapat membuat halaman web interaktif yang menunjukkan bagaimana produk akan berfungsi secara online.
Kesimpulan
Prototype adalah suatu model awal untuk menggambarkan desain atau ide yang akan perusahaan kembangkan lebih lanjut. Dalam konteks pengembangan produk atau teknologi, prototipe dapat membantu memperjelas dan menguji konsep sebelum perusahaan melakukan investasi besar pada produksi penuh. Akan tetapi, dalam proses produksi perusahaan akan membutuhkan sistem yang mengefisienkan proses tersebut.
Salah satu sistem yang dapat perusahaan gunakan adalah Sistem ERP. Dengan sistem ini, proses pencarian vendor, tender, dan market dapat Anda lakukan dengan efisien. Selain itu sistem ini juga membantu pengaturan gudang Anda dalam menyimpan bahan baku. Apabila Anda tertarik, Anda dapat mencoba demo gratis di sini.