Bisnis minyak sawit merupakan sektor industri perkebunan yang komoditasnya menjadi penunjang kebutuhan masyarakat sehari-hari. Tidak heran jika bisnis ini menggali profit yang cukup menggiurkan. Untuk terus memenuhi permintaan pasar, Anda perlu memastikan bahwa proses supply chain management terlaksana dengan baik. Sebab, aspek ini adalah indikator terhadap kelancaran aktivitas produksi di pabrik. Dengan rancangan teknologi sistem SCM, rantai pasok dapat Anda kontrol setiap saat.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Supply chain management untuk industri minyak sawit terbilang sangat kompleks, mulai dari pengambilan bahan baku di area perkebunan, pengiriman ke produsen CPO, hingga barang sampai di tangan konsumen. SCM Software Indonesia dari HashMicro adalah solusi terbaik yang bisa Anda gunakan untuk mempermudah rantai pasok. Dengan begitu, Anda mampu menekan kendala proses suplai agar aktivitas produksi dan distribusi berjalan dengan semestinya.
Artikel ini membahas mengenai proses bisnis, fakta menarik, dan peran penting dari produksi minyak sawit. Simak penjelasannya berikut ini!
Proses Bisnis Industri Minyak Sawit
Belakangan, hebohnya pemberitaan media terkait kelangkaan minyak goreng di hampir seluruh wilayah Indonesia menarik minat masyarakat untuk mengetahui workflow industri minyak sawit. Banyak yang mempertanyakan bagaimana kelangkaan itu bisa terjadi dan apa penyebabnya. Padahal, Indonesia merupakan negara yang tanahnya subur untuk ditanami jutaan hektar kebun sawit dari berbagai perusahaan. Fenomena ini pun seakan tidak relevan dengan aset yang Indonesia miliki.
Pengolahan kelapa sawit untuk bisa menjadi produk minyak goreng membutuhkan proses yang tidak mudah. Secara garis besar, bisnis tersebut tidak terpusat pada satu sektor saja, namun terbagi menjadi tiga, yaitu upstream (hulu), midstream (tengah), dan downstream (hilir). Ketiganya merupakan kesatuan dari rangkaian bisnis minyak sawit.
1. Proses upstream
Pada bisnis minyak sawit, proses upstream disebut untuk proses penanaman kelapa sawit di area perkebunan. Benih terbaik yang telah Anda pilih akan ditanam di area pembibitan terlebih dahulu selama 12 bulan. Setelah itu, barulah tanaman muda dipindah ke lahan kebun yang lebih luas. Pertumbuhan tanaman sawit memerlukan waktu 30-31 bulan masa panen untuk bisa menghasilkan tandan buah segar (TBS).
Selanjutnya, TBS masuk ke dalam tahap pengolahan menjadi minyak. Di pabrik kelapa sawit inilah, TBS akan melalui empat proses utama dalam pembuatan Crude Palm Oil (CPO), yaitu pemisahan brondolan dari janjangan, pencacahan dan pelumatan daging, pengepresan, dan pemurnian. Selain memanfaatkan dagingnya untuk pembuatan minyak sawit mentah, biji sawit juga akan masuk pengolahan menjadi Palm Kernel Oil (PKO).
2. Proses midstream
Setelah minyak mentah berhasil Anda olah, proses midstream mengambil bagian pada proses pengolahan produk minyak turunan. Proses ini kemudian menghasilkan produk pangan dan nonpangan. Produk pangan hasil pengolahan minyak sawit meliputi minyak goreng, cocoa butter substitute, vegetable ghee, margarin, dan lainnya. Sedangkan produk nonpangan berupa sabun, biodiesel, dan lainnya.
Baca juga: Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan)
3. Proses downstream
Berbeda dengan proses upstream dan midstream yang berfokus pada pengolahan menjadi produk guna, proses downstream merupakan aktivitas distribusi semua produk yang telah Anda kemas. Proses downstream memiliki dua jalur, yaitu menuju pasar domestik dan ekspor. Mudahnya, dapat Anda katakan bahwa proses ini adalah kegiatan penyaluran produk dari pabrik kelapa sawit ke pihak distributor untuk nantinya sampai di tangan konsumen.
