Bisakah Anda membayangkan kemampuan untuk memprediksi kebutuhan pasar dengan akurasi tinggi?
Dalam dunia bisnis, khususnya di sektor manufaktur, menghadapi tantangan dalam mengelola supply merupakan hal yang kerap terjadi. Jika persediaan tidak dikelola dengan baik, hal ini tentu akan mengganggu rantai pasokan yang ada.
Namun, apakah Anda pernah merasa kebingungan dalam menentukan jumlah produksi yang tepat? Atau, seringkali terjebak dalam situasi kelebihan atau kekurangan stok karena perkiraan permintaan pasar yang tidak akurat?
Dalam situasi ini lah demand forecasting penting untuk dilakukan. Namun, apa itu yang dimaksud demand forecasting? Mengapa hal ini perlu dilakukan?
Melalui artikel inilah akan dibahas terkait pentingnya mempertimbangkan ‘demand forecasting’ dalam bisnis manufaktur Anda.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Key Takeaways
|
Pengertian Demand Forecasting dan Keterkaitannya dengan Produksi
Demand forecasting adalah proses perkiraan atau prediksi permintaan suatu produk atau layanan di masa depan berdasarkan data historis, tren pasar, dan faktor-faktor lainnya.
Hal ini merupakan elemen penting dalam perencanaan bisnis yang membantu perusahaan mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengoptimalkan produksi secara efisien.
Keterkaitannya dengan produksi terletak pada fakta bahwa hasil dari perkiraan permintaan memberikan panduan kepada pihak produksi untuk menentukan jumlah yang optimal dari barang atau layanan yang harus diproduksi, menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
Dengan demikian, demand forecasting bisa membantu menyelaraskan produksi dengan permintaan pasar yang diantisipasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengoptimalkan rantai pasok secara keseluruhan.
Mengapa Demand Forecasting Penting untuk Retail, Trading, dan Manufaktur?
Lalu apakah fungsi forecasting? Demand forecasting memiliki peran krusial dalam sektor retail, trading, dan manufaktur karena membantu perusahaan membuat keputusan yang cerdas dan efisien.
Dalam industri retail, pemahaman yang baik tentang permintaan masa depan memungkinkan penataan stok yang tepat di toko, menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan yang dapat merugikan.
Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk yang dibutuhkan, tetapi juga membantu mencegah kerugian karena overstock atau kehilangan peluang penjualan karena kekurangan stok.
Dalam sektor trading, perkiraan permintaan memungkinkan perusahaan untuk merencanakan pembelian dan persediaan dengan lebih efisien.
Dengan pemahaman yang baik tentang tren pasar dan pola permintaan, perusahaan dapat mengoptimalkan portofolio produk mereka dan mengurangi risiko kelebihan stok atau kekurangan pasokan.
Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan strategi harga dan promosi mereka sesuai dengan ekspektasi pasar, meningkatkan daya saing dan profitabilitas.
Sementara itu, dalam industri manufaktur, perkiraan permintaan menjadi landasan perencanaan produksi. Dengan memproyeksikan permintaan di masa depan, perusahaan dapat menyesuaikan tingkat produksi, menyusun jadwal produksi, dan mengelola rantai pasok secara lebih efisien.
Hal ini membantu mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan ketersediaan produk yang memadai untuk memenuhi permintaan pasar.
Manfaat Penggunaan Demand Forecasting bagi Perusahaan
Demand forecasting memegang peranan penting dalam menjaga tingkat efektivitas produksi perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat dari penggunaan perkiraan permintaan bagi perusahaan:
1. Menjadi landasan bagi perusahaan
Demand forecasting dapat menjadi landasan perusahaan dalam melakukan perencanaan produksi. Hal ini dapat membuat perusahaan dapat terhindar dari produktivitas yang tidak efisien.
2. Memudahkan manajemen untuk melakukan pemantauan
Perusahaan yang menerapkan demand forecasting akan lebih mudah melakukan pemantauan. Hal ini didasarkan pada perkiraan yang sudah dilakukan, sehingga pihak manajemen sudah mengetahui aspek mana yang perlu dilakukan pemantauan.
