Pernahkah perusahaan Anda merasa kesulitan dalam mengurangi emisi karbon? Juga sulit dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan dan menjaga transparansi bisnis? Tantangan-tantangan tersebut sering dialami oleh berbagai industri, seperti industri manufaktur.
Industri manufaktur tidak hanya dituntut untuk mendapat profit dan mengembangkan efisiensi produk, tetapi juga harus memperhatikan dampak lingkungan, kepentingan sosial, dan praktik tata kelola yang baik bagi perusahaan.
Jika tantangan tersebut sering diabaikan, maka akan beresiko kehilangan kepercayaan dan menghambat pertumbuhan bisnis jangka panjang dengan mempengaruhi manajemen rantai pasokan, proses produksi, dan reputasi bisnis secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penerapan ESG manufacturing dalam industri manufaktur sangat diperlukan. Untuk memahami lebih dalam mengenai ESG dan bagaimana ESG dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut, mari simak artikel ini hingga selesai.
Key Takeaways
|
Apa itu ESG dalam Industri Manufaktur?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai ESG manufacturing, penting bagi Anda untuk memahami apa itu ESG secara menyeluruh. Hal tersebut akan memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas mengenai prinsip ESG pada keberlanjutan perusahaan manufaktur Anda.
Environmental, Social, and Governance (ESG) merupakan tiga standar utama industri manufaktur dalam pengembangan dan keberlanjutan perusahaan. Ketiga standar utama ESG mencakup dampak kinerja perusahaan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Dengan memperhatikan ketiga standar tersebut, industri manufaktur dapat mengembangkan pembangunan dan keberlanjutan perusahaan yang terintegrasi. Selain itu, penerapan ESG pada perusahaan manufaktur juga dapat mendukung pertumbuhan perusahaan jangka panjang.
Apa saja Kriteria ESG?
Setelah membahas pengertian mengenai Environmental, Social, and Governance (ESG), sekarang saatnya mengulas lebih lanjut mengenai tiga kriteria utama yang ada pada prinsip ESG.
Berikut penjelasan dari ketiga kriteria tersebut:
1. Environmental (lingkungan)
Kriteria ini mengacu pada kinerja perusahaan dalam mengelola dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan. Kriteria tersebut sangatlah penting untuk tetap menjaga dan tidak merugikan lingkungan sekitar.
Contoh sikap perusahaan manufaktur yang memperhatikan kriteria ini adalah menggunakan sumber daya alam yang efisien agar dapat mengurangi emisi karbon dan melakukan pengolahan limbah dengan benar.
2. Social (sosial)
Mengacu pada tanggung jawab perusahaan terhadap dampak yang diberikan pada sesama manusia, baik seperti karyawan atau masyarakat. Kriteria ini termasuk pada kondisi kerja, perlakuan terhadap karyawan, dan komitmen terhadap masyarakat lokal.
Contoh tindakan perusahaan yang benar adalah dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan karyawan dengan menjaga fasilitas perusahaan agar tetap terawat dan bebas dari potensi bahaya seperti peralatan rusak atau masalah sanitasi.
3. Governance (tata kelola)
Kriteria ini lebih mengarah pada proses pengelolaan perusahaan terhadap aspek internal, seperti transparansi perusahaan, penerapan kebijakan yang berlaku, struktur kepemimpinan, dan etika kerja di perusahaan.
Contoh sikap dari kriteria tata kelola adalah perusahaan melarang pemberian suap dan memiliki kode etik yang harus diikuti oleh seluruh karyawan untuk menjaga integritas perusahaan.
Keuntungan Menerapkan ESG bagi Industri Manufaktur
Berikut keuntungan yang akan didapatkan jika menerapkan ESG dalam proses kinerja perusahaan manufaktur Anda:
1. Mengurangi risiko operasional dan hukum
Penerapan praktik ESG membantu perusahaan mengurangi risiko operasional dan hukum secara signifikan. Perusahaan yang mengutamakan keselamatan dan keberlanjutan lebih terlindungi dari gangguan produksi dan masalah sosial.
2. Mempermudah akses pembiayaan
Investor semakin mempertimbangkan faktor ESG dalam keputusan alokasi dana mereka. Perusahaan manufaktur yang menerapkan perencanaan ESG manufaktur yang baik memiliki akses yang lebih mudah ke modal dan finansial.
