Seiring meningkatnya perhatian terhadap keberlanjutan, banyak perusahaan mulai mengadopsi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance). Terlebih di Indonesia, Kementerian Keuangan telah meluncurkan ESG Framework dan Manual sebagai panduan implementasi prinsip ESG. Namun, apa itu sebenarnya Framework ESG?
ESG Framework adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengukur dan mengelola dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam kegiatan bisnis atau proyek. Framework ESG ini membantu perusahaan atau organisasi memastikan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial mereka.
Lalu, mengapa konsep ini menjadi penting dalam pengelolaan proyek infrastruktur saat ini? Dalam artikel ini kami akan membahas secara mendalam mengenai ESG Framework, manfaatnya, serta bagaimana memilih framework yang tepat untuk implementasi yang efektif.
Key Takeaways
|
Apa itu ESG Framework?
Sebelum kita membahas lebih dalam, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu ESG framework secara umum. Mengapa ini penting? Karena dengan memahami konsep dasar dari ESG framework, Anda dapat lebih mudah mengikuti pembahasan yang akan dijelaskan nantinya.
ESG framework adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan keberlanjutan dalam operasional perusahaan. Framework ini memberikan panduan bagi perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Cara kerja dari ESG framework ini melibatkan integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam strategi dan kebijakan perusahaan. Perusahaan yang mengadopsi framework ini akan melakukan penilaian terhadap risiko dan peluang yang berkaitan dengan isu-isu ESG.
Setelah penilaian dilakukan, perusahaan kemudian menetapkan tujuan dan indikator untuk mengelola dampaknya. Penerapannya bisa beragam, mulai dari memperbaiki efisiensi energi, menjaga keberagaman dan inklusi di tempat kerja, hingga memastikan tata kelola perusahaan yang transparan dan etis.
Dalam dunia bisnis, popularitas ESG framework semakin meningkat karena semakin banyak investor dan konsumen yang menganggap penting faktor-faktor non-finansial ini. Masyarakat kini lebih memperhatikan bagaimana perusahaan bertanggung jawab terhadap dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya.
Di sisi lain, investor mencari perusahaan yang mampu beroperasi secara berkelanjutan, mengurangi risiko, dan meraih peluang jangka panjang. Oleh karena itu, ESG framework bukan hanya sekadar tren, melainkan sebuah pendekatan yang membantu perusahaan menjaga reputasi dan daya saing secara global.
Mengapa Perusahaan Harus Menggunakan ESG Framework?
Tentu, salah satu alasan kenapa Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang ESG framework adalah untuk mengetahui mengapa perusahaan harus menggunakannya. Oleh karena itu, di bawah ini kami akan menjelaskan alasan mengapa penerapan ESG framework sangat krusial bagi perusahaan.
1. Pengelolaan risiko lebih awal
Framework ESG membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko yang berkaitan dengan isu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Hal ini lah yang menjadikan alasan kenapa perusahaan harus menggunakan framework ESG. Karena dengan ESG, risiko-risiko tersebut bisa diminimalisir lebih awal.
2. Meningkatkan reputasi di mata konsumen dan investor
Perusahaan yang mengadopsi framework ESG cenderung lebih dihargai oleh konsumen dan investor. Hal ini bisa terjadi karena konsumen semakin peduli dengan dampak sosial dan lingkungan dari produk yang mereka beli, serta lebih memilih untuk mendukung perusahaan yang bertanggung jawab.
Selain itu, investor mencari perusahaan yang memiliki risiko lebih rendah dan potensi pertumbuhan jangka panjang, yang biasanya terkait dengan penerapan prinsip-prinsip ESG yang solid.
3. Mematuhi regulasi yang berlaku
Framework ESG membantu perusahaan untuk memenuhi regulasi yang semakin ketat di berbagai negara terkait isu-isu keberlanjutan dan transparansi. Dengan menerapkan prinsip ESG, perusahaan lebih siap untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan regulasi yang ada, menghindari potensi sanksi atau denda.
4. Menciptakan dampak positif
Dengan fokus pada aspek lingkungan dan sosial, perusahaan dapat menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini tidak hanya meningkatkan kinerja jangka panjang perusahaan tetapi lagi-lagi juga dapat membantu perusahaan dalam membangun citra yang baik di mata publik.
5. Meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif
Perusahaan yang berinvestasi pada ESG sering kali memiliki keunggulan kompetitif. Dengan lebih memperhatikan keberlanjutan, perusahaan bisa menarik perhatian pelanggan dan mitra bisnis yang menghargai nilai-nilai tersebut, yang pada gilirannya meningkatkan daya saing di pasar global.
Jenis-jenis ESG Framework
Perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa framework ESG yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai dan mengelola dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola. Setiap framework memiliki pendekatan dan fokus yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu untuk mendorong praktik bisnis yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Berikut adalah beberapa framework ESG yang umum digunakan dan perlu Anda ketahui:
1. Global Reporting Initiative (GRI)
GRI adalah salah satu ESG framework yang paling terkenal dalam pelaporan keberlanjutan. Framework ini memberikan pedoman tentang bagaimana perusahaan dapat mengukur dan melaporkan dampak mereka terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi.
GRI banyak digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia untuk meningkatkan transparansi dan memberikan informasi yang relevan kepada pemangku kepentingan.
2. Sustainability Accounting Standards Board (SASB)
SASB mengembangkan standar untuk mengukur dan melaporkan kinerja ESG yang relevan dengan industri tertentu. ESG Framework ini fokus pada informasi yang lebih praktis dan dapat digunakan oleh investor untuk menilai risiko dan peluang yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di pasar. .
3. Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD)
Sebagai sebuah Framework ESG, TCFD mengembangkan rekomendasi untuk perusahaan dalam mengungkapkan informasi yang relevan terkait risiko dan peluang keuangan yang berkaitan dengan perubahan iklim.
Lebih lanjutnya, ESG Risk Management Framework ini lebih fokus pada bagaimana perusahaan mempersiapkan diri terhadap dampak perubahan iklim, termasuk risiko fisik dan transisi yang dapat mempengaruhi kinerja mereka.
4. UN Principles for Responsible Investment (PRI)
PRI adalah sebuah ESG framework yang digunakan oleh investor untuk mendorong penerapan faktor ESG dalam keputusan investasi mereka. PRI memberikan panduan tentang bagaimana investor dapat menilai dan mengelola risiko ESG, serta mempengaruhi perusahaan yang mereka investasikan agar lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
5. ISO 26000
ISO 26000 adalah standar internasional yang memberikan panduan tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Framework ESG ini berfokus pada aspek sosial dan etika, membantu perusahaan untuk bertindak secara bertanggung jawab dalam hal hak asasi manusia, etika, transparansi, dan keberlanjutan.
6. Integrated Reporting Framework (IR)
Sebagai sebuah ESG Framework, Integrated Reporting (IR) menyarankan perusahaan untuk melaporkan bagaimana mereka menciptakan nilai jangka panjang. IR menggabungkan laporan keuangan tradisional dengan informasi terkait ESG, memberikan gambaran yang lebih holistik tentang kinerja perusahaan.
Voluntary ESG Framework vs Guidance ESG Framework, Apa Bedanya?
Dalam konteks Environmental, Social, and Governance (ESG), ada dua pendekatan utama yang digunakan oleh perusahaani dalam mengimplementasikan kebijakan dan laporan terkait ESG, yaitu Voluntary ESG Framework dan Guidance ESG Framework.
Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan dan transparansi ESG, ada perbedaan signifikan dalam cara mereka diterapkan. Berikut adalah di bawah ini adalah penjelasannya:
1. Voluntary ESG Framework
Voluntary ESG Framework adalah kerangka yang memungkinkan perusahaan untuk memilih apakah mereka ingin mengikutinya atau tidak, tanpa adanya kewajiban dari otoritas atau badan pengawas. Dengan kata lain, perusahaan memiliki kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin mengadopsi pedoman tersebut berdasarkan keputusan internal mereka.
Hal ini memberikan fleksibilitas besar bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip ESG, terutama dalam hal transparansi, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang memilih untuk kerangka kerja ini dapat melakukannya untuk meningkatkan reputasi.
Meskipun sifatnya sukarela, tujuan utama dari voluntary ESG framework adalah untuk menyediakan panduan bagi perusahaan agar mereka dapat melaporkan kinerja ESG mereka dengan cara yang konsisten dan transparan.