3. Meningkatkan efisiensi dalam pembelian barang
Dengan perkiraan yang sudah dilakukan, perusahaan menjadi memiliki informasi yang pasti mengenai barang yang harus dibeli. Hal ini menghindarkan perusahaan dari pembelian yang tidak seharusnya dilakukan.
Jenis-jenis Demand Forecasting
Pada dasarnya, demand forecasting terbagi menjadi 6 jenis. Berikut adalah jenis-jenis demand forecasting yang perlu Anda pahami:
1. Demand forecasting jangka pendek
Sesuai dengan namanya, jenis jangka pendek hanya diperuntukkan selama jangka 3 sampai 6 bulan ke depan. Jenis perkiraan permintaan jangka pendek sangat cocok untuk merespons perubahan pasar yang cepat.
2. Demand forecasting jangka panjang
Berbeda dengan jangka pendek, perkiraan permintaan jangka panjang diperuntukkan selama jangka 1 sampai 5 tahun ke depan dan efektif untuk dijadikan landasan perusahaan dengan target pasar yang lebih besar.
3. Demand forecasting pasif
Perkiraan permintaan pasif cocok untuk perusahaan yang ingin memperkirakan pasar tanpa mempelajari tren ekonomi yang sedang terjadi. Lebih lanjutnya, jenis ini cocok untuk perusahaan yang mengedepankan stabilitas di atas pertumbuhan.
4. Demand forecasting aktif
Berbanding dengan perkiraan permintaan pasif, jenis perkiraan permintaan aktif menggunakan analisis mengenai tren ekonomi yang sedang terjadi sebagai data penguat. Selain itu, jenis ini cocok untuk perusahaan yang ingin bertumbuh.
5. Demand forecasting internal
Perkiraan permintaan internal berfokus pada kebiasaan beli yang dilakukan oleh konsumen dan perusahaan. Perkiraan ini dilakukan dengan menggunakan data terkait konsumen dan perusahaan.
6. Demand forecasting eksternal
Perkiraan permintaan eksternal dilakukan dengan melihat bagaimana tren ekonomi yang lebih luas dan pengaruhnya terhadap tujuan dari perusahaan. Penggunaan perkiraan permintaan eksternal sangat berguna untuk memantau rantai pasokan perusahaan.
Cara Melakukan Demand Forecasting
Dalam pelaksanaannya, demand forecasting tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan:
1. Melakukan riset pasar
Dalam melakukan perkiraan permintaan, cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan riset terhadap pasar. Hal ini bisa dilakukan dengan menyebarkan survei terhadap pelanggan. Dari hal itu, perusahaan bisa mendapat data yang bisa dipelajari.
2. Memproyeksikan tren
Memproyeksikan tren dapat dilakukan dengan menggunakan data penjualan perusahaan. Dari data tersebut, perusahaan bisa mengetahui barang seperti apa yang sedang ramai digunakan, sehingga perusahaan dapat memproyeksikan tren yang terjadi di masa depan.
3. Memanfaatkan tim penjualan
Tim penjualan berhubungan langsung dengan pelanggan, termasuk berkomunikasi. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan feedback dari pelanggan terkait preferensi mereka dalam berbelanja.
Hal tersebut yang dapat menjadi data untuk perusahaan melakukan perkiraan permintaan.
4. Metode delphi
Metode delphi adalah cara yang dilakukan dengan mendapatkan bantuan dari pakar ahli. Cara metode ini dapat berjalan adalah dengan cara membagikan kuesioner ke beberapa pakar ahli terkait perkiraan permintaan.
Setelah jawaban terkumpul, perusahaan dapat mendiskusikan dengan tim internal. Setelah itu, proses dilakukan secara berulang sampai tim internal dapat menyimpulkan jawaban dari hasil kuesioner.
Metode ini memungkinkan Anda mendapatkan pengetahuan dari pakar ahli, sehingga perkiraan permintaan akan menjadi lebih tepat dan akurat.
5. Ekonometrika
Metode ini memanfaatkan perhitungan matematika yang ditelusuri secara kuantitatif. Dengan menggunakan data penjualan dan data fenomena dari luar, Anda dapat menyimpulkan perkiraan permintaan yang akurat.