Selain itu, perusahaan yang dapat mengelola risiko lingkungan dan sosial dengan baik dinilai lebih tangguh menghadapi krisis dan lebih berpeluang untuk berkelanjutan, sehingga menarik minat lebih banyak investor.
3. Meningkatkan reputasi perusahaan
Industri manufaktur yang menerapkan ESG akan mendapatkan reputasi yang lebih baik. Dengan adanya komitmen ESG dan transparansi yang nyata dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan memperkuat loyalitas pelanggan.
Di pasar yang semakin peduli dengan produk berkelanjutan, perusahaan dengan kredibilitas ESG yang kuat juga lebih terlihat dan dapat membedakan diri dari pesaing serta mampu menarik peluang bisnis baru.
4. Inovasi dan peluang pasar baru
Industri manufaktur yang fokus pada ESG dapat lebih mendorong inovasi pasar, seperti pengembangan produk berkelanjutan dan proses produksi efisien energi yang akan membuka peluang pasar baru.
Permintaan produk ramah lingkungan dapat terus meningkat, dan perusahaan yang sukses berinovasi dalam ESG dapat memperkuat keunggulan kompetitif mereka sehingga menciptakan perusahaan yang berkelanjutan.
5. Peningkatan efisiensi operasional dan penghematan biaya
Praktik ESG, terutama yang berfokus pada lingkungan, dapat menurunkan biaya operasional dalam waktu jangka panjang dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan dan peningkatan efisiensi energi.
Penerapan prinsip ESG tentunya dapat mengurangi limbah dan biaya pembuangan, serta mengoptimalkan penggunaan air dan material untuk meningkatkan margin operasional.
ESG Framework & Standard Industri Manufaktur
Setelah memahami pengertian, kriteria, dan keuntungan pada ESG, kita akan melihat bagaimana kerangka kerja dan standar ESG bekerja dalam aktivitas perusahaan industri manufaktur.
Kerangka dan standar ESG merupakan panduan yang digunakan oleh industri manufaktur untuk melaporkan isu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Kerangka ESG berfungsi sebagai panduan umum dan pedoman informasi keberlanjutan utama yang harus dilaporkan.
Contoh kerangka ESG yang umum digunakan oleh industri manufaktur meliputi:
- Global Reporting Initiative (GRI): Kerangka kerja pelaporan keberlanjutan yang mencakup berbagai isu lingkungan, sosial, dan tata kelola.
- Integrated Reporting Framework: Kerangka kerja yang dirancang untuk membantu perusahaan menyajikan laporan yang mengintegrasikan informasi keuangan dan non-keuangan terhadap ESG.
- Suistainbility Accounting Standards Board (SASB): Kerangka kerja pelaporan yang berfokus pada isu keberlanjutan material dalam sektor manufaktur.
- Task Force on Climate-related Financial Disclosure (TCFD): Panduan terkait risiko dan peluang perubahan iklim dalam konteks keuangan perusahaan.
- Carbon Disclosure Project (CDP): Kerangka kerja dalam mengukur dan mengelola dampak lingkungan, termasuk emisi karbon dan penggunaan air.
Sedangkan standar ESG lebih berfokus pada detail spesifik, memberikan persyaratan dan metrik pengukuran untuk isu tertentu seperti emisi karbon atau keselamatan kerja. Beberapa contoh standar ESG pada industri manufaktur adalah
- GRI Standards: Standar yang diakui secara global untuk pelaporan berbagai isu keberlanjutan.
- SASB: Standar yang berfokus pada pelaporan isu keberlanjutan yang material di sektor keuangan.
- TCFD: Standar yang dirancang untuk pelaporan risiko dan peluang terkait perubahan iklim.
- ISO 26000: Standar internasional yang mengatur tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
- ISO 14001: Standar untuk sistem manajemen lingkungan yang bertujuan untuk mengelola dampak lingkungan perusahaan.
Secara keseluruhan, kerangka kerja ESG memberikan panduan luas, sementara standar ESG menawarkan detail untuk memastikan pelaporan ESG yang lebih menyeluruh dan sesuai dengan praktik terbaik industri manufaktur.
