Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Jadwalkan Demo Sekarang!

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

Daftar Isi:

    Chapter Berikutnya

      Apa itu ESG, Contoh, dan Komponennya dalam Perusahaan?

      Dalam dunia bisnis modern, keberlanjutan bukan lagi sekadar tren, tetapi sebuah keharusan. Perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang kini harus memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai bagian dari strategi mereka. Apa Anda familiar dengan ESG? 

      ESG adalah kerangka kerja yang menilai bagaimana perusahaan mengelola tanggung jawab lingkungan, sosial, dan tata kelola untuk memastikan operasional yang berkelanjutan dan etis. ESG berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan untuk meningkatkan reputasi serta memitigasi risiko bisnis jangka panjang.

      Lalu, kenapa ESG sekarang telah menjadi sebuah keharusan yang wajib diterapkan perusahaan? Seperti apa contoh penerapan ESG itu sendiri? Artikel ini adalah tempat yang tepat bagi Anda yang masih merasa awam terhadap konsep penerapan ESG dalam perusahaan. 

      DemoGratis

      Daftar Isi:

        Daftar Isi

          Key Takeaways

          • ESG adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menilai bagaimana perusahaan mengelola dampak lingkungan, tanggung jawab sosial, serta tata kelola bisnis yang transparan dan etis.
          • ESG terbentuk dalam 3 komponen utama, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola.
          • ESG dan sustainability sering digunakan secara bersamaan dan dianggap memiliki makna yang serupa. Meski begitu, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. 

          Apa itu ESG?

          Sebelum masuk ke dalam seluk-beluk ESG itu sendiri, mari kita mulai pembahasan dengan memahami apa itu konsep ESG. Hal ini dimaksudkan agar Anda memiliki pemahaman yang jelas tentang dasar-dasar ESG terlebih dahulu sebelum mengeksplorasi manfaat dan penerapannya dalam perusahaan.

          ESG adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menilai bagaimana perusahaan mengelola dampak lingkungan, tanggung jawab sosial, serta tata kelola bisnis yang transparan dan etis. Penerapan ESG dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan keberlanjutan bisnis.

          ESG diterapkan dengan mengacu pada ESG framework yang terdiri dari 3 komponen utama, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Dalam aspek lingkungan, perusahaan dapat mengadopsi teknologi ramah lingkungan, seperti menggunakan panel surya . 

          Dari sisi sosial, penerapan ESG dapat dilakukan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), misalnya memberikan beasiswa pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Sementara itu, dalam tata kelola perusahaan, ESG diterapkan dengan meningkatkan transparansi bisnis, seperti menyusun laporan keuangan membuat laporan melalui ESG reporting yang dapat diakses publik untuk memastikan akuntabilitas.

          Di Indonesia, penerapan ESG telah mulai diatur dalam beberapa regulasi, terutama di sektor keuangan dan investasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. 

          Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mendorong perusahaan terbuka untuk mengadopsi ESG dalam operasionalnya guna meningkatkan daya saing di pasar global. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, regulasi terkait ESG di Indonesia kemungkinan akan terus berkembang untuk memastikan bisnis berjalan dengan lebih bertanggung jawab.

          Apa Saja Komponen ESG?

          Sebelumnya, kami sudah menyebutkan bahwa ESG mengacu pada 3 komponen utama. Ketiga komponen ini menjadi acuan dalam menilai seberapa bertanggung jawab dan berkelanjutan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. 

          Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai setiap komponen ESG:

          1. Environmental (Lingkungan)

          Komponen ini mengukur sejauh mana perusahaan menjaga dan mengelola dampaknya terhadap lingkungan. Faktor lingkungan sangat penting karena perusahaan memiliki tanggung jawab dalam mengurangi jejak karbon perusahaan dan mencegah kerusakan ekosistem. 

          Beberapa aspek yang termasuk dalam kategori ini meliputi:

          • Pengurangan Emisi Karbon: Perusahaan diharapkan menerapkan strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti menggunakan sumber energi terbarukan atau meningkatkan efisiensi operasional.
          • Efisiensi Energi: Penggunaan energi yang lebih efisien, seperti penerapan sistem pencahayaan hemat energi atau otomatisasi dalam proses produksi, dapat membantu mengurangi konsumsi daya.
          • Pengelolaan Limbah: Perusahaan perlu menerapkan sistem pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, seperti daur ulang material dan pengolahan limbah berbahaya.
          • Konservasi Sumber Daya Alam: Menjaga keseimbangan dalam penggunaan air, bahan baku, serta upaya pelestarian keanekaragaman hayati untuk memastikan keberlanjutan lingkungan.

