Tahukah Anda mengenai perusahaan Toyota? Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif ini terkenal karena strategi lean manufacturing dalam proses produksinya. Berkat lean manufacturing, Toyota berhasil meningkatkan nilai kepuasan pelanggan di setiap penjualan produk.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Guna menjawab pertanyaan ini, artikel berikut akan mengulas secara mendalam konsep dan strategi penerapan lean manufacturing, memberi wawasan yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan penjualan dan efisiensi bisnis.
Selain itu, pengurangan sampah produksi akan semakin terkontrol, memberikan dampak positif bagi efisiensi operasional perusahaan Anda. Tanpa perlu berlama-lama, mari kita mulai pembahasannya!
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa Itu Lean Manufacturing?
Lean manufacturing adalah pendekatan untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi pemborosan. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan nilai bagi pelanggan sembari meminimalkan penggunaan sumber daya.
Metode lean manufacturing berawal dari Toyota Production System (TPS) yang dikembangkan oleh Toyota pada tahun 1950-an. Lean manufacturing muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya di tengah keterbatasan sumber daya.
Baca juga: Meningkatkan Efisiensi Industri Manufaktur dengan Software Pabrik
5 Prinsip Lean Manufacturing dan Konsep Sampah di Dalamnya
Prinsip-prinsip lean manufacturing pada dasarnya merupakan panduan bagi Anda dalam menerapkan strategi yang ada. Melalui prinsip dan penerapan lean manufacturing yang tepat, maka efisiensi akan tercapai dengan maksimal.
1. Identifikasi nilai pelanggan (value)
Prinsip pertama adalah memahami nilai yang diinginkan pelanggan. Ini berarti perusahaan harus fokus pada produk atau layanan yang memberikan manfaat langsung bagi pelanggan, menghindari fitur atau proses yang tidak memberikan nilai tambah.
2. Pemetaan aliran nilai (value stream mapping)
Pemetaan aliran nilai melibatkan analisis seluruh proses produksi untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang menambah nilai dan yang tidak. Tujuannya adalah untuk memvisualisasikan dan mengoptimalkan aliran material dan informasi.
3. Eliminasi sampah dan pemborosan (elimination of waste)
Lean manufacturing berfokus pada pengurangan atau eliminasi pemborosan dalam proses produksi. Terdapat 7 jenis sampah dalam konsep lean manufacturing yang harus Anda hindari, yaitu:
- Overproduction: Produksi lebih banyak dari yang dibutuhkan, menyebabkan persediaan berlebihan.
- Inventory: Persediaan yang berlebihan mengikat modal dan ruang.
- Defects: Produk cacat yang membutuhkan perbaikan atau pemborosan pabrik.
- Overprocessing: Proses atau fitur yang tidak diperlukan oleh pelanggan.
- Waiting: Waktu terbuang saat pekerja atau mesin menunggu proses lainnya.
- Motion: Gerakan yang tidak perlu oleh pekerja, mengurangi produktivitas.
- Transportation: Pemindahan barang yang tidak perlu, menambah waktu dan biaya.
4. Produksi Just in Time (JIT)
Prinsip JIT bertujuan untuk memproduksi barang hanya saat diperlukan dan dalam jumlah yang tepat. Hal ini mengurangi persediaan berlebihan dan mengoptimalkan aliran produksi, meningkatkan efisiensi lean system dan mengurangi biaya.
5. Peningkatan berkelanjutan (continuous improvement)
Lean manufacturing mendorong budaya peningkatan terus-menerus atau biasa disebut kaizen. Dengan secara konsisten mencari cara untuk meningkatkan proses, perusahaan dapat tetap kompetitif dan efisien dalam jangka panjang.
Baca juga: Apa Itu Aplikasi Manufaktur?
Pentingnya Lean Manufacturing dan Manfaat Lengkapnya
Coba Anda tinjau kembali, apakah dalam proses produksi perusahaan Anda terdapat langkah yang berulang? Misalnya, proses pengepakan yang berlebihan dan adanya pengecekan berlebihan yang membawa Anda pada pemborosan dan tidak menambah nilai pelanggan.
Pada kasus lain, apakah perusahaan Anda sering mengalami overproduction yang membawa pada penumpukan stok dan kerugian besar? Jika hal-hal ini terjadi, maka setidaknya Anda telah memahami mengapa lead manufacturing penting bagi perusahaan manufaktur.
Metode lean manufacturing sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif secara berkelanjutan. Proses ini membawa berbagai manfaat, seperti pengurangan biaya, peningkatan kualitas, dan waktu respons yang lebih cepat.