Dengan demikian, perusahaan yang mengikuti framework ini bisa mendapatkan keuntungan dalam hal kepercayaan dan hubungan yang lebih baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan, sambil tetap memiliki kebebasan untuk menyesuaikan implementasinya dengan sumber daya yang dimiliki.
2. Guidance ESG Framework
Guidance ESG Framework lebih fokus pada memberikan arahan yang jelas tentang bagaimana organisasi dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG dalam strategi dan operasional mereka. Pedoman ini bertujuan untuk memberikan panduan yang lebih terstruktur.
Meskipun awalnya bersifat pedoman, penerapan pedoman ini bisa menjadi kewajiban, tergantung pada peraturan atau kebijakan yang diterapkan oleh negara atau sektor tertentu. Sebagai contoh, beberapa negara atau sektor memiliki pedoman ESG yang ditetapkan oleh badan pengatur atau pemerintah.
Salah satu contoh yang paling dikenal adalah European Union’s Sustainable Finance Disclosure Regulation (SFDR), yang memberikan panduan jelas tentang bagaimana perusahaan harus melaporkan dampak investasi mereka terhadap keberlanjutan.
Bagaimana Cara Memilih ESG Framework yang Tepat?
Kami sudah membahas definisi, jenis-jenis ESG Framework, dan mengapa ESG Framework itu penting. Namun pasti masih memiliki pertanyaan besar mengenai bagaimana cara memilih framework yang tepat? Jangan khawatir, di bawah ini kami memberikan tips memilih Framework ESG yang bisa Anda terapkan.
1. Tentukan tujuan dan prioritas ESG Anda
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah melakukan identifikasi tujuan dan prioritas ESG yang ingin dituju oleh perusahaan Anda, apakah itu untuk meningkatkan transparansi, mengurangi dampak lingkungan, memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan, atau untuk tujuan lain.
Dengan menentukan tujuan yang ingin diraih, Anda akan selangkah lebih mudah dalam menentukan framework mana yang lebih relevan dan sesuai.
2. Evaluasi kebutuhan laporan dan kepatuhan regulasi
Framework yang Anda pilih juga akan bergantung pada regulasi yang berlaku di wilayah atau industri tempat perusahaan beroperasi. Sehingga, penting bagi Anda untuk memastikan dan memeriksa apakah ada regulasi khusus yang harus dipatuhi, lalu pilih framework yang mendukung kepatuhan terhadap regulasi tersebut.
3. Perhatikan fleksibilitas dan adaptabilitas
Perlu Anda ketahui bahwa beberapa ESG framework lebih fleksibel dan memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan laporan dengan kebutuhan spesifik mereka, sementara yang lain mungkin lebih ketat dan terstruktur.
Jika perusahaan Anda sedang dalam tahap awal pengembangan strategi ESG, memilih framework yang lebih fleksibel bisa membantu Anda menyesuaikan laporan dengan kondisi yang ada. Di sisi lain, jika perusahaan sudah lebih matang dalam praktik ESG, framework yang lebih terstruktur dan lebih spesifik bisa lebih cocok untuk digunakan.
4. Konsultasikan dengan pemangku kepentingan
Pemangku kepentingan eksternal, seperti investor, konsumen, dan lembaga pengawas, dapat memberikan wawasan yang berharga mengenai framework ESG yang dapat meningkatkan kepercayaan dan hubungan dengan mereka.
Oleh karena itu, melakukan konsultasi dan mendengarkan kebutuhan serta ekspektasi pemangku kepentingan bisa membantu Anda memilih framework yang tidak hanya efektif secara internal, tetapi juga diterima dengan baik di pasar.
HashMicro: Solusi Terintegrasi untuk Mempermudah Implementasi ESG Framework di Bisnis
Sistem ESG HashMicro merupakan solusi efisien untuk pengelolaan ESG Framework yang lebih akurat. Sebagai sebuah sistem ESG, HashMicro unggul dengan menjadi sistem pertama yang dapat terintegrasi langsung dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning).