Permasalahan yang Kerap Muncul saat Mengelola Supply
Di sektor manufaktur, salah satu tantangan terbesar adalah Perencanaan Produksi yang sering kali tidak sesuai dengan kondisi pasar. Ketidakakuratan dalam peramalan dapat menyulitkan perencanaan produksi.
Hal ini dapat mengakibatkan ketidakmampuan perusahaan untuk mengatur produksi secara efisien, mengoptimalkan penggunaan mesin dan tenaga kerja, serta mengatur rantai pasok dengan baik.
Selain itu, ketika mengelola persediaan dan inventaris, terdapat beberapa hambatan lainnya. Berikut merupakan beberapa masalah yang sering muncul antara lain:
1. Prediksi Permintaan yang Tidak Akurat
Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam mengelola rantai pasokan (supply chain) adalah ketidakakuratan prediksi permintaan. Kesulitan dalam memprediksi permintaan pasar dapat menyebabkan produksi berlebih atau kekurangan stok.
Prediksi permintaan yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kelebihan stok atau kekurangan stok.
Kelebihan persediaan ini kemudian akan membuat banyaknya barang yang menumpuk dalam gudang, yang mana hal ini akan mengurangi kualitas dari stok tersebut.
Dengan stok yang rusak ini kemudian dapat membuat perusahaan mengalami kerugian secara finansial.
Faktor-faktor seperti perubahan tren pasar, fluktuasi ekonomi, atau bahkan kejadian tak terduga seperti bencana alam dapat membuat prediksi menjadi sulit.
Oleh karena itu, organisasi perlu mengadopsi metode dan teknologi yang lebih canggih untuk meningkatkan akurasi prediksi permintaan dan mengoptimalkan manajemen persediaan mereka.
Untuk mengatasi permasalahan ini, dapat dilakukan beberapa solusi seperti:
- Menggunakan sistem otomatis untuk mengumpulkan dan menganalisis data , membantu mengidentifikasi pola, dan memperbarui prediksi secara real-time.
- Melakukan pemantauan terhadap perubahan kondisi pasar atau faktor lain yang dapat memengaruhi permintaan dalam pasar
- Menerapkan sensor dan teknologi IoT pada produk dan proses produksi untuk mendapatkan data persediaan dan permintaan konsumen secara real-time, yang dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi prediksi permintaan.
2. Ketidakefisienan dalam Pengelolaan Inventori
Ketidakefisienan ini dapat timbul akibat kurangnya visibilitas terhadap permintaan pelanggan, ketidakmampuan dalam memprediksi perubahan tren pasar, atau kesalahan dalam perencanaan produksi.
Akibatnya, perusahaan dapat menghadapi tantangan seperti kelebihan stok yang mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi, atau sebaliknya, kekurangan stok yang dapat menyebabkan kehilangan penjualan dan kecepatan layanan yang rendah.
Ketidakefisienan dalam pengelolaan inventori dapat merugikan perusahaan secara finansial dan dapat mempengaruhi reputasi perusahaan di mata pelanggan.
Oleh karena itu, pengoptimalan sistem pengelolaan inventori melalui teknologi canggih dan strategi yang tepat menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan ini.
Manajemen inventori yang tidak efektif bisa mengakibatkan kelebihan atau kekurangan bahan baku. Sistem manufaktur yang terintegrasi dengan manajemen inventori memungkinkan pelacakan stok secara real-time, memastikan ketersediaan bahan baku yang tepat untuk produksi.
Untuk mengoptimalkan inventaris yang ada, dapat dilakukan langkah seperti:
- Menggunakan sistem informasi terintegrasi yang dapat mengotomatiskan proses manajemen inventori.
- Lakukan analisis permintaan pelanggan secara periodik untuk memproyeksikan kebutuhan stok dengan lebih akurat. Selain itu, pertimbangkan penyusunan penyimpanan inventori yang efisien untuk mengoptimalkan ruang dan memudahkan pengambilan barang.
