Perubahan tren konsumen seringkali menjadi salah satu permasalahan krusial yang dihadapi oleh perusahaan retail.
Dalam bisnis ini, tren dan preferensi konsumen dapat berubah dengan cepat. Ketidakmampuan untuk mengikuti perubahan ini bisa mengakibatkan penurunan penjualan dan kehilangan pangsa pasar.
Dalam hal ini perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tren konsumen agar tetap relevan dan dapat bersaing di pasar yang era serba digital.
Cukup dapat dipahami kenapa saat ini industri retail berlomba-lomba untuk mendigitalisasi perusahaan mereka, karena mereka bisa kehilangan peluang bisnis pasar yang besar.
Hal ini sejalan dengan salah satu sumber penelitian yang menjelaskan jika konsumen lebih sering melakukan pencarian, membandingkan dan membeli produk, layanan melalui internet.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami kenapa digitalisasi sangat penting bagi perusahaan retail. Untuk mengetahui alasan lainnya, bacalah artikel ini hingga akhir untuk mendapatkan informasi yang lengkap.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Mengapa Perusahaan Retail Perlu Menerapkan Digitalisasi?
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mathilda Putri Russel Bahas menemukan bahwa digitalisasi memiliki efek positif pada praktik organisasi dan kinerja operasional perusahaan. Selain itu, penelitian lain juga menemukan bahwa digitalisasi dapat meningkatkan pendapatan penjualan dan efisiensi pada bisnis kecil dan menengah. Sederhananya, digitalisasi dapat memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan.
Contoh perusahaan yang melakukan transformasi digital adalah Amazon. Amazon awalnya hanya sebuah toko buku online, tetapi dengan cepat mengadopsi teknologi dan mengubah diri menjadi platform e-commerce terbesar di dunia. Mereka memanfaatkan teknologi seperti otomatisasi, pengiriman cepat, dan kecerdasan buatan untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang revolusioner
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengapa digitalisasi perlu dilakukan dan bagaimana digitalisasi membawa manfaat nyata pada pertumbuhan perusahaan:
- Pertama-tama, perlu diingat bahwa digitalisasi telah mengubah cara konsumen berinteraksi dengan merek dan perusahaan. Dulu, konsumen mungkin datang langsung ke toko fisik, tetapi sekarang mencari produk dan melakukan pembelian mereka secara online. Dalam konteks ini, perusahaan retail harus berinovasi dalam menyajikan pengalaman digital yang memikat untuk menarik perhatian konsumen.
- Selanjutnya, kita harus mencermati perubahan dalam perilaku konsumen yang hasilkan oleh era digital. Mereka ingin dapat berbelanja kapan saja, di mana saja, dan dengan metode pembayaran yang mereka pilih. Mereka juga mengharapkan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi mereka. Digitalisasi memungkinkan perusahaan retail untuk memenuhi ekspektasi ini dengan layanan online.
- Selain itu, digitalisasi perusahaan retail memberikan manfaat tambahan berupa pemahaman yang lebih mendalam tentang konsumen. Dengan data yang terkumpulkan dari interaksi digital, perusahaan retail dapat menganalisis perilaku pembeli, pola pembelian, dan preferensi mereka. Ini memungkinkan perusahaan untuk merancang strategi bisnis yang lebih tepat sasaran sesuai dengan target pasar.
Secara keseluruhan, adaptasi digital bukan sekadar keharusan untuk bertahan dalam pasar yang kompetitif; ini adalah kunci untuk mengembangkan bisnis dan meraih keunggulan kompetitif. Melalui digitalisasi, perusahaan retail dapat memahami lebih baik konsumennya, menyediakan pengalaman yang lebih baik, dan menjawab dengan tepat sasaran kebutuhan mereka.
Permasalahan pada Perusahaan Retail yang Tidak Menerapkan Digitalisasi
Perusahaan retail yang tidak menerapkan digitalisasi menghadapi beberapa permasalahan krusial yang dapat menghambat kemajuan mereka. Di bawah ini adalah beberapa permasalahan tersebut:
- Kehilangan daya saing: Perusahaan yang tidak mengadopsi digitalisasi bagi perusahaan retail mungkin kehilangan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. Contoh, sebuah toko pakaian lokal yang hanya menjual produknya di toko fisik mungkin kehilangan pelanggan yang lebih suka berbelanja online di platform e-commerce besar. Ini tentunya berdampak pada hilangnya pelanggan karena kalah bersaing dengan pesaing yang menawarkan layanan online, seperti platform e-commerce.
