Dalam dunia ekonomi khususnya dalam bidang akuntansi, pasti Anda sering mendengar kata depresiasi. Dalam akuntansi sendiri, depresiasi adalah suatu hal yang berguna untuk penghitungan nilai aset lainnya terutama pada nilai aset tetap. Depresiasi merupakan kegiatan akuntan dalam menghitung biaya penyusutan dalam aset tetap.
Perusahaan dapat menyederhanakan pengelolaan keuangan dengan bantuan Software Akuntansi. Simak penjelasan lebih lanjut mengapa depresiasi bisa berpengaruh bagi suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dengan membaca artikel berikut!
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Pengertian Depresiasi Adalah
Sebelum membahas lebih lanjut tentang pentingnya depresiasi bagi perusahaan, mari kita mengetahui definisinya terlebih dahulu. Depresiasi adalah suatu metode penyusutan dalam akuntansi yang dapat mempengaruhi nilai dari suatu aset perusahaan terutama pada aset tetap. Semakin banyaknya penurunan nilai aset tetap atau fixed cost, maka harga jual aset juga menurun.
Definisi aset tetap sendiri ialah aktiva tetap yang mengacu pada aset jangka panjang yang berguna bagi perusahaan untuk menjalankan operasional bisnisnya. Gedung bangunan, pabrik, alat-alat mesin produksi, alat transportasi seperti mobil dan motor merupakan contoh dari aset tetap. Pengecualian untuk tanah, nilai dari aset tanah tidak bisa dihitung sebagai sebuah penyusutan karena nilainya semakin meningkat seiringnya dengan berjalannya waktu.
Depresiasi atau penyusutan dapat mempengaruhi nilai aset tetap karena dapat mengurangi nilai dalam neraca. Hal tersebut karena penyusutan mempengaruhi laba bersih sebagai beban biaya dan pengeluaran dalam laporan keuangan. Perhitungan penyusutan tersebut hanya berlaku kepada aset tetap yang berwujud. Aset tetap yang tidak berwujud seperti lisensi, merek dagang, franchise, hak cipta, dan lain-lain tidak termasuk ke dalam aset tetap yang diperhitungkan dalam depresiasi.
Mengapa menghitung nilai depresiasi sangat penting bagi perusahaan?
Hal ini berkaitan dengan berbagai macam aspek, jika kita tidak menghitung nilai penyusutan maka bisa saja perusahaan mengalami dampak kerugiaan. Kerugian yang bisa terjadi seperti pajak yang tidak sesuai bahkan jauh lebih besar karena pencatatan laba tidak berkurang dengan tidak adanya perhitungan biaya penyusutan.
Baca Juga : HPP adalah Faktor Penentu Keuntungan Bisnis yang Anda Jalankan
Tiga Faktor Depresiasi
Beberapa hal dapat mempengaruhi suatu proses depresiasi atau penyusutan nilai aset tetap dalam perusahaan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mengurangi nilai dari suatu aset:
Acquisition cost atau faktor biaya perolehan
Dana perolehan merupakan biaya dasar perhitungan besarnya depresiasi yang dialokasikan per periode akuntansi tertentu. Biaya ini adalah faktor utama dalam menentukan seberapa banyak penyusutan dari aset tetap. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya perolehan adalah seperti harga pembelian aset, biaya pengiriman atau transportasi, biaya masuk dan pemasangan.
Estimate economical life time of asset atau perkiraan umur ekonomis
Setelah mengetahui tentang perhitungan biaya perolehan, maka ada hal lain yang perlu diperhatikan yaitu estimasi umur ekonomis aktiva tetap. Faktor umur ekonomis dari sebuah aset merupakan faktor kedua yang mempengaruhi sebuah penyusutan. Faktor ini dapat diukur dengan perkiraan berapa lama sebuah aset berwujud bisa berguna untuk operasional produksi. Misalnya dalam jangka waktu berapa lama seperti bulan hingga tahun akan mengalami penurunan kualitas produksi.
Penyusutan atau depresiasi yang lebih kecil akan memiliki masa yang lebih lama. Sedangkan jika penyusutan lebih besar akan diberikan ke aset yang umur ekonomisnya pendek. Pentingnya untuk mengetahui estimasi umur lebih awal, agar Anda juga bisa menentukan depresiasi atau penyusutannya dari aset tetap.
Estimated residual value of asset atau perkiraan nilai residu
Faktor penentu terakhir adalah perkiraan nilai residu aset. Nilai yang dapat direalisasikan ketika suatu aset dijual atau tidak digunakan kembali disebut nilai residu. Selain itu, nilai residu juga merupakan nilai sisa hasil dari sebuah aset yang dihasilkan dari penjualan, penyewaan atau diputarkan sesuai cara pemeliharaan kebijakan bisnis. Akan tetapi jika suatu aset tetap tidak terpakai lagi karena tidak dapat memberi manfaat lagi, maka aset tersebut sudah tidak memiliki nilai residu yang tinggi.
Baca Juga: Software Akuntansi untuk Kelola Pembayaran Digital pada Bisnis Anda!