          2. Social (Sosial)

          Komponen kedua dalam ESG adalah sosial. Komponen sosial ini sama halnya dengan prinsip green software. Ini mencerminkan bagaimana perusahaan berinteraksi dengan masyarakat, termasuk karyawan, pelanggan, dan komunitas. Perusahaan yang memiliki kebijakan sosial yang baik akan lebih dipercaya oleh pemangku kepentingan. 

          Beberapa indikator yang menjadi bagian dari aspek sosial adalah:

          • Kesejahteraan Karyawan: Menyediakan lingkungan kerja yang aman, fasilitas kesehatan, serta upah yang layak bagi karyawan.
          • Hak Asasi Manusia: Perusahaan harus memastikan bahwa tidak ada praktik eksploitasi tenaga kerja, pekerja anak, atau diskriminasi dalam operasionalnya.
          • Keberagaman dan Inklusi: Mendorong kesetaraan gender dan keberagaman di tempat kerja dengan memberikan peluang yang adil bagi semua individu.
          • Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR): Berkontribusi kepada masyarakat melalui program sosial, seperti pendidikan, kesehatan, atau bantuan bagi komunitas yang terdampak oleh aktivitas bisnis perusahaan.

          3. Governance (Tata Kelola Perusahaan)

          Komponen ketiga dari ESG adalah tata kelola. Komponen tata kelola berfokus pada bagaimana perusahaan diatur, dikelola, dan dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan. Tata kelola yang baik memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara transparan, etis, dan sesuai regulasi. 

          Beberapa aspek utama dalam governance meliputi:

          • Transparansi dan Akuntabilitas: Perusahaan harus memiliki sistem pelaporan keuangan yang jelas dan dapat diakses oleh pemegang saham serta publik.
          • Kepatuhan terhadap Regulasi: Memastikan bahwa semua kebijakan perusahaan selaras dengan hukum dan peraturan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional.
          • Kode Etik dan Kebijakan Anti-Korupsi: Menerapkan kebijakan anti-suap dan anti-korupsi untuk menjaga integritas bisnis.
          • Hak Pemegang Saham: Memberikan hak yang adil kepada pemegang saham dan memastikan bahwa kepentingan mereka terlindungi dalam pengambilan keputusan bisnis.

          Apa Manfaat dari ESG?

          Sampai sini, Anda sudah bisa memahami apa itu ESG dan komponen penting dalam penerapannya. Namun, Anda pasti masih menyimpan pertanyaan mengenai apa manfaat yang bisa didapat perusahaan jika menerapkan ESG hingga membuat banyak perusahaan memberlakukan langkah ini. 

          Berikut kami berikan penjelasan mengenai beberapa manfaat utama dari ESG:

          1. Meningkatkan reputasi dan kepercayaan publik

          Perusahaan yang menerapkan ESG dengan baik akan lebih dihormati dan dipercaya oleh pelanggan, investor, serta mitra bisnis. Konsumen saat ini semakin peduli terhadap produk dan layanan yang dihasilkan secara bertanggung jawab. Dengan mengadopsi ESG, perusahaan dapat membangun citra yang positif dan menarik lebih banyak pelanggan setia.

          2. Menarik investor dan akses ke pendanaan lebih baik

          Banyak investor kini mempertimbangkan faktor ESG dalam keputusan investasi mereka. Perusahaan yang memiliki skor ESG tinggi lebih menarik bagi investor institusional karena dianggap lebih stabil dan memiliki risiko yang lebih rendah dalam jangka panjang. 

          Perusahaan dengan strategi ESG yang jelas lebih mudah mendapat pendanaan dari lembaga keuangan berkelanjutan. Dalam sektor perbankan, green banking mendukung investasi pada proyek-proyek ramah lingkungan.

          3. Mengurangi risiko operasional dan hukum

          Penerapan ESG membantu perusahaan dalam mengurangi risiko hukum dan operasional yang dapat muncul akibat ketidakpatuhan terhadap regulasi atau praktik bisnis yang tidak etis. Dengan memiliki kebijakan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang jelas, perusahaan dapat menghindari sanksi, denda, serta tuntutan hukum yang dapat menghambat operasional bisnis.