- Efisiensi operasional yang rendah: Tanpa digitalisasi, manajemen stok dan proses bisnis lainnya mungkin menjadi kurang efisien. Sebagai contoh, toko yang belum menggunakan perangkat lunak manajemen stok digital mungkin sering mengalami kekurangan atau kelebihan persediaan, yang dapat mempengaruhi marjin keuntungan mereka.
- Kurangnya pemahaman tentang konsumen: Perusahaan yang tidak mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan akan berdampak kesulitan memahami preferensi dan kebiasaan pelanggan mereka. Sebagai contoh, toko buku yang tidak mengumpulkan data pembelian dan preferensi pembaca mungkin gagal dalam menyajikan buku-buku yang sesuai dengan minat pelanggan.
- Keterbatasan dalam mengikuti perubahan tren konsumen: Tanpa alat analitik digital, perusahaan retail mungkin gagal mengidentifikasi dan merespons perubahan tren konsumen dengan cepat. Contoh, toko pakaian yang tidak mengikuti tren fashion terkini bisa kehilangan pelanggan yang mencari gaya terbaru.
- Kurangnya akses pasar yang luas: Perusahaan yang tidak memiliki keberadaan toko online akan berdampak pada terbatasnya mencapai pelanggan di luar wilayah geografis toko fisik mereka. Sebagai contoh, toko perhiasan lokal mungkin kehilangan pelanggan yang berada di luar kota.
- Ketidakmampuan dalam memanfaatkan pemasaran digital: Perusahaan yang tidak menerapkan strategi pemasaran digital akan kehilangan kesempatan untuk mencapai konsumen melalui saluran online. Sebagai contoh, restoran yang tidak memanfaatkan media sosial dan iklan online mungkin tidak dapat menjangkau pelanggan potensial.
- Memproses transaksi tidak maksimal: Perusahaan konservatif yang melakukan pembayaran langsung dengan uang tunai dapat berdampak pada hilangnya pelanggan. Sebagai contoh, jika sebuah restoran tidak memanfaatkan pembayaran digital, pelanggan yang lebih suka transaksi online mungkin akan mencari restoran alternatif lain yang lebih digital dalam melakukan metode transaksi.
Lalu, Bagaimana Cara Menerapkan Digitalisasi pada Bisnis Retail?
Penerapan digitalisasi dalam perusahaan retail melibatkan pemanfaatan teknologi retail yang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan industri ini. Salah satu solusi teknologi retail yang sangat relevan dan efektif untuk mencapai tujuan ini adalah Sistem ERP, singkatan dari Enterprise Resource Planning.
Sistem ERP merupakan platform perangkat lunak yang terintegrasi dengan berbagai fitur dan modul untuk mengelola berbagai aspek operasional dalam bisnis ritel.
Berikut ini adalah beberapa manfaat sistem ERP yang dapat membantu transformasi bisnis retail Anda:
1. Memahami perilaku dan preferensi pelanggan
Data historis tentang pembelian pelanggan, preferensi produk, dan tren belanja membantu perusahaan memahami apa yang pelanggan inginkan. Ini berarti Anda dapat merancang kampanye pemasaran yang lebih efektif dan menyesuaikan penawaran produk.
Digitalisasi perusahaan retail dapat terintegrasi CCTV dengan data demografi penjualan dan analisis pergerakan pengunjung adalah fitur yang memungkinkan bisnis Anda untuk menggunakan kamera CCTV untuk mengumpulkan informasi tentang karakteristik pelanggan dan juga cara mereka bergerak di dalam toko. Data ini membantu bisnis dalam menyesuaikan strategi pemasaran dan tata letak toko untuk meningkatkan penjualan.
2. Manajemen stok yang lebih baik
Analisis stok yang lebih baik memungkinkan perusahaan mengelola persediaan dengan lebih efisien. Mereka dapat menghindari kelebihan persediaan yang dapat mengikis keuntungan atau kekurangan stok yang bisa membuat pelanggan kecewa.