Cara Menghitung Depresiasi Adalah
Dalam istilah akuntansi, depresiasi tercatat sebagai pengurangan biaya dari aset tetap secara sistematis hingga nilai aset tidak memiliki nilai ekonomi. Berikut ini adalah metode-metode untuk menghitung depresiasi atau biaya penyusutan sebagai penunjang bisnis:
Metode garis lurus (straight-line method)
Dalam akuntansi, akuntan paling sering menggunakan metode ini untuk menghitung beban penyusutan. Metode garis lurus ini menggunakan waktu bukan dari fungsi penggunaannya. Contohnya adalah semakin lama suatu aset digunakan, nilai sebuah aset tersebut akan berkurang, meskipun memberikan fungsi yang signifikan untuk perusahaan. Berikut adalah rumusnya,
Rumus Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan Alat – Nilai Residu) : (Masa Manfaat Aset)
Contoh soal :
Perkiraan biaya perolehan dari suatu aset sebesar Rp 300 juta, sedangkan estimasi nilai residunya sebesar Rp 60 juta. Estimasi fungsi dari aset tersebut adalah selama 5 tahun. Maka berapa depresiasi atau biaya penyusutannya?
Jawaban : (Rp 300 juta – Rp 60 juta) : 5 = 48 juta
Namun, banyak yang beranggap bahwa metode ini kurang valid dan tidak realistis karena menggunakan laporan aset yang sama per tahun dalam setiap periodenya.
Metode beban menurun (decreasing charge method)
Kemudian cara berikutnya untuk menghitung depresiasi dapat menggunakan metode beban menurut. Metode merupakan percepatan penghitungan depresiasi yang memfokuskan pada pemberian beban penyusutan yang lebih besar di awal tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, maka biaya depresiasi akan semakin menyusut juga.
Untuk menghitung depresiasi harus merujuk pada total angka tahunan dan juga pada penurunan saldo. Biasanya, metode beban menurun memunculkan beban penyusutan yang besar pada periode awal.
Metode ini terdapat dua jenis bagian perhitungan, yaitu metode saldo menurun dan metode tahun menurun. Berikut ini merupakan rumus perhitungannya, simak penjelasan singkatnya,
-
Saldo menurun
Rumus perhitungan jenis memerlukan nilai penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku akhir tahun.
Penyusutan = Nilai Buku Awal x Tarif Pecahan
Akumulasi Penyusutan = Akumulasi Penyusutan Periode Sebelumnya + Penyusutan Periode Sekarang
Nilai Buku Akhir Tahun = Biaya Perolehan – Akumulasi Penyusutan
-
Tahun Menurun
Perhitungan tahun menurun biasanya menggunakan pecahan atau pembilang angka tahun seperti pada hitungan umur ekonomis 5 tahun. Contohnya adalah (5+4+3+2+1=15) tiap jumlah tahun akan menjadi penyebut yang menurun dari tahun ke tahun secara konstan.
Sebagai pembilang menurun angka dari tahun ke tahun dan konstan, maka pecahan depresiasinya adalah 5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1/15. Berikut contoh rumusnya:
Beban penyusutan = Harga Perolehan x Pecahan Penyusutan
Nilai Buku Akhir Tahun = Harga Perolehan – Akumulasi Penyusutan (AP)
Akumulasi Penyusutan = AP Periode Sebelumnya + Beban Penyusutan Tahun Sekarang
Metode aktivitas
Berbeda dari metode pertama yaitu garis lurus, aktivitas dari cara ini mengukur depresiasi sebagai fungsi dari produktivitas. Melihat penyusutan tak hanya dari penyusutan nilai aktiva, tetapi juga pada produktivitas yang dapat dihasilkan.
Namun, cara ini memiliki keterbatasan yaitu tidak tepat pada situasi depresiasi yang berdasarkan waktu dan bukan aktivitas. Berikut rumus dari metode aktivitas:
Beban Penyusutan = [( Biaya Perolehan – Nilai residu) x Perkiraan Masa Manfaat]: Usia Produktif
Metode depresiasi khusus
Metode terakhir ini berguna untuk mengetahui depresiasi dari manfaat sebuah aktiva tetap suatu perusahaan. Bagi perusahaan cara ini merupakan metode jalan terakhir selain dari cara-cara sebelumnya, karena ada beberapa aktiva yang memiliki karakteristik tertentu dan membutuhkan metode penerapan yang khusus.
Skema dalam metode ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu skema kelompok dan skema campuran.
- Kelompok : Perhitungan aset secara homogen dan memiliki fungsi yang sama
- Campuran : Perhitungan ini biasanya fleksibel tergantung dengan kemampuan dan kemauan akuntan itu sendiri.
Baca Juga: 6 Fitur Software Manajemen Keuangan Untuk Optimalkan Manajemen Keuangan Perusahaan
Kesimpulan
Bagi suatu perusahaan berskala besar, menghitung nilai depresiasi merupakan hal penting. Tak lain, karena nilai tersebut berkaitan erat dengan nilai aset perusahaan. Kesalahan dalam perhitungan depresiasi ini bisa saja memberi dampak negatif untuk perusahaan, salah satunya permasalahan dalam perpajakan yang tidak sesuai.Untuk menghitung perkiraan nilai total aset perusahaan dengan nilai depresiasi atau biaya penyusutan, pastinya Anda memerlukan sebuah Sistem Akuntansi Otomatis terbaik dari HashMicro untuk mengelola keuangan bisnis Anda secara efektif terutama bagi perusahaan yang sudah berskala besar.
Otomatiskan pengelolaan arus kas, pembuatan laporan keuangan, rekonsiliasi bank, jurnal penyesuaian, pembuatan faktur, dan lain-lainnya dengan Accounting Software terbaik kami. Segera jadwalkan skema perhitungan harga dan demo gratisnya sekarang! Permudah laporan keuangan!