Fakta Menarik Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit adalah salah satu komoditas andalan Indonesia yang telah menembus pasar global melalui proses ekspor. Tidak dipungkiri bahwa eksistensinya terbilang mampu bersaing dengan produk perkebunan yang lain. Dari keunggulannya ini, budidayanya menyimpan fakta menarik untuk kita pelajari lebih lanjut.
1. Minyak kelapa sawit dibuat dari buah pohon kelapa sawit yang tumbuh di daerah tropis
Produk minyak sawit adalah hasil dari pengolahan buah tanaman kelapa sawit. Pohonnya terkenal hanya dapat tumbuh sempurna di daerah tropis (12° LU – 12° LS) dengan ketinggian 0-600 mdpl. Pemeliharan tanaman ini agak rumit lantaran memerlukan kondisi khusus dengan curah hujan stabil dan sinar matahari yang cukup. Dengan kondisi yang sesuai, pohon akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) terbaik yang dapat Anda ekstraksi menjadi minyak sawit.
Baca juga: Perbedaan Warehouse Management System dan Supply Chain Management
2. Kelapa sawit adalah bahan hemat sumber daya, sehat, dan serbaguna
Jika melihat perbandingan empat jenis minyak nabati utama, kedelai menempati urutan pertama untuk kategori kebun terluas, lalu berikutnya rapeseed, bunga matahari, dan terakhir kelapa sawit. Padahal setiap hektarnya, tanaman sawit mampu menghasilkan 3,91 ton, sedangkan tiga jenis lainnya rata-rata hanya menghasilkan 0,7 ton. Untuk memaksimalkan hasil tanamnya, Anda perlu menerapkan supply chain management yang tepat agar produk lanjutan dapat Anda produksi tanpa ada hambatan. Unduh skema perhitungan harga software SCM HashMicro untuk mendapatkan rincian biayanya.
Selain produktivitasnya yang tinggi, kandungan nutrisi di dalamnya pun kaya akan antioksidan. Maka dari itu, konsumsinya sangat baik untuk menjaga metabolisme tubuh. Keunggulan inilah yang akhirnya membuat banyak produk makanan dan kosmetik memanfaatkan olahan minyak sawit.
3. Minyak kelapa sawit dapat diproduksi secara bertanggung jawab dengan metode perkebunan berkelanjutan
Pembahasan mengenai lahan kelapa sawit memang seringkali memicu kontroversi. Penanaman sawit dinilai merusak ekosistem hutan tropis primer. Namun, nyatanya Anda tetap bisa mengoptimalkan produktivitas dengan memperhatikan segala regulasi yang berlaku. Para pengusaha sawit kini mulai menerapkan produksi secara bertanggung jawab, antara lain:
- Implementasi metode berkelanjutan tanpa membakar hutan. Hal ini sesuai dengan Kebijakan Kenihilan Deforestasi dan Tanpa Bakar.
- Merealisasikan aspek kemamputelusuran pada rantai pasok. Untuk monitor setiap rantai pasok, Anda dapat menggunakan sistem supply chain management berteknologi canggih.
- Penegasan tindak perburuan, pencederaan, kepemilikan, serta pembunuhan spesies langka dan terancam punah melalui Kebijakan Ketat Tanpa Toleransi. Selain itu juga memberlakukan upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
Baca juga: Tips Mengatasi Permasalahan Rantai Pasok pada Industri Sawit
4. Minyak kelapa sawit digunakan untuk membuat berbagai barang kebutuhan sehari-hari, dari kue hingga kosmetik
Pada dasarnya, minyak sawit tergolong ke dalam bahan multiguna karena sangat kapabel dalam menghasilkan banyak produk lanjutan. Karakteristiknya yang dapat Anda sesuaikan dengan titik leleh dan teksturnya membuat jenis minyak nabati ini cocok untuk menjadi bahan campuran produk makanan, seperti kue. Dalam pembuatannya, kue membutuhkan margarin dan shortening, di mana minyak sawit berperan untuk membuat tekstur kedua bahan tersebut menjadi lebih lembut. Selain itu, olahan dari pabrik kelapa sawit juga dapat Anda jadikan bahan dalam produk farmasi, makanan (kue), kosmetik (lipstik), sabun, sampo, dan lain-lain.
