Inventory costing adalah proses mengeluarkan biaya untuk penyediaan barang guna melengkapi kebutuhan bahan baku produksi dengan tujuan mempertahankan keseimbangan bisnis. Pada dasarnya, inventory costing ini merupakan elemen penting dengan nilai besar pada perusahaan karena kepentingan produksi bergantung pada persediaan bahan baku.
Setiap perusahaan memiliki biaya pengeluaran yang berbeda, oleh sebab itu terdapat berbagai metode dalam penghitungan inventory cost. Inventory cost meliputi biaya persediaan barang seperti pengeluaran pemesanan, pengiriman, penerimaan barang, dan pembayaran kepada supplier.
Kelebihan persediaan akan mempengaruhi proses produksi nantinya dan bisa berdampak pada kerugian, belum lagi karena terlalu lama tersimpan dalam gudang. Dengan menggunakan manajemen inventory otomatis maka akan membantu perusahaan terhindar dari kerugian karena memiliki fungsi untuk bisa melacak barang secara otomatis.
Baca juga: Pengertian Aplikasi Inventory dan Kelebihannya untuk Perusahaan
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Metode Penetapan Inventory Cost bagi Bisnis
Inventory cost adalah anggaran untuk manajemen dan perencanaan persediaan. Pajak, asuransi, biaya modal, dan penyimpanan semuanya terkait dengan biaya kelebihan persediaan, yang mencakup pada inventory cost. Oleh karena itu, menentukan inventory costing adalah langkah paling penting dalam mengurangi potensi kerugian. Berikut beberapa metode yang bisa dilakukan:
1. Metode Average
Metode pertama yang paling umum perusahaan pakai adalah metode average. Untuk mendapatkan hasil rata-rata, persediaan siap jual harus dibagi terlebih dahulu dengan jumlah unit yang akan dijual. Setelah itu, Anda dapat menggunakan angka ini untuk mengetahui inventaris akhir dan harga pokok penjualan.
2. Metode FIFO
Metode first in first out (FIFO) merupakan salah satu cara untuk mengatur biaya persediaan. Karena metode ini mengikuti aliran biaya aktual, untuk mengevaluasi persediaan dan mampu menghasilkan laba kotor yang tinggiseing menggunakan metode ini.
Aliran biaya aktual menunjukkan bahwa barang pembelian pertama dianggap dijual lebih awal. Sehubungan dengan itu, harga barang baru dan inventaris unit dari transaksi sebelumnya akan sama. Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) digunakan dalam metode ini. Selain itu, biaya unit pertama akan lebih rendah daripada yang terakhir jika strategi ini digunakan selama inflasi.
3. Metode LIFO
Strategi last in first out (LIFO) secara alami merupakan prosedur pencatatan saham. Untuk lebih jelasnya, membeli persediaan pada akhir periode menjual terlebih dahulu, dan barang pertama yang terbeli akan terdistribusikan terakhir.
Perlu mencatat bahwa metode ini juga menggunakan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). Karena itu, tidak dapat menggunakan metode ini untuk mencatat persediaan saat ini karena inflasi akan menurunkan pajak perusahaan.
Cara Perhitungan Inventory Costing bagi Bisnis
1. Metode Average
Menggunakan jumlah HPP dan nilai persediaan untuk menghitung rata-rata tertimbang (WAC), juga termasuk sebagai biaya persediaan dari metode rata-rata. Biaya barang pendistribusian sesuai dengan jumlah unit yang tersedia selama proses berlangsung. Menghitung biaya setiap penjualan pertama-tama menggunakan pendekatan ini, dan kemudian menjumlahkan totalannya.
Rumus metode average: Harga Pokok Barang Tersedia / Ketersediaan Unit
2. Metode FIFO
Kemudian, untuk menghitung inventory costing menggunakan Harga pokok penjualan (HPP) untung rugi diasumsikan sebagai aset dengan biaya terpanjang saat menggunakan metode FIFO. Selanjutnya, perbarui aset inventaris untuk mencerminkan unit pembelian terbaru.