Tantangan Penerapan ESG dalam Industri Manufaktur
Selain memiliki keuntungan dalam penerapannya, ESG yang digunakan untuk industri manufaktur tentunya memiliki berbagai tantangan yang muncul dan terbagi atas masing-masing kriteria. Mari kita bahas lebih dalam mengenai tantangan tersebut bersama-sama.
1. Aspek lingkungan
Industri manufaktur pastinya memiliki dampak lingkungan yang signifikan, terutama pada penggunaan energi, sumber daya alam, jejak karbon, serta produksi emisi dan limbah. Adapun pengelolaan limbah dan air yang sulit diolah atau didaur ulang.
Selain itu, perusahaan harus terus menyesuaikan aktivitas perusahaan terhadap kebijakan dengan regulasi lingkungan yang terus berubah untuk menghindari dampak negatif, sanksi dan terus memastikan kepatuhan.
2. Aspek sosial
Dari segi sosial, sektor manufaktur memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan kerja yang adil, aman, dan sehat bagi para karyawannya. Tetapi, banyak fasilitas produksi yang memiliki risiko fisik dan operasional yang membutuhkan pengawasan dan perawatan.
Tantangan lain adalah kesetaraan dan implementasi pengelolaan standar ketenagakerjaan terhadap keberagaman. Selain itu, perusahaan manufaktur sering berada dalam lingkungan dengan potensi pelanggaran hak asasi manusia.
3. Aspek tata kelola
Tantangan tata kelola mencakup peningkatan transparansi dan akuntabilitas, terutama jika terdapat regulasi yang lemah. Perusahaan manufaktur juga perlu mengelola sistem tata kelola yang kuat untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar ESG.
Meskipun kompleks, tantangan ini juga memberikan peluang bagi perusahaan manufaktur untuk berinovasi dan memperoleh keunggulan kompetitif.
Strategi Penerapan ESG dalam Industri Manufaktur
Memiliki strategi yang tepat dalam penerapan ESG sangatlah penting untuk meminimalisir resiko lingkungan, sosial, dan tata kelola yang dihasilkan oleh aktivitas industri manufaktur sehingga dapat meningkatkan keberlanjutan dan menjadi keunggulan bagi perusahaan.
Berikut beberapa strategi ESG yang dapat diterapkan:
1. Menilai dampak saat ini
Industri manufaktur dapat melakukan penilaian secara menyeluruh terhadap dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Penilaian tersebut berupa analisis dalam penggunaan energi, praktik ketenagakerjaan, dan struktur tata kelola yang benar.
2. Menetapkan tujuan ESG
Industri manufaktur perlu menetapkan tujuan ESG yang lebih spesifik dan terintegrasi. Tujuan ini mencakup penurunan emisi karbon, peningkatan standar keselamatan kerja, penerapan kebijakan, serta peningkatan transparansi dalam tata kelola perusahaan.
3. Melibatkan pemangku kepentingan
Dengan melibatkan pemangku kepentingan seperti karyawan, investor, dan pelanggan merupakan kunci keberhasilan ESG. Perusahaan perlu menyediakan saluran untuk menerima masukan dan mendorong kolaborasi yang selaras dengan tujuan ESG.
4. Investasi dalam teknologi
Teknologi seperti Internet of Things (IoT), AI, dan blockchain dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses produksi, menekan penggunaan sumber daya, serta meningkatkan transparansi dalam rantai pasokan.
Dengan solusi teknologi dari HashMicro, Anda dapat mengintegrasikan berbagai proses secara efisien dan mendukung implementasi ESG dengan bantuan AI agar mencapai efektifitas serta berkelanjutan perusahaan.
Ingin tahu lebih jauh tentang sistem ESG HashMicro? Ketahui skema harganya melalui banner di bawah ini
5. Melaporkan dan mengkomunikasikan kemajuan
Transparansi sangat penting untuk membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan. Perusahaan manufaktur perlu secara rutin melaporkan kemajuan ESG sebagai bukti komitmen terhadap keberlanjutan dan praktik etika perusahaan.
Mudahkan Penerapan Strategi ESG Anda dengan Software Terbaik HashMicro
Penerapan strategi ESG pada industri manufaktur tentu membutuhkan langkah awal yang tidak mudah jika dilakukan secara manual. Namun dengan adanya teknologi yang tepat, strategi-strategi tersebut dapat dijalankan dengan efektif melalui software ESG.
Software ESG berfungsi untuk meningkatkan efisiensi aktivitas perusahaan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Oleh karena itu, memilih vendor sistem ESG yang tepat sangat penting untuk memastikan kelancaran alur kerja perusahaan manufaktur Anda.
Sebagai penyedia sistem ESG terbaik di Indonesia, software ESG HashMicro dapat menjadi pilihan yang tepat dalam mewujudkan penerapan ESG perusahaan. Software ESG HashMicro juga telah menjadi software pertama yang dapat terintegrasi pada sistem ERP.
Selain itu, dengan software ESG HashMicro dapat mempermudah perusahaan dalam memantau kinerja ESG secara real-time, mengumpulkan data secara akurat, dan memastikan pelaporan yang transparan serta sesuai dengan standar yang berlaku.
Berikut fitur-fitur unggulan yang ada pada software ESG HashMicro:
- Carbon footprint & energy monitoring: fitur yang mampu menghitung emisi karbon secara otomatis. Dengan fitur ini, perusahaan dapat mengetahui banyak jumlah karbon yang dihasilkan oleh aktivitas kerja perusahaan dengan mudah.
- Auto-generate PDF report: fitur ini dapat memudahkan perusahaan dalam menyusun laporan ESG secara otomatis sehingga akan lebih efisien dan tidak memakan waktu yang cukup lama dalam pelaporan.
- ESG firm consulting: fitur yang berguna dalam memberikan wawasan yang lebih mendalam dalam penerapan prinsip ESG sehingga perusahaan dapat melakukan konsultasi mengenai panduan serta rekomendasi ahli kebijakan ESG.
- Beyond environment: fitur ini mampu mengukur keberagaman di perusahaan seperti menghitung jumlah wanita di kantor. Fitur ini juga mendukung aspek sosial dan tata kelola perusahaan yang lebih luas.
Kesimpulan
ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam industri manufaktur merujuk pada prinsip-prinsip yang mendukung keberlanjutan perusahaan. Penerapan ESG membantu mengurangi risiko operasional, mendorong inovasi, serta meningkatkan efisiensi.
Untuk memanfaatkan penerapan ESG dengan efektif dan menerapkan strategi ESG dengan praktis, penggunaan teknologi seperti software ESG HashMicro dapat menjadi solusi yang tepat untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan dengan lebih mudah.
Software ESG HashMicro memiliki berbagai fitur unggulan seperti Carbon Footprint & Energy Monitoring, Auto-Generate PDF Report, dan ESG Firm Consulting sehingga telah terintegrasi untuk mendukung pengelolaan ESG secara otomatis.
Jika Anda ingin mencoba bagaimana software ini bekerja dan merasakan kemudahan mengelola ESG perusahaan Anda sekarang, klik di sini untuk memulai demo gratisnya!
Pertanyaan Seputar ESG Manufacturing
-
Apa yang dimaksud dengan sustainable manufacturing?
Sustainable manufacturing atau manufaktur berkelanjutan adalah pendekatan strategis dalam memproduksi barang secara efisien dengan memanfaatkan komponen yang mengurangi limbah serta meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan.
-
Mengapa perusahaan manufaktur harus menerapkan green manufacturing?
Penerapan green manufacturing dapat memberikan keuntungan bagi bisnis, seperti efisiensi biaya, kepatuhan regulasi, peningkatan citra, perlindungan konsumen dan karyawan, pengurangan dampak lingkungan, serta dapat menjadi kebutuhan strategis bagi keberlanjutan bisnis.
-
Bagaimana cara menyusun esg reporting untuk perusahaan manufaktur?
Menyusun ESG report dimulai dengan penilaian kesiapan, membangun struktur tata kelola, dan memastikan kualitas data yang dikumpulkan. Selanjutnya, tentukan informasi yang akan diungkapkan sesuai standar seperti GRI atau SASB, lalu pilih saluran komunikasi yang tepat untuk menyampaikan laporan secara transparan.