Terdapat fitur “Stock Optimizer” yang bekerja dengan menganalisis data stok, permintaan pelanggan, dan faktor-faktor lain untuk memberikan Anda rekomendasi yang tepat terkait tingkat persediaan yang seharusnya ada.
3. Meningkatkan efisiensi proses purchasing
Sistem ERP membantu dalam mengelola proses pengadaan dengan cara yang efisien dan terkoordinasi. Ini berarti perusahaan dapat memesan barang dengan tepat waktu dan dalam jumlah yang sesuai.
ERP mengotomatisasi banyak aspek proses pembelian. Ini mencakup pembuatan pesanan, verifikasi faktur, persetujuan pengeluaran, dan pembayaran. Dengan otomatisasi ini, proses pembelian menjadi lebih cepat dan berjalan lebih mulus, menghemat waktu dan sumber daya manusia.
4. Terintegrasi penjualan berbagai channel
Beberapa sistem ERP memiliki kemampuan untuk terhubung dengan platform marketplace dan layanan pesan seperti WhatsApp. Fitur ini disebut “Integration to Marketplaces” yang memiliki kemampuan untuk terhubung dan berinteraksi dengan platform e-commerce populer seperti Tokopedia (Tokped), Lazada, dan juga Shopee.
Ketika suatu produk terjual di salah satu platform e-commerce, sistem akan secara otomatis memperbarui inventaris di semua platform yang terhubung. Ini membantu menghindari konflik persediaan dan juga menjamin bahwa barang yang dijual tidak melebihi stok yang tersedia.
Ini adalah aspek penting dalam strategi e-commerce, terutama jika bisnis ingin memperluas cakupan pasar dan meningkatkan penjualan online mereka.
5. Proses transaksi lebih cepat
Integrasi dengan Sistem POS (Point of Sale) memungkinkan perusahaan untuk menerima berbagai jenis pembayaran, seperti kartu kredit atau uang digital. Selain itu, fitur seperti upselling dan program loyalitas membantu meningkatkan penjualan dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Terdapat fitur “Home Delivery Management” yang berguna untuk mengelola dan mengatur proses pengiriman barang atau layanan ke rumah pelanggan. Ini terutama relevan dalam bisnis ritel atau layanan yang mengharuskan produk atau jasa diantarkan langsung ke pelanggan.
Dalam rangka memenuhi tuntutan yang semakin kompleks dari pasar ritel yang berubah dengan cepat, Sistem ERP telah menjadi alat penting. Ini membantu perusahaan untuk menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri, meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan juga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Anda juga dapat membaca artikel tentang software retail untuk menemukan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Artikel ini akan memberikan pemahaman tentang fitur, keunggulan, dan kelemahan dari berbagai software retail di pasar.
Apabila Anda tertarik untuk menerapkan sistem ERP yang membuat digitalisasi perusahaan retail, ada baiknya Anda mengetahui estimasi biaya untuk menerapkan sistem ERP berdasarkan skala bisnis Anda dengan meng-klik banner di bawah ini!
Bagaimana Cara memilih Sistem ERP yang Tepat untuk Industri Retail
Untuk memilih Sistem ERP yang tepat dalam industri retail, Anda perlu memperhatikan beberapa faktor kunci. Pertama, identifikasi kebutuhan khusus bisnis Anda, seperti manajemen stok atau analisis penjualan.
Pastikan ERP dapat mengatasi skala bisnis Anda dan memiliki fleksibilitas untuk penyesuaian di masa depan. Kemudahan penggunaan dan kemampuan integrasi dengan sistem yang sudah ada juga sangat penting.
Sebelum mengadopsi ERP, lakukan uji coba untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan Anda, dan pastikan penyedia ERP memiliki reputasi yang baik. Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat memilih Sistem ERP yang tepat untuk transformasi bisnis retail Anda.
Sebagai rekomendasi, HashMicro adalah salah satu vendor sistem ERP yang dapat Anda pertimbangkan. HashMicro memiliki rekam jejak yang baik dan telah dipercaya oleh banyak client ternama, seperti Nature’s Market dan MATAHARI yang merupakan salah satu pemain retail terbesar di Indonesia.
Sistem ERP dari HashMicro dapat Anda coba terlebih dahulu dengan mengklik link ini.