5. Produksi minyak kelapa sawit diperkirakan akan terus meningkat
Oleh GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), konsumsi minyak sawit dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan pemenuhan kebutuhan industri dan rumah tangga yang juga semakin tinggi. Imbasnya, grafik produksi pun turut meningkat untuk bisa memenuhi permintaan pasar. Di samping itu, melihat adanya perluasan lahan sebanyak 16,3 Ha dari tahun 1997 hingga 2020, tentu akan berdampak pada naiknya aktivitas operasional di pabrik kelapa sawit.
Peran Penting Produksi Minyak Sawit
Di balik berbagai isu yang timbul dari kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu, minyak kelapa sawit memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-sehari. Terlepas dari bagaimana workflow masing-masing perusahaan, berikut adalah peran produksi minyak sawit yang perlu Anda ketahui!
1. Minyak sawit sebagai pilihan yang lebih menyehatkan
Kandungan dalam minyak sawit layaknya perlu mendapat atensi lebih. Tanaman dengan nama latin Elaeis guineensis Jacq ini mengandung vitamin A dan E yang baik bagi tubuh. Vitamin A di dalamnya dipercaya lebih banyak daripada vitamin A pada wortel. Kemudian zat tokoferol dan tokotrienol pada vitamin E juga bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat memperkuat imunitas tubuh serta menurunkan risiko penyakit kronis lainnya. Secara alami, minyak tersebut tidak mengandung lemak trans karena prosesnya tidak memerlukan hidrogenasi.
2. Minyak sawit sebagai minyak nabati paling efisien di dunia
Kebutuhan minyak nabati dunia yang mencapai angka 207,93 juta metrik ton (MT) pada tahun 2020/2021 membuat para pengusaha terus memperluas lahan dan memaksimalkan produktivitas. Keseluruhan, minyak nabati memiliki beragam jenis yang dapat Anda peroleh dari berbagai tumbuhan. Masing-masingnya memiliki kapasitas produksi yang berbeda.
Jika Anda compare antara luas lahan dan hasil budidayanya, kelapa sawit terbilang sangat efisien. Sebab, tamanan ini membutuhkan lahan perkebunan yang lebih hemat untuk bisa menghasilkan minyak dalam jumlah besar. Katakanlah dalam ukuran satu hektar, kelapa sawit mampu menyumbang 3,91 ton produksi dengan perbandingan bunga matahari 0,77 ton, rapeseed 0,83 ton, dan kedelai 0,5 ton.
3. Minyak sawit berkelanjutan dan bertanggung jawab
Dalam mengembangkan bisnis kelapa sawit, Anda perlu mempertimbangkan aspek-aspek krusial yang menyertainya. Seperti aspek lingkungan sebagai dampak pembukaan lahan yang menuai kontroversi. Setelah melalui uji coba, pemeliharaan tanaman hingga keberadaan pabrik kelapa sawit ternyata penting agar dapat berjalan secara berkelanjutan. Dengan memenuhi setiap regulasi dari pemerintah, perusahaan sawit memastikan bahwa operasional usahanya selalu berfokus pada perlindungan lingkungan. Salah satu implementasinya adalah membuka areal perkebunan dengan kebijakan Zero Burning (tanpa bakar) dan memperhatikan kualitas komponen hidup di sekitarnya.
Baca juga: Menyelesaikan 4 Masalah dalam Rantai Pasok dengