Di dunia akuntansi, ada banyak istilah yang harus Anda ketahui sebagai pebisnis, contohnya adalah deplesi. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan atau industri lainnya yang menggunakan sumber daya alam sebagai komoditas utamanya biasa menggunakan metode ini. Istilah deplesi adalah satu dari banyak istilah akuntansi yang harus Anda pahami sebab ini berkaitan dengan penyusutan aktiva perusahaan Anda dalam hal sumber daya alam. Deplesi adalah salah satu metode dalam akuntansi untuk menghitung penyusutan terhadap aset yang terjadi secara alami karena adanya pengurangan biaya pengelolaan sumber daya dan terjadinya eksploitasi sumber daya alam menjadi persediaan atau bahan baku. Dalam konteks ini, sumber daya alam yang telah dieksploitasi dan habis maka tidak bisa diperbarui kembali.
Bagi orang awam, perhitungan dengan metode ini pasti terlihat sulit. Sekalipun dengan akuntan, mereka bisa saja salah menghitung karena melakukan perhitungan secara manual. Untuk hasil yang lebih akurat dan meminimalkan human error, Anda membutuhkan Sistem Akuntansi yang mampu mencatat, mengelola, dan memonitor seluruh kondisi keuangan perusahaan Anda. Apabila Anda tertarik, Anda dapat mengunduh skema harga perhitungan Sistem Akuntansi.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Tujuan Perhitungan Deplesi
Perhitungan deplesi aset perusahaan tentu memiliki tujuan khusus yaitu sebagai berikut:
- Mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan sumber daya.
- Mencegah kelangkaan sumber daya di masa yang akan mendatang.
- Mengetahui keseluruhan sisa stok sumber daya yang telah Anda manfaatkan ataupun yang berkurang karena adanya kerusakan.
- Merencanakan pembangunan di masa yang akan mendatang dengan sumber daya yang ada.
Perbedaan Deplesi dan Depresiasi
Deplesi dan depresiasi sama-sama metode perhitungan akuntansi dalam hal penyusutan manfaat ekonomi terhadap suatu aktiva. Namun, tentu saja antara keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dalam perbedaan ini, Anda dapat membedakannya dengan lebih mudah melalui dua sudut pandang. Yang pertama, Anda bisa melihatnya berdasarkan jenis penyusutannya. Deplesi adalah penyusutan nilai dalam sumber daya alam, seperti tambang emas, batu-bara, biji besi, minyak, dan lain sebagainya, sedangkan depresiasi adalah penyusutan nilai terhadap manfaat ekonomi dalam aktiva tetap.
Yang kedua adalah berdasarkan jenis aktiva. Perhitungan deplesi biasa terjadi pada aktiva tetap yang apabila sudah habis, maka Anda tidak bisa menggunakannya kembali. Kebalikannya, perhitungan depresiasi dapat Anda gunakan pada aktiva tetap yang bisa diperbarui meskipun nilai manfaatnya sudah habis. Dengan demikian, Anda dapat lebih mudah untuk membedakan cara kerja deplesi dan depresiasi.
Baca juga: Faktor Depresiasi Aset dan Cara Menghitungnya dalam Bisnis
Manfaat Mengetahui Nilai Deplesi
Dengan mengetahui berbagai macam nilai deplesi, sumber daya alam memiliki manfaat tersendiri. Contohnya, Anda dapat memanfaatkan sumber daya alam yang tersisa dengan sebaik mungkin dan mengoptimalkan penggunaannya. Semakin optimal Anda menggunakannya, maka akan meminimalkan potensi pemborosan sumber daya alam sehingga mampu mencegah terjadinya kelangkaan sumber daya alam, mengingat apabila sudah habis maka tidak bisa Anda perbarui kembali.
Cara Menghitung Deplesi
Sebelum menghitung deplesi, ada beberapa aspek yang harus Anda perhatikan seperti taksiran hasil ekonomi SDA yang bisa Anda eksploitasi dan taksiran terhadap nilai sisa apabila sumber daya alam sudah Anda gunakan. Selain kedua hal tersebut, Anda juga harus memperhatikan harga perolehan aktiva tetap dan perolehan sumber daya alam.
Berikut ini studi kasus cara menghitung deplesi per ton:
Perkiraan suatu lahan tambang dengan taksiran harga Rp 100.000.000,00 memiliki kandungan minyak bumi sebanyak 100.000 ton. Setelah Anda eksploitasi pada tahun pertama, nilai taksirannya hanya mencapai Rp 20.000.000.