          4. Meningkatkan efisiensi operasional dan inovasi

          Penerapan prinsip ESG sering kali mendorong perusahaan untuk mengadopsi teknologi yang lebih efisien dan inovatif. Misalnya, penggunaan energi terbarukan, optimalisasi rantai pasok, serta penerapan sistem manajemen yang lebih transparan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi biaya operasional.

          5. Menarik dan mempertahankan talenta berkualitas

          Karyawan cenderung memilih bekerja di perusahaan yang memiliki nilai dan budaya kerja yang selaras dengan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menerapkan ESG dengan baik dapat menarik serta mempertahankan talenta terbaik dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, inklusif, dan adil.

          6. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan standar global

          Dengan menerapkan ESG dan melakukan pelacakan emisi melalui carbon tracking, perusahaan dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan regulasi yang terus berkembang di tingkat nasional maupun internasional.

          Hal ini membantu perusahaan dalam menghindari sanksi, meningkatkan daya saing di pasar global, serta membuka peluang bisnis baru di negara yang memiliki standar keberlanjutan tinggi.

          Contoh Implementasi ESG

          Seperti yang sudah kami sebutkan sebelumnya, implementasi ESG strategy dalam perusahaan bertujuan untuk menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, serta tata kelola perusahaan. 

          Berikut beberapa contoh penerapannya dalam berbagai sektor:

          1. Environmental (Lingkungan)

          Perusahaan yang menerapkan aspek lingkungan dalam ESG berusaha mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya: 

          • Efisiensi Energi
            Sebuah perusahaan manufaktur otomotif di Indonesia memasang panel surya di atap pabriknya untuk mengurangi ketergantungan pada listrik berbasis batu bara. Selain itu, mereka menggunakan sistem pencahayaan otomatis yang menyesuaikan intensitas lampu berdasarkan cahaya alami, sehingga konsumsi energi lebih hemat. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk ESG Manufacturing
          • Pengelolaan Limbah
            Sebuah restoran cepat saji menerapkan kebijakan zero waste dengan mengganti kemasan plastik sekali pakai menjadi bahan biodegradable. Mereka juga bekerja sama dengan bank sampah untuk mengelola limbah makanan dengan cara mengubahnya menjadi kompos, yang kemudian digunakan untuk pertanian lokal.
          • Pengurangan Emisi
            Sebuah perusahaan logistik mengganti sebagian armada kendaraannya dengan truk listrik untuk mengurangi emisi karbon. Mereka juga mengoptimalkan rute pengiriman menggunakan perangkat lunak berbasis AI, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Dalam industri logistik Indonesia, langkah ini telah diterapkan oleh PT Jasa Berdikari Logistics Tbk. Perusahaan ini telah mencoba melakukan uji coba armada truk listrik dalam kegiatan operasional pengangkutan barang.
          • Konservasi Air
            Industri tekstil yang banyak menggunakan air dalam proses produksi menerapkan sistem daur ulang air. Limbah air dari pencelupan kain disaring dan diproses ulang sebelum digunakan kembali, mengurangi konsumsi air bersih hingga 40% dan meminimalkan pencemaran lingkungan.

          2. Social (Sosial)

          Aspek sosial ESG berfokus pada kesejahteraan karyawan, keterlibatan masyarakat, serta hak asasi pekerja.

          • Kesejahteraan Karyawan
            Sebuah perusahaan teknologi memberikan fleksibilitas kerja dengan menerapkan sistem hybrid working, sehingga karyawan dapat bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu. Selain itu, mereka menyediakan akses ke layanan kesehatan mental gratis untuk mendukung kesejahteraan psikologis karyawan.
          • Keberagaman dan Inklusi
            Sebuah bank nasional menerapkan kebijakan rekrutmen yang lebih inklusif dengan memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas untuk bekerja di berbagai posisi. Mereka juga menyediakan fasilitas yang ramah disabilitas, seperti aksesibilitas kursi roda dan teknologi pembaca layar bagi karyawan tunanetra.
          • Keterlibatan Masyarakat
            Sebuah perusahaan berpartisipasi dalam program pembangunan desa dengan membangun sekolah dan fasilitas air bersih di daerah terpencil. Mereka tidak hanya mendanai proyek tersebut, tetapi juga melibatkan karyawan dalam kegiatan sosialnya. Sebagai contoh spesifiknya, langkah ini telah dilakukan oleh PT Djarum pada tahun 2024 dengan membangun 80 rumah sederhana layak huni (RSLH) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
          • Hak Asasi Pekerja
            Sebuah perusahaan fashion global memastikan bahwa seluruh rantai pasoknya memenuhi standar hak asasi pekerja dengan melakukan audit berkala terhadap pemasok. Mereka bekerja sama dengan pemasok yang memberikan upah layak, menyediakan lingkungan kerja yang aman, dan tidak mempekerjakan pekerja anak.