Dengan mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam proses produksi, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan margin keuntungan. Selain itu, penerapan lean manufacturing juga meningkatkan motivasi karyawan dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik.
6 Strategi Menerapkan Lean Manufacturing untuk Bisnis
Jika Anda telah merasa siap dalam menerapkan lean manufacturing, maka berikut kami sajikan 6 strategi lean yang dapat Anda terapkan. Strategi-strategi berikut memerlukan perhatian khusus yang wajib Anda perhatikan. Berikut adalah penjelasannya:
1. Menemukan motivasi untuk menerapkan lean manufacturing
Pertama-tama, perusahaan harus mengetahui apa yang mereka kerjakan. Mereka melakukan rutinitas produksi tapi apakah mereka sudah tahu mengapa rutinitas itu mereka lakukan sedemikian rupa? Pertanyaan ini mungkin sulit terjawab, tapi penjabarannya sangat Anda perlukan.
Ingat, lean production dapat mengubah cara kerja hingga struktur organisasi. Jadi, Anda harus bisa meyakinkan tim, departemen, dan seluruh perusahaan mengapa mereka harus mengubah hal-hal fundamental di organisasi.
Mengapa harus ada perubahan? Apakah Anda ingin menemukan cara baru berhubungan dengan pelanggan, menjadi inovatif, meningkatkan keuntungan, atau memenangkan persaingan global. Temukan apa yang perusahaan butuhkan dan sosialisasikan.
2. Melakukan evaluasi kesiapan perusahaan untuk penerapan lean manufacturing
Setelah menemukan objektif yang ingin dicapai, lakukan peninjauan terhadap kondisi perusahaan Anda. Tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah perusahaan Anda mampu menerapkan prinsip lean. Peninjauan tersebut termasuk:
- Stabilitas dan kualitas produk dan proses produksi.
- Ketersediaan mesin dan line.
- Karyawan yang bisa bertindak sebagai problem solver. Biasanya orang yang memiliki kemampuan Measurement System Analysis (MSA) dan Statistical Process Control (SPC) dibutuhkan.
Setelah itu, tentukan orang-orang utama yang akan terlibat dalam proses perombakan ini. Apabila Anda sendiri belum pernah menerapkan lean manufacturing, mintalah dampingan seseorang yang telah berpengalaman.
3. Mulai mensosialisasikan program lean manufacturing
Kini, Anda secara formal harus menyampaikan program yang telah tersusun ke seluruh lapisan organisasi. Proses ini harus Anda presentasikan ke jajaran tinggi perusahaan. Mereka harus memahami bagian apa saja yang perlu dipangkas, kalkulasi takt, OEE, penyesuaian line, dan lainnya.
Setelah itu, berikan training yang membutuhkan pelaksana program dengan memadai. Karena banyak hal yang harus Anda kuasai, pelatihan harus Anda lakukan dengan padat karena jika tidak, akan banyak materi yang terlupakan.
Baca juga: Empat Alasan Bisnis Harus Menggunakan Manufacturing System HashMicro
4. Membuat value stream mapping
Fungsi dari pemetaan value stream adalah untuk memahami bagaimana alur kerja baru Anda. Selanjutnya, flowchart ini akan mendokumentasikan semua tahapan dalam proses lean dan akan mengidentifikasi waste, mengurangi cycle times, dan mengimplementasikan perbaikan-perbaikan baru.
Value stream mapping terdiri banyak aktivitas. Cara yang efektif untuk melakukan pemetaan ini adalah dengan menggunakan Kanban, tool yang dapat memvisualisasikan proses, akuntabilitas, dan struktur kerja.
5. Menerapkan strategi lean
Di dalam value stream mapping, harus ada strategi yang menjabarkan bagaimana:
- Mensinkronkan supply produk ke pelanggan sesuai permintaan mereka tanpa produksi dan inventaris berlebih.
- Mensinkronkan produksi dengan membagi work in progress secara efektif untuk memenuhi permintaan dengan waktu lead produksi yang minimal.
- Membuat alur produksi yang baru dan mereduksi inventaris, jarak antar stasiun produksi, kecacatan produksi, dan pekerjaan yang tidak diperlukan.
- Menerapkan sistem pull-demand di mana proses produksi baru akan berjalan ketika ada permintaan konsumen. Sistem ini membantu Anda mengurangi overhead, mengoptimalkan inventaris, dan menghemat ruang di gudang.
6. Mempertahankan peningkatan yang telah dicapai
Prinsip lean juga termasuk konsep bagaimana memastikan peningkatan secara berkelanjutan. Pengembangan yang berkelanjutan dapat tercapai dengan metode Plan-Do-Check-Act (PDCA) yang dapat meningkatkan manajemen proyek, product lifecycle, SDM, dan manajemen supply chain.