Perhitungan deplesi dapat Anda hitung dengan cara berikut:
Deplesi= (Rp 100.000.000 – Rp 20.000.000) / 100.000 = Rp 800/ton
Maka, nilai deplesinya adalah Rp 800 per ton. Apabila tahun berikutnya lahan tersebut bisa menghasilkan 20.000 ton, maka deplesi pada tahun tersebut adalah
Rp 800 x Rp 20.000 = Rp 16.000.000
Perhitungan penyusutan ini akan muncul di neraca sisi aset dengan mengurangi nilai aktiva. Perusahaan akan membagikan dividen berdasarkan jumlah laba bersih yang ditambahkan dengan nilai deplesi. Dengan demikian, Anda dapat mencegah kerugian akibat sumber daya alam yang telah habis Anda gunakan.
Masalah yang Biasa Terjadi Saat Menghitung Deplesi
Ada beberapa masalah yang sering kali muncul saat menghitung deplesi, berikut ini penjelasannya:
Mengestimasi cadangan yang dapat Anda pulihkan
Seperti yang kita ketahui, metode deplesi menghitung penyusutan aktiva terhadap sumber daya alam yang tidak bisa Anda perbarui. Untuk mengestimasi cadangan yang dapat Anda pulihkan, Anda harus merevisi tingkat deplesi dengan cara membagi nilai yang tersisa dengan estimasi baru terhadap cadangan yang dapat Anda pulihkan.
Nilai penemuan
Nilai penemuan adalah istilah yang berkaitan dengan sumber daya alam. Apabila terjadi perubahan standar akuntansi agar dapat mengatasi nilai penemuan, maka akun aktiva dan akun apresiasi yang belum terealisasi akan dikredit secara rapi. Akun apresiasi yang belum direalisasi adalah bagian dari ekuitas pemegang saham. Perusahaan terkait akan melakukan transfer pendapatan sebagai sumber daya yang akan perusahaan jual.
Aspek pajak dari sumber daya alam
Pemerintah menetapkan peraturan pajak mengenai pengurangan dari nilai depresi pada pendapatan sumber daya alam sekitar 5 hingga 22 persen dari pendapatan yang akan perusahaan terima. Oleh karena itu, untuk sumber daya alam tertentu pun jumlah deplesinya akan melebihi dari biaya yang telah menjadi ketetapan dan tercatat menjadi nol. Apabila perusahaan masih memiliki pendapatan kotor, pengurangan deplesi akan tetap menjadi perhitungan.
Dividen likuidasi
Apabila perusahaan tidak membeli properti tambahan, maka perusahaan harus memberikan dividen likuidasi berupa investasi modal dana ke para pemegang saham dari jumlah akumulasi laba bersih. Permasalahan yang kerap kali muncul adalah sulitnya membedakan dividen pengembalian modal atau bukan. Dividen likuidasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan harus dapat didebit pada bagian agio saham, bukan pada laba ditahan.
Baca juga: Akumulasi Penyusutan, Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Perusahaan
Hubungan Antara Deplesi dan Dividen
Apabila sumber daya alam telah habis Anda eksploitasi dan tidak tersisa lagi, maka perusahaan tersebut akan menghentikan usahanya. Mereka akan membagikan dividen yang berasal dari total penambahan antara laba bersih perusahaan dengan deplesi. Keadaan yang sedemikian rupa mengharuskan mereka untuk memberi tahu para investor bahwa dividen yang telah mereka berikan adalah bentuk pengembalian nilai modal. Dividen ini biasa kita kenal dengan dividen likuidasi, yaitu dividen yang berupa sebagian laba dan pengembalian modal kepada pemegang saham.
Kesimpulan
Dengan mengetahui cara perhitungan deplesi, Anda dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya alam dan mencegah kerugian akibat SDA yang telah habis. Namun, mengingat banyaknya perhitungan keuangan yang harus akuntan Anda lakukan, terlebih jika perusahaan Anda adalah perusahaan besar, maka akan besar risiko terjadinya human error. Untuk mencegah hal tersebut, Anda harus mempertimbangkan untuk beralih menggunakan Sistem Akuntansi yang mumpuni dan tepat untuk perusahaan Anda sehingga semua pencatatan dapat Anda lakukan secara otomatis dan kegiatan operasional perusahaan pun menjadi lebih efisien. Apabila Anda tertarik untuk mencobanya, Anda dapat segera menjadwalkan demo gratis dengan kami untuk konsultasi lebih lanjut mengenai sistem akuntansi atau sistem ERP lainnya.