Dengan integrasi ini, perusahaan dapat mengakses dan mengelola informasi terkait keberlanjutan secara lebih efisien dan akurat. Hal ini tentunya sangat memudahkan dalam pelaporan ESG, karena data yang digunakan sudah terorganisir dengan baik dan dapat diakses secara real-time, tanpa perlu mengolah data secara terpisah.
Selain itu, HashMicro dirancang dengan skalabilitas yang tinggi, yang memungkinkan sistem ini untuk terus berkembang sesuai dengan kebutuhan perusahaan seiring pertumbuhannya. Alhasil, Anda tidak perlu khawatir lagi mengenai performa sistem ini terhadap perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.
Lebih dari sekadar itu, HashMicro yang telah dipercaya oleh 2000+ klien juga menyediakan fitur-fitur komprehensif yang tentu akan membawa pengelolaan ESG Framework Anda lebih efisien. Berikut adalah penjelasan fitur-fiturnya:
- Carbon Emission Calculator: Fitur ini memungkinkan perusahaan untuk menghitung karbon emisi yang dihasilkan dari aktivitas operasional mereka. Dengan informasi yang akurat tentang jejak karbon, perusahaan dapat merencanakan strategi pengurangan emisi untuk mendukung tujuan keberlanjutan mereka.
- Auto-Generate PDF Report: Fitur ini secara otomatis menghasilkan laporan ESG dalam format PDF, yang siap untuk dibagikan dengan pemangku kepentingan. Hal ini memudahkan perusahaan dalam melakukan pelaporan yang cepat, akurat, dan sesuai dengan standar yang berlaku.
- ESG Consulting Partnership: HashMicro bekerja sama dengan berbagai firma konsultasi ESG terkemuka untuk memberikan bimbingan profesional dalam penerapan ESG Framework. Dengan dukungan dari ahli, perusahaan dapat memastikan kebijakan ESG yang diterapkan selaras dengan praktik terbaik dan peraturan yang ada.
- Beyond Environmental Impact: Fitur ini tidak hanya fokus pada aspek lingkungan, tetapi juga mengukur dan melaporkan indikator sosial seperti jumlah wanita yang bekerja di perusahaan. Hal ini memberikan gambaran lebih lengkap tentang keberagaman dan inklusi di tempat kerja sebagai bagian dari komponen ESG.
Kesimpulan
Mengimplementasikan ESG Framework adalah langkah penting bagi bisnis dalam mendukung keberlanjutan dan menciptakan nilai jangka panjang. Dengan fokus pada lingkungan, sosial, dan tata kelola, ESG membantu perusahaan meningkatkan reputasi dan daya saing mereka.
Pengelolaan ESG yang efektif membutuhkan sistem yang efisien, dan penggunaan sistem ESG HashMicro bisa sangat mendukung hal tersebut. Fitur seperti perhitungan karbon emisi, pelaporan otomatis dalam format PDF, dan integrasi dengan ERP mempermudah pelaksanaan ESG Framework secara akurat.
Selain itu, kerja sama dengan firma konsultasi ESG dan kemampuan untuk mengukur indikator sosial, seperti keberagaman di tempat kerja, membuat HashMicro menjadi solusi yang menyeluruh. Dengan demikian, sistem ini membantu perusahaan dalam mengelola ESG Framework secara lebih efisien dan terstruktur.
Ingin mencoba implementasi sistem HashMicro? Anda bisa mencoba demo gratis yang disediakan dengan klik di sini!
Pertanyaan Seputar ESG Framework
-
Siapa yang ditargetkan dalam memilih framework esg?
Dalam memilih ESG Framework, target utamanya adalah investor yang mencari perusahaan dengan kinerja keberlanjutan yang baik untuk memitigasi risiko dan mencapai keuntungan jangka panjang. Selain itu, pihak manajemen dan pemerintah juga menjadi sasaran, karena manajemen perlu memastikan perusahaan mematuhi standar ESG, sementara pemerintah mengatur kebijakan untuk mendorong keberlanjutan dan tanggung jawab sosial di tingkat nasional.
-
Apakah perusahaan bisa menggunakan beberapa framework sekaligus?
Ya, perusahaan bisa menggunakan beberapa framework ESG sekaligus. Dengan menggabungkan berbagai framework, perusahaan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif, mencakup berbagai aspek keberlanjutan yang lebih luas dan memenuhi berbagai standar internasional.