          3. Governance (Tata Kelola)

          Aspek tata kelola ESG memastikan bahwa perusahaan dikelola secara transparan, etis, dan akuntabel.

          • Transparansi dan Akuntabilitas
            Sebuah perusahaan energi terbarukan menerbitkan laporan keberlanjutan tahunan yang dapat diakses oleh publik. Dalam laporan tersebut, mereka mencantumkan data penggunaan energi, emisi karbon, serta upaya perusahaan dalam meningkatkan keberlanjutan operasionalnya.
          • Anti-Korupsi
            Sebuah perusahaan minyak dan gas menerapkan kebijakan ketat mengenai anti-penyuapan dengan mewajibkan seluruh karyawan menandatangani kode etik yang melarang gratifikasi dalam bentuk apa pun. Mereka juga memiliki saluran pelaporan anonim bagi karyawan yang ingin melaporkan dugaan kasus korupsi tanpa takut mengalami tekanan atau ancaman.
          • Keamanan Data dan Privasi
            Sebuah perusahaan e-commerce mengadopsi standar keamanan data tertinggi dengan mengenkripsi seluruh transaksi pelanggan dan menerapkan sistem autentikasi ganda untuk akses akun. Mereka juga secara rutin mengadakan audit keamanan siber untuk memastikan bahwa data pelanggan tetap terlindungi dari ancaman peretasan.
          • Kepemimpinan Beretika
            Sebuah perusahaan farmasi memiliki kebijakan bahwa dewan direksi dan eksekutif harus menjalani pelatihan tahunan tentang etika bisnis dan keberlanjutan. Mereka juga memastikan bahwa keputusan bisnis yang diambil selalu mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan, bukan hanya keuntungan semata.

          ESG dan Sustainability, Apa Perbedaannya?

          Dalam dunia bisnis modern, ESG dan sustainability sering digunakan secara bersamaan dan dianggap memiliki makna yang serupa. Keduanya sama-sama berfokus pada bagaimana perusahaan dapat beroperasi dengan dampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Meski begitu, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. 

          ESG adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengukur bagaimana sebuah perusahaan mengelola aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Karena ESG lebih berorientasi pada angka dan metrik yang dapat diukur, investor dan regulator sering menggunakannya untuk menilai seberapa bertanggung jawab sebuah perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, yang kemudian tercermin dalam ESG score.

          Lebih lanjut, perusahaan yang berfokus pada ESG umumnya menerbitkan laporan tahunan yang mencakup data mengenai emisi karbon, kebijakan ketenagakerjaan, serta transparansi dalam pengambilan keputusan bisnis, yang juga merupakan bagian dari proses ESG Audit.

          Sementara itu, sustainability atau keberlanjutan memiliki cakupan yang lebih luas. Konsep ini tidak hanya berbicara tentang bagaimana perusahaan beroperasi secara bertanggung jawab, tetapi juga bagaimana seluruh sistem bisnis, masyarakat, dan lingkungan bisa bertahan dalam jangka panjang tanpa merusak ekosistem atau kesejahteraan sosial. 

          Sustainability tidak terbatas pada bisnis saja, tetapi juga mencakup gaya hidup masyarakat, kebijakan pemerintah, hingga inovasi dalam teknologi yang mendukung keberlanjutan. Sebuah perusahaan yang menerapkan sustainability tidak hanya berusaha mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dan sosial, tetapi juga secara aktif menciptakan solusi yang lebih ramah lingkungan dan inklusif.

          HashMicro: Solusi Digital untuk Pengelolaan ESG yang Lebih Efisien

          Apa itu ESG?