Selain itu, pemimpin juga harus dapat memimpin bawahannya dengan baik agar karyawan merasa memiliki tanggung jawab atas tugas yang mereka lakukan.
Tantangan dalam Melakukan Lean Manufacturing
Salah satu tantangan utama dari implementasi lean manufacturing adalah keterbatasan sumber daya dan waktu, karena implementasi lean perlu komitmen besar dalam pelatihan, perencanaan, dan perubahan proses. Ini bisa menjadi beban berat, terutama bagi perusahaan dengan sumber daya yang terbatas.
Selain itu, lean manufacturing memerlukan perubahan budaya dan mindset di seluruh organisasi. Mengadopsi prinsip lean management berkelanjutan memerlukan karyawan untuk beradaptasi dengan cara kerja yang baru, yang kadang sulit diterima, terutama bagi yang terbiasa dengan cara kerja lama.
Tantangan lainnya adalah kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan, karena pemborosan sering kali tersembunyi dalam aktivitas yang tampaknya efisien namun sebenarnya tidak memberikan nilai tambah. Perusahaan perlu menggunakan alat yang tepat untuk menganalisis ini.
Menghadapi realitas ini, mendapat dukungan dari berbagai sumber dapat menjadi sumber kekuatan bisnis yang luar biasa. Salah satu dukungan yang dapat Anda peroleh adalah melalui implementasi software manufaktur.
Seperti yang telah disebutkan, pemborosan sering terjadi di aktivitas tersembunyi. Namun, jika Anda menggunakan software manufaktur dengan fitur analisis menyeluruh dan mendalam, Anda akan dengan mudah mengidentifikasi pemborosan produksi dalam workflow usaha Anda.
Meskipun begitu, sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya perihal dana implementasi dari sistem manufaktur. Haruskah Anda mengeluarkan dana fantastis untuk sebuah sistem? Untuk mengetahuinya, klik banner dan dapatkan daftar harga software manufaktur terbaik di Indonesia!
Lean Manufacturing Tools yang Mampu Efisiensikan Bisnis Anda
Dalam lean manufacturing, terdapat 5 tools atau mekanisme yang terkenal akan manfaatnya dalam mendukung implementasi lean. Apa sajakah itu? Tabel berikut akan menjelaskannya kepada Anda.
Tools | Deskripsi | Manfaat |
Heijunka | Teknik untuk meratakan produksi guna menghindari fluktuasi permintaan. | Mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi produksi |
5S (Sort, Set in order, Shine, Standardize, Sustain) | Metode 5S merupakan sistem yang menata tempat kerja agar terorganisir dan efisien. | Meningkatkan efisiensi dan meminimalkan kecelakaan. |
Kanban | Sistem visual untuk mengelola aliran material, jumlah, dan waktu produksi barang. | Meningkatkan kelancaran aliran material dan mengurangi overproduction. |
Jidoka | Sistem yang menghentikan produksi otomatis jika terjadi masalah kualitas. | Meningkatkan kualitas produk dan mengurangi cacat. |
Andon | Sistem visual untuk memberi tahu status produksi dan masalah yang terjadi. | Memungkinkan respons cepat terhadap masalah dan mengurangi downtime. |
Poka-yoke | Alat yang dirancang untuk mencegah kesalahan manusia dalam proses produksi. | Lean manufacture mengurangi cacat produk dan meningkatkan kualitas. |
Cycle time | Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus produksi dari awal hingga akhir. | Mengidentifikasi bottleneck dan membantu perencanaan produksi yang lebih baik. |
Lean vs Six Sigma
Membicarakan lean manufacturing tidak akan lengkap tanpa membahas mengenai six sigma. Apa itu six sigma?
Six sigma adalah metode untuk meningkatkan kualitas dengan mengurangi kesalahan dalam proses. Dengan menggunakan data dan alat statistik, six sigma bertujuan mencapai sangat sedikit cacat, yaitu kurang dari 3,4 cacat per sejuta kesempatan.
Perbedaan six sigma dengan lean manufacturing terletak pada tujuan utama dan fokusnya. Six sigma berfokus mengurangi cacat dan variabilitas untuk mencapai kualitas yang konsisten, sedangkan lean manufacturing berorientasi pada menghilangkan pemborosan dan mempercepat aliran produksi.
Meskipun begitu, tahukah Anda jika lean manufacturing dan six sigma dapat berkolaborasi? Mekanisme lean six sigma ini bertujuan untuk menciptakan mekanisme produksi yang cepat, minimal sampah, dan tetap menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Berikut adalah 5 tahapan yang harus Anda lalui untuk menerapkan lean six sigma:
- Define: Tentukan proses mana yang ingin Anda perbaiki dan identifikasi masalah yang ada.
- Measure: Pelajari proses tersebut serta ukur sejauh mana masalah yang ada mempengaruhi hasil.
- Analyze: Identifikasi penyebab utama masalah yang timbul akibat proses yang ada.
- Improve: Cari solusi untuk mengatasi penyebab utama masalah dan perbaiki proses yang ada.
- Control: Pastikan solusi yang ada dapat Anda pertahankan secara berkelanjutan.
Sederhanakan Langkah Penerapan Lean Manufacturing Anda dengan Software Manufaktur HashMicro
Memastikan strategi lean manufacturing berjalan secara kontinyu dengan maksimal bukanlah perkara yang mudah. Oleh karena itu, di tengah kemajuan teknologi masa kini, penerapan lean manufacturing tidak lagi berjalan secara manual, melainkan menggunakan software manufaktur.
Sebagai salah satu penyedia software manufaktur terbaik di Indonesia, HashMicro adalah vendor yang patut Anda kenal lebih jauh. Menyediakan demo gratis dan konsultasi bisnis gratis, HashMicro berkomitmen untuk mendukung upaya lean six sigma Anda.
Lebih dari 2.000 perusahaan, seperti Marimas, Semen Gresik, dan Pertamina menggunakan software dari HashMicro. Mengapa? Fitur-fitur berikut adalah jawabannya:
- Manufacturing requisition planning: Membantu dalam merencanakan kebutuhan produksi secara detail, memastikan ketersediaan bahan baku dan sumber daya lainnya untuk proses produksi.
- Production scheduling: Fitur yang memungkinkan perusahaan untuk merencanakan jadwal produksi berdasarkan perkiraan permintaan yang didasarkan pada riwayat permintaan.
- Made to order: Fitur untuk memprediksi waktu penyelesaian pesanan yang berguna untuk meningkatkan efisiensi perencanaan produksi dan manajemen waktu.
- Quality control: Mengidentifikasi dan menangani barang yang tidak sesuai standar, mengatur tindakan korektif, dan mencegah terjadinya masalah kualitas di masa depan.
- Finished goods production simulation: Fitur untuk mensimulasikan jumlah produk yang dapat dihasilkan berdasarkan bahan-bahan dalam Bill of Materials (BoM) yang ada di gudang.
- Gantt chart schedule management: Membantu dalam perencanaan produksi, penjadwalan kapasitas mesin dan tenaga kerja, serta pengidentifikasian konflik jadwal menggunakan gantt chart.
Kesimpulan
Cara menerapkan lean manufacturing berlaku sejak perencanaan, eksekusi, dan sustaining. Dalam menerapkan lean, Anda harus memahami konsep-konsep yang ada agar Anda terhindar dari kegagalan implementasi.
Guna mendukung implementasi lean manufacturing yang berkelanjutan, penggunaan software manufaktur dapat membantu proses Anda. Software ini mampu meningkatkan efisiensi operasional bisnis manufaktur Anda dengan fitur terbaiknya.
Jika Anda tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut, Anda dapat mencoba demo gratis software manufaktur terbaik dari HashMicro. Melalui demo gratis ini, temukan alasan mengapa 2.000+ perusahaan mempercayakan bisnisnya kepada HashMicro manufacturing software.
Pertanyaan Seputar Lean Manufacturing
-
Mengapa sebagian industri manufaktur menerapkan sistem lean manufacturing pada proses bisnisnya?
Industri manufaktur menerapkan sistem lean manufacturing untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki kualitas produk. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengurangi biaya, mempercepat waktu produksi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
-
Apa yang dimaksud pemborosan dalam lean manufacturing?
Pemborosan dalam lean manufacturing adalah aktivitas yang menghabiskan sumber daya tanpa memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Ini termasuk produksi berlebihan, stok terlalu banyak, waktu tunggu, kesalahan produk, gerakan tidak perlu, dan transportasi berlebihan.
-
Siapa yang mensertifikasi lean six sigma?
Lean six sigma biasanya disertifikasi oleh berbagai lembaga pelatihan dan organisasi profesional, seperti International Association for Six Sigma Certification (IASSC), American Society for Quality (ASQ), dan Six Sigma Academy. Sertifikasi ini tersedia dalam berbagai tingkat, mulai dari Yellow Belt untuk pemula hingga Black Belt dan Master Black Belt untuk tingkat lanjutan, tergantung pada pengalaman dan keterampilan peserta.