3. Kesalahan dalam Pencatatan Data
Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam mengelola rantai pasok adalah kesalahan dalam pencatatan data. Hal ini terjadi karena seringkali pencatatan data masih dilakukan secara manual, sehingga memiliki risiko kesalahan yang tinggi.
Kesalahan ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti kesalahan input manusia, kurangnya standar pencatatan yang jelas, atau masalah perangkat lunak.
Pencatatan data yang tidak akurat dapat mengakibatkan kesalahan dalam perencanaan persediaan, pengelolaan persediaan yang tidak efisien, dan kesalahan pengambilan keputusan.
Hal ini dapat berdampak negatif pada ketersediaan produk, waktu pengiriman, dan biaya operasional, sehingga memerlukan upaya maksimal dalam pengawasan dan kontrol untuk meminimalkan risiko kesalahan pencatatan data dalam manajemen rantai pasok.
Agar pencatatan data dapat dilakukan dengan benar, dapat dilakukan langkah seperti:
- Implementasikan sistem pencatatan data otomatis untuk mengurangi ketergantungan pada input manual yang rentan terhadap kesalahan.
- Lakukan audit rutin terhadap data untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan dengan cepat sebelum dapat berdampak signifikan pada rantai pasokan.
- Terapkan validasi otomatis pada formulir dan input data untuk meminimalkan kesalahan manusia.
4. Keterlambatan dan Ketidakpastian Pasokan
Keterlambatan masuknya persediaan yang ada dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti masalah produksi, transportasi, atau bahkan cuaca yang tidak terduga.
Sementara itu, ketidakpastian pasokan muncul karena faktor-faktor yang sulit diprediksi, seperti fluktuasi permintaan pasar, perubahan regulasi, atau gangguan dalam rantai pasokan global.
Kedua masalah ini dapat berdampak negatif pada ketersediaan produk, efisiensi operasional, dan kepuasan pelanggan, sehingga perusahaan perlu mengimplementasikan strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan ini, seperti diversifikasi pemasok, peningkatan visibilitas rantai pasokan, dan manajemen risiko yang lebih baik.
Rantai pasokan dapat dioptimalkan dengan beberapa langkah ini:
- Mengurangi risiko keterlambatan pasokan dengan berkolaborasi dengan beberapa pemasok yang dapat mengurangi dampak ketidakpastian yang mungkin timbul dari satu sumber pasokan
- Menerapkan teknologi canggih dan analitika data untuk memonitor dan memprediksi perubahan dalam pasokan. Penggunaan teknologi seperti IoT (Internet of Things) dan sistem manajemen rantai pasokan (SCM) dapat membantu mendeteksi permasalahan sejak dini.
- Melakukan evaluasi dan pemilihan pemasok secara cermat dengan mempertimbangkan kinerja masa lalu, kapasitas produksi, dan fleksibilitas untuk mengurangi risiko keterlambatan dan ketidakpastian.
5. Kesalahan dalam Perencanaan Produksi
Dalam membuat perencanaan produksi, jika dilakukan secara manual tentu dapat terjadi human error.
Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan dalam memproyeksikan permintaan pelanggan dengan akurat, kurangnya koordinasi antara departemen yang terlibat dalam perencanaan, atau kendala dalam mengelola stok dan lead time.
Kesalahan perencanaan produksi dapat mengakibatkan overstock atau understock, mengganggu ketersediaan produk, dan menyebabkan ketidakpuasan pelanggan.
Oleh karena itu, manajemen perencanaan produksi yang efisien dan berbasis data menjadi krusial untuk mengatasi tantangan ini dalam mengoptimalkan rantai pasokan.
Perencanaan produksi dapat Anda optimalkan dengan beberapa langkah berikut yaitu:
- Menggunakan analisis data yang lebih canggih dan prediktif untuk memahami pola permintaan pelanggan, tren pasar, dan variabilitas yang mungkin terjadi.
- Mengimplementasikan strategi manajemen stok yang tepat, seperti Just-In-Time (JIT) atau reordering points, untuk meminimalkan risiko overstock atau understock.
- Melakukan pemantauan dan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan rencana produksi, dan secara proaktif menanggapi perubahan kondisi pasar atau variabilitas yang tidak terduga.
Faktor yang Mempengaruhi Demand Forecasting
Demand forecasting dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu Anda pahami:
1. Tren konsumen
Tren konsumen memegang faktor penting terhadap perkiraan permintaan. Fenomena yang sedang terjadi, akan sangat berpengaruh pada produk yang akan banyak dipesan.
2. Kondisi ekonomi yang terjadi
Kondisi ekonomi seperti nilai mata uang dan jumlah pengangguran berpengaruh terhadap preferensi produk yang akan dipilih masyarakat luas.
3. Harga yang berlaku di pasar
Harga yang berlaku di pasar akan mempengaruhi preferensi masyarakat dalam membeli produk. Hal ini dapat dijadikan landasan perusahaan dalam memperkirakan permintaan pasar.
4. Ketersediaan stok
Stok yang tersedia di gudang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memproduksi produk dan menjualnya ke pelanggan.
Implementasi Sistem Manufaktur yang Bisa Membantu Mengoptimalkan Supply
Untuk membantu mengelola persediaan yang ada, perusahaan dapat memanfaatkan bantuan teknologi. Salah satu sistem yang dapat membantu proses ini yaitu sistem manufaktur.
Berikut merupakan beberapa fitur yang bisa membantu perusahaan dalam mengoptimalkan forecast dan supply yang ada:
1. Manufacturing planning
Perencanaan merupakan tahapan awal ketika akan dilakukan proses produksi. Dengan memiliki perencanaan yang baik, tentu persediaan hingga rantai pasokan yang ada akan optimal.
Fitur ini memungkinkan perusahaan untuk menyusun jadwal produksi yang terukur dengan mempertimbangkan kapasitas mesin, ketersediaan bahan baku, dan waktu produksi yang diperlukan.
Dengan menggunakan data historis dan perkiraan permintaan, manufacturing planning dapat meminimalkan risiko kesalahan perencanaan, menghindari overproduction atau kekurangan stok, serta meningkatkan ketersediaan produk.
Sistem ini juga memfasilitasi pengawasan dan pemantauan real-time terhadap proses produksi, memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan kondisi pasar atau permintaan pelanggan.
Dengan demikian, manufacturing planning menjadi alat strategis dalam meningkatkan efisiensi operasional dan ketangguhan rantai pasokan suatu perusahaan.
2. Made to order completion forecast
Untuk membantu perusahaan dalam melihat permintaan dari konsumen, dapat digunakan fitur Made-to-Order Completion Forecast untuk memproyeksikan secara akurat waktu penyelesaian produk yang dibuat sesuai pesanan.
Untuk memprediksi permintaan pelanggan yang ada, fitur ini akan menggunakan data historis dan informasi real-time, sehingga persiapan persediaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi pesanan.
Dengan memahami dengan lebih baik kebutuhan produksi yang akan datang, perusahaan dapat mengurangi risiko stok berlebihan, meminimalkan pemborosan, dan meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan.
Penggunaan fitur secara optimal akan membantu perusahaan lebih responsif terhadap permintaan pelanggan yang berubah-ubah, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan secara keseluruhan meningkatkan kinerja rantai pasokan.
3. Multi level BoM
Persediaan dapat dikelola perusahaan dengan baik dan tidak ada kekurangan maupun kelebihan. Untuk itu, fitur Multi-level Bill of Materials (BoM) dapat membantu mengoptimalkan rantai pasokan dengan menyajikan struktur produk secara hierarkis.
Dalam sistem ini, BoM tidak hanya mencakup daftar bahan langsung untuk satu produk, tetapi juga memperhitungkan semua subkomponen dan bahan baku yang diperlukan dalam berbagai tingkatan produksi.
Dengan adanya Multi-level BoM, perusahaan dapat dengan mudah melacak dan mengelola persediaan, melakukan perencanaan produksi yang lebih akurat, serta mengidentifikasi potensi risiko atau bottleneck dalam rantai pasokan.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya, dan memastikan ketersediaan bahan yang tepat pada waktu yang dibutuhkan.