          ESG Software HashMicro adalah solusi inovatif yang dirancang untuk membantu perusahaan mengelola, melacak, dan meningkatkan kinerja keberlanjutannya dengan lebih efisien. Berbeda dari software ESG lainnya, sistem ini menawarkan keunggulan unik yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan operasional bisnis melalui integrasi teknologi.

          Salah satu keunggulan utama ESG Software HashMicro adalah kemampuannya untuk terintegrasi langsung dengan sistem ERP, menjadikannya yang pertama di industri yang menghadirkan konektivitas semacam ini. 

          Dengan integrasi ini, perusahaan dapat mengelola ESG secara lebih komprehensif, karena semua data lingkungan, sosial, dan tata kelola yang dikumpulkan dapat langsung disinkronkan dengan sistem operasional yang sudah berjalan. 

          Selain itu, ESG Software HashMicro juga memiliki fitur penghitungan otomatis emisi karbon atau GHG Accounting, yang memungkinkan perusahaan untuk memantau dan membuat carbon reporting secara akurat. Dengan sistem ini, konsumsi energi, penggunaan bahan baku, dan aktivitas operasional lainnya dapat dikalkulasi secara otomatis.

          Lebih dari sekadar software, HashMicro juga menjalin kerja sama dengan ESG firm consulting untuk memberikan dukungan yang lebih luas bagi perusahaan. Kolaborasi ini memastikan bahwa pengguna tidak hanya mendapatkan teknologi yang canggih, tetapi juga bimbingan ahli dalam menyusun ESG strategy yang sesuai dengan standar global. 

          Kesimpulan 

          ESG (Environmental, Social, and Governance) menjadi aspek penting dalam operasional perusahaan modern karena membantu bisnis lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dengan menerapkan ESG secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan transparansi, menarik investor, serta menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

          Untuk mengelola ESG dengan lebih efisien, perusahaan perlu menggunakan ERG software yang mampu mengotomatisasi pelacakan, pelaporan, dan analisis data keberlanjutan. Salah satu solusi terbaik adalah menggunakan ESG Software HashMicro, yang memungkinkan integrasi langsung dengan ERP, menghitung emisi karbon secara otomatis, serta menyusun laporan keberlanjutan dalam format profesional. 

          Jangan biarkan pengelolaan ESG menjadi beban bagi bisnis Anda. Jadwalkan demo gratis sekarang dan temukan bagaimana ESG Software HashMicro dapat membantu perusahaan Anda mengelola keberlanjutan dengan lebih efektif!

          DemoGratis

          Pertanyaan Seputar ESG Adalah

          • Apa perbedaan dari ESG dan CSR?

            ESG adalah kerangka kerja yang mengukur dampak bisnis terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola secara sistematis, sering digunakan oleh investor dan regulator untuk menilai risiko serta keberlanjutan perusahaan. Sementara itu, CSR lebih bersifat sukarela dan berfokus pada inisiatif sosial, seperti donasi, program pemberdayaan, atau aksi lingkungan tanpa keterikatan pada standar pelaporan tertentu. Perbedaan ESG dan CSR terletak pada pendekatannya—ESG lebih terintegrasi dalam strategi bisnis, sedangkan CSR lebih menekankan pada dampak sosial langsung.

          • Bagaimana cara ESG diukur?

            ESG diukur menggunakan berbagai indikator kuantitatif dan kualitatif yang mencerminkan kinerja perusahaan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Pengukuran ini dilakukan melalui metrik keberlanjutan, seperti emisi karbon, efisiensi energi, kesejahteraan karyawan, kebijakan keberagaman, serta transparansi dalam tata kelola.

          • Apa itu KPI dalam ESG?

            KPI dalam ESG adalah metrik yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Contoh KPI ESG meliputi jejak karbon dan efisiensi energi (lingkungan), tingkat retensi karyawan dan kebijakan keberagaman (sosial), serta transparansi keuangan dan kepatuhan terhadap regulasi (tata kelola). Dengan menetapkan KPI yang jelas, perusahaan dapat memantau kemajuan ESG mereka dan mengambil langkah strategis untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis.

          Apakah artikel Ini bermanfaat?
          YaTidak
          ESG

          Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

          Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

          Dipercaya oleh 2,000+ klien

          Rasakan Keajaibannya Sendiri

          Saya Mau Coba Dulu!

          Trusted By More Than 2,000+ Entreprises