Untuk menjelaskan, Anda bisa mencari availability value barang yang terjual dan mencatat jumlah unit yang terjual terlebih dahulu untuk menemukan cost asset, atau HPP terpanjang. Kemudian, temukan nilai akhir inventaris. Perhitungan biaya stok umum akan menggunakan persamaan FIFO di bawah ini:
Rumus inventory cost metode FIFO dengan mengetahui HPP = biaya persediaan terlama x jumlah persediaan yang terjual
3. Metode LIFO
Metode ini melibatkan pencatatan unit produksi terbaru sebagai barang jual terlebih dahulu saat menghitung biaya persediaan. Sehubungan dengan ini, biaya produk lama (harga lebih rendah) menjadi persediaan dan unit pembelian pertama menjadi HPP. Menggunakan rumus biaya persediaan metode LIFO untuk menentukan biaya persediaan terbaru, menentukan jumlah barang untuk penjualan, dan kemudian menghitungnya sebagai berikut:
HPP = biaya persediaan terakhir x jumlah persediaan yang terjual
Rumus inventory cost metode LIFO dengan mengetahui HPP = biaya persediaan terbaru x jumlah persediaan yang terjual
Baca juga: 7 Strategi Inventory Control untuk Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Anda
Biaya terkait dengan Inventory Costing
1. Ordering Cost
Biaya awal persiapan, penerbitan pesanan pembelian, penerimaan produk, dan evaluasi. Biaya persediaan adalah cara untuk melindungi unit perusahaan dalam menghadapi kerugian. Mencocokkan barang yang diterima dengan faktur dan melakukan aktivitas transaksi pembayaran termasuk dalam ordering cost ini.
2. Purchasing Cost
Biaya perolehan barang dari supplier disebut sebagai purchasing cost. Biaya pengiriman juga termasuk dalam biaya ini. Dalam kebanyakan kasus, komponen biaya terbesar dari harga pokok penjualan adalah nilai biaya pembelian.
3. Carrying Cost
Biaya yang terkait dengan penyimpanan inventaris sampai dijual dikenal sebagai carrying cost. Yang termasuk dalam carrying cost meliputi biaya peluang dari nilai investasi inventaris, biaya penyimpanan seperti sewa gudang dan asuransi. Selain itu, terdapat pula biaya nilai kadaluarsa barang semuanya termasuk dalam biaya pengangkutan ini.
4. Shrinkage
Shrinkage atau biaya penyusutan adalah selisih antara estimasi catatan pembukuan perusahaan terhadap nilai persediaan dengan nilai yang ditentukan melalui pemeriksaan persediaan fisik (stock opname). Kerusakan, kesalahan klasifikasi, pencurian, dan kesalahan administrasi dalam pencatatan adalah penyebab perbedaan nilai ini.
5. Costs Of Quality
Biaya kualitas buruk, yang terjadi ketika produk perusahaan tidak memenuhi harapan pelanggan, datang berikutnya. Harga jual, pencegahan, dan kegagalan internal dan eksternal semuanya akan biaya persediaan tentukan.
6. Stockout Costs
Biaya yang terkait dengan stockout costs dikeluarkan ketika perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Pada umumnya, perusahaan merespon kehabisan stok ini dengan mengajukan permintaan unik kepada penyedia untuk segera mengirim produk ke perusahaan.
Karena perusahaan kehilangan margin kontribusi pada pesanan penjualan yang tidak dapat dipenuhi, opportunity stock juga termasuk dalam stockout cost. Laporan keuangan perusahaan tidak termasuk pada opportunity cost, tetapi biaya peluang pada biaya stockout dapat digunakan untuk memperkirakan kerugian.
Penghitungan biaya ini juga membantu perusahaan yang melakukan perdagangan di skala internasional, serta tergabung dalam kawasan berikat. Untuk itu, sistem canggih yang dapat menghitung biaya inventaris, seperti IT inventory kawasan berikat, sangat diperlukan untuk hasil yang akurat dan memenuhi regulasi.
Kesimpulan
Pada dasarnya, memang dalam inventory cost memiliki tujuan dalam mencapai keberhasilan yang hal ini merupakan sesuatu yang perlu dilakukan oleh setiap pemilik bisnis. Menyesuaikan biaya dengan pendapatan terkait untuk menghasilkan pendapatan keuntungan adalah tujuan pertama dari inventory costing.
Oleh karena itu, hadirnya Hash Software Inventory menjadi solusi dalam mengelola biaya persediaan bagi perusahaan. Hal ini terjadi karena Software Inventory memiliki fitur dan manfaat yang sangat beragam untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis Anda. Dapatkan skema harga Hash Software Inventory untuk mengetahui estimasi biaya sebagai solusi dalam mengoptimalkan kinerja perusahaan Anda. Segera jadwalkan demo gratisnya!