Dalam dunia akuntansi, “aset” mengacu pada kekayaan yang dimiliki bisnis ketika melakukan bisnis. Aset-aset ini selalu dihargai dan kemudian dimasukkan dalam laporan keuangan. Akibatnya, akuntan harus fasih dengan berbagai jenis aset yang ditemukan dalam dunia akuntansi. Sistem akuntansi dapat membantu bisnis Anda dalam mengotomatiskan proses manajemen aset. Sistem ini membantu Anda untuk mengetahui besar pengeluaran yang harus Anda siapkan.
Nyatanya, terdapat beragam macam aset antara lain aset tetap, aset lancar, dan aset tidak tetap. Setiap jenis aset tersebut memiliki pengertian, karakter, dan fungsinya sendiri. Namun, apa sebenarnya aset tetap itu? Apa yang membedakannya dengan inventaris perusahaan? Artikel ini menjelaskan tentang pengertian aset tetap. Terdapat contoh, karakteristik, cara perolehan, dan contoh jurnal transaksi yang dijelaskan secara detail namun sederhana.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah properti atau peralatan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Aset tetap memiliki sifat jangka panjang dan tidak bisa langsung menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. Berbeda dari barang inventaris, dimana perusahaan barang inventaris agar mereka bisa menjualnya kembali secara langsung atau bergabung ke dalam produk yang akan dijual.
Tetapi, jika Anda berpikir bahwa aset tetap (barang-barang seperti kursi atau meja) sama dengan inventaris, Anda salah. Aset tetap merupakan barang yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan dibeli atau disewa hanya sekali dalam beberapa tahun.
Karakteristik Aset Tetap
Perusahaan membeli aset tetap dengan tujuan antara lain sebagai, keperluan produksi atau pasokan barang/jasa, penyewaan untuk pihak ketiga, atau perusahaan itu sendiri yang menggunakannya. Istilah “tetap” dalam aset tetap menunjukkan bahwa aset-aset ini tidak akan habis dalam tahun akuntansi. Aset tetap biasanya memiliki bentuk fisik dan tercantum di neraca sebagai properti, pabrik, dan peralatan.
Pada awalnya, aset tetap termasuk sebagai aset, dan kemudian lalu masuk ke dalam jenis transaksi akuntansi umum seperti:
- Depresiasi berkala (untuk aset berwujud) atau amortisasi (untuk aset tidak berwujud)
- Penurunan nilai (jika nilai aset menurun di bawah nilai buku bersihnya)
- Disposisi (aset tidak memiliki nilai jual)
Ketika perusahaan memperoleh atau membuang aset tetap, hal ini harus tercantum pada laporan arus kas. Pembelian aset tetap merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, sedangkan penjualan aset tetap merupakan arus kas masuk. Jika nilai aset jatuh di bawah nilai buku bersihnya, maka aset tersebut mengalami penurunan nilai. Dengan begini, nilai aset tetap yang tercatat di neraca harus sesuai ke bawah, karena nilainya terlalu tinggi dengan nilai pasar.
Kemudian, ketika aset tetap telah mencapai akhir masa pakainya, biasanya aset tersebut akan perusahaan jual untuk memperoleh nilai sisa, yang merupakan nilai estimasi aset jika aset tersebut dipecah dan dijual sebagian. Dalam beberapa kasus, aset dapat menjadi usang dan tidak ada nilai jual. Jika hal ini terjadi, maka biasanya perusahaan akan mendonasikan aset tanpa memperoleh imbalan. Namun, jual atau tidak, aset tetap tersebut harus hilang dari laporan keuangan, karena perusahaan tidak lagi menggunakan aset tersebut.
Catatan: Sistem manajemen aset dapat membantu memperpanjang masa pakai aset tetap Anda melalui pengawasan dan penjadwalan pemeliharaan aset secara otomatis. Ketahui juga skema perhitungan agar Anda mendapatkan gambaran harganya.
Contoh Aset Tetap
Berikut ini adalah beberapa contoh aset tetap:
- Tanah
- Bangunan Kantor
- Kendaraan
- Pabrik
- Mesin Manufaktur
- Perabotan
Banyak aset tetap yang cukup portabel untuk secara rutin pindah di dalam bangunan perusahaan, atau di luar gedung. Dengan demikian, komputer atau laptop dapat termasuk sebagai aset tetap (selama biayanya melebihi batas kapitalisasi).
Cari tahu mengenai sistem barcode. Selengkapnya di sini.
Perolehan Aset Tetap dan Cara Mencatatnya
A. Pembelian tunai
Aset tetap yang perusahaan peroleh dari hasil beli secara tunai harus masuk ke dalam pembukuan dengan jumlah sebesar uang yang perusahaan keluarkan. Jumlah uang yang keluar untuk memperoleh aset tetap termasuk harga yang tercantum di faktur dan semua biaya yang keluar agar aset tersebut bisa dipakai.
Contoh:
Perusahaan membeli mesin seharga Rp 60,000,000, biaya tambahan yang terkait meliputi, PPN sebesar Rp 6,000,000, premi asuransi sebesar Rp 500,000 dan biaya pemasangan mesin sebesar Rp 1,500,000.
Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Harga beli | 60,000,000 |
PPN | 6,000,000 |
Premi asuransi | 500,000 |
Biaya pemasangan | 1,500,000 |
Harga perolehan | 68,000,000 |
B. Pembelian kredit
Apabila aset tetap perusahaan peroleh dari pembelian kredit, maka dalam harga perolehannya, tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik secara jelas-jelas atau tidak tersendiri, harus keluar dari harga perolehan dan bebannya sebagai biaya bunga.
Contoh:
Perusahaan membeli sebuah kendaraan secara kredit seharga Rp Rp 300,000,000. Sebagian mereka bayar secara tunai sebesar Rp 100,000,000, dan sisanya mereka bayar secara berangsur dalam 10 bulan dengan biaya bunga sebesar 10%.
Catatan sederhananya di awal transaksi adalah:
Biaya Perolehan Kendaraan | 300,000,000 |
Kas | 100,000,000 |
Utang Perusahaan | 200,000,000 |
Biaya angsuran per bulan (10x) | 20,000,000 |
Biaya Bunga 10% x 10 bulan | 20,000,000 |
C. Tukar dengan surat berharga
Aset tetap yang perusahaan peroleh melalui pertukaran dengan surat berharga nantinya akan tercantum dalam buku besar sesuai dengan harga pasar saham. Kemudian, apabila harga pasar surat berharga dan aset tetap yang mereka tukar tidak ada yang tahu, maka nilai pertukarannya harus pemimpin perusahaan sendiri yang menentukan. Nilai pertukaran ini guna sebagai dasar pencatatan harga perolehan aset tetap dan nilai-nilai surat berharga yang perusahaan keluarkan.
Contoh:
Misalkan, ada sebuah tanah dengan harga pasar wajar sebesar Rp 400,000,000 diperoleh perusahaan dengan menukarkan salah satu gedungnya. Harga perolehan gedung menurut catatan, sebesar Rp 500,000,000 dan telah disusutkan sebesar Rp 200,000,000.
Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Harga Pasar Tanah | 400,000,000 |
Harga Gedung yang Diserahkan | 500,000,000 |
Jumlah Penyusutan Gedung | 200,000,000 |
Harga Gedung Setelah Disusutkan | 300,000,000 |
Laba Pertukaran | 100,000,000 |
D. Tukar dengan aset tetap lain yang serupa
Faktanya, banyak pembelian aset tetap dengan cara “tukar tambah”. Aset lama nantinya berguna untuk membayar aset baru baik seluruhnya maupun sebagian di mana kekurangannya perusahaan bayar secara tunai.
Dalam kasus ini, harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aset baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aset lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aset baru yang diterima.
Contoh:
Perusahaan ingin menukar mobil lamanya dengan nilai buku Rp 135,000,000 dari harga pokok sebesar Rp 150,000,000. Akumulasi penyusutannya Rp 15,000,000 dan harga pasar wajarnya sebesar Rp 160,000,000. Perusahaan harus membayar uang kas sebesar Rp 10,000,000 untuk dapat ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar wajar Rp 170,000,000.
Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Harga Pasar Wajar Mobil Lama | 160,000,000 |
Nilai Buku Mobil Lama | 135,000,000 |
Total Keuntungan yang Tidak Diakui | 25,000,000 |
Harga Pasar Wajar Mobil Baru | 170,000,000 |
Kas yang Dibayarkan | 10,000,000 |
Dasar Nilai yang Dihitung | 145,000,000 |
E. Dapat dari hadiah atau donasi
Akuisisi aset yang berasal dari sumbangan juga disebut sebagai transfer timbal balik, karena transfer satu arah selanjutnya apabila depresiasi atau depresiasi aset tetap yang diterima sebagai hadiah yang dihitung dengan cara yang sama seperti aset tetap lainnya.
Contoh:
Perusahaan mendapatkan hadiah tanah seharga Rp 80,000,000, dimana tanah tersebut mempunyai harga pasar wajar Rp 110,000,000.
Jurnal transaksinya adalah:
Harta Donasi | 110,000,000 |
Tanah | 80,000,000 |
Keuntungan | 30,000,000 |
F. Perolehan aset melalui pembuatan sendiri
Perusahaan sering membuat sendiri aset tetapnya, seperti gedung, alat-alat, serta perabotan. Selanjutnya, perusahaan harus mengalokasikan seluruh biaya yang meliputi biaya bahan, tenaga kerja, overhead. Biaya overhead biasanya termasuk listrik, asuransi, peralatan, dan pengawas pabrik.
Selain itu, untuk memudahkan Anda mencatat perolehan, penjualan, dan depresiasi aset tetap Anda, pertimbangkan untuk menggunakan sistem akuntansi otomatis, atau software manajemen aset. Perangkat lunak akuntansi yang lengkap memungkinkan Anda untuk menghitung, mencatat, melacak, dan juga memprediksi seluruh transaksi yang berkaitan dengan aset Anda secara instan, akurat, dan efisien.
Baca Juga: Hindari 4 Masalah Berikut dengan Sistem Manajemen Aset
Mencatat Aset Tetap Secara Otomatis dengan HashMicro SmartAsset Solution
Pencatatan memerlukan ketelitian yang tinggi karena hal ini bersifat esensial atau penting bagi sebuah perusahaan. Hasil pencatatan dapat memberikan informasi dan wawasan bagi perusahaan seputar kondisi dari barang yang mereka miliki, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Kegiatan pencatatan ini dapat dipermudah dengan menggunakan HashMicro SmartAsset Solution. Pengguna dapat mengerjakan pencatatan menggunakan software ini dengan mudah. Selain itu, para pengguna dapat memperoleh keuntungan dari perangkat ini, seperti biaya rasional, integrasi antar cabang perusahaan, dan lain-lain.
Aplikasi manajemen aset juga memberikan berbagai macam manfaat bagi perusahaan, antara lain menjaga kondisi aset perusahaan sehingga umurnya lebih panjang, mempermudah audit dengan rekap informasi lokasi dan kondisi aset yang menyeluruh, serta meningkatkan keamanan aset.
Kesimpulan
Setelah mempelajari pengertian aset tetap, termasuk contoh, karakteristik, cara perolehan serta pencatatannya, kini Anda dapat mengimplementasikan cara mencatat aset tetap ini pada bisnis Anda. Oleh karena itu, Accounting software dari HashMicro akan memudahkan Anda dalam hal pengelolaan aset karena dapat memungkinkan Anda untuk menghemat banyak waktu, meminimalkan human error, dan juga meningkatkan akurasi pada pencatatan aset Anda.
Gunakan Software Akuntansi dari HashMicro merupakan solusi bagi bisnis Anda untuk memudahkan segala pencatatan keuangan bisnis. Selain itu, sistem ERP HashMicro menyediakan aplikasi penunjang bisnis lengkap yang terintegrasi dengan berbagai macam modul, seperti Sistem CRM-Sales, Sistem Pembelian, dan Sistem Manajemen Inventaris. Free Demo.