4. Production order & work order tracking
Perusahaan dapat mengawasi, memantau, dan melacak setiap langkah dari proses produksi secara real-time.
Dengan adanya informasi yang terkini mengenai status produksi, jumlah bahan baku yang digunakan, dan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahapan, manajer produksi dapat membuat keputusan yang lebih tepat waktu.
Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga memungkinkan identifikasi cepat terhadap potensi masalah atau keterlambatan sehingga dapat diatasi segera.
Production order & work order tracking akan membantu menciptakan visibilitas yang lebih baik dalam manajemen produksi, memastikan ketersediaan produk sesuai permintaan, dan meningkatkan keseluruhan kinerja rantai pasokan perusahaan.
5. Laporan Lengkap Terkait Produksi
Fitur ini dapat membantu mengoptimalkan rantai pasokan dengan membuat laporan mendalam mengenai waktu dan bahan baku yang dihabiskan selama proses produksi, dan barang jadi yang telah diproduksi.
Dengan fitur ini, perusahaan dapat dengan mudah melacak dan menganalisis semua aspek produksi secara terinci.
Informasi yang diperoleh dari laporan ini membantu manajemen dalam membuat keputusan yang lebih cerdas terkait efisiensi operasional, identifikasi potensi penghematan biaya, dan menanggapi perubahan permintaan pasar dengan lebih cepat.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang seluruh proses produksi, perusahaan dapat meningkatkan kinerja operasionalnya, mengurangi pemborosan, dan secara keseluruhan meningkatkan daya saingnya dalam pasar.
Kasus Studi dan Contoh Nyata dalam Industri
Sebagai contoh, perusahaan teknologi Apple telah berhasil menerapkan demand forecasting dengan sangat efektif.
Melalui analisis data penjualan historis, tren konsumen, dan faktor pasar global, Apple dapat memprediksi permintaan produk-produk baru mereka.
Misalnya, sebelum peluncuran produk terbaru seperti iPhone atau iPad, perusahaan akan melakukan perkiraan permintaan dengan cermat.
Proses ini akan melibatkan analisis data penjualan masa lalu, peluncuran produk pesaing, dan tren teknologi untuk memprediksi permintaan akan model baru.
Hasil dari analisis ini membantu perusahaan dalam menentukan jumlah produksi yang optimal serta merencanakan strategi manajemen inventori dan kampanye pemasaran.
Dengan demikian, Apple dapat menghindari kekurangan stok yang dapat merugikan pelanggan dan mengoptimalkan rantai pasokan mereka.
Selain itu, Apple juga menggunakan data penjualan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan merespons dengan cepat terhadap perubahan permintaan.
Keberhasilan implementasi perkiraan permintaan telah memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan operasional dan kesuksesan bisnis Apple dalam pasar global.
Kesimpulan
Demand forecasting adalah elemen penting dalam strategi bisnis manufaktur modern. Dengan mengimplementasikan sistem yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka selangkah lebih maju dalam memenuhi kebutuhan pasar dengan efisien.
Bagi pebisnis yang membutuhkan sistem tepat untuk mengelola supply yang ada, dapat digunakan sistem manufaktur milik HashMicro. Sistem ini menawarkan fitur kritis seperti manufacturing planning, pemantauan real-time, manajemen stok yang akurat, hingga perkiraan permintaan yang tepat.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait fitur dan sistem ini, segera dapatkan demo gratisnya sekarang!
Pertanyaan Seputar Demand Forecasting
-
-
Kenapa perusahaan harus melakukan demand forecasting?
Perusahaan harus melakukan perkiraan permintaan agar dapat memiliki instrumen pembantu untuk memprediksi penjualan di masa depan.
-
Apa risiko yang diterima perusahaan jika tidak melakukan demand forecasting?
Perusahaan akan kesulitan untuk dapat berkembang dan mempertahankan stabilitas penjualan jika terjadi perubahan pada pasar.
-
Apa perbedaan forecasting dengan planning?
Forecasting berfokus pada melakukan perkiraan terhadap penjualan di masa depan. Planning berfokus pada perencanaan terkait produksi yang akan dilakukan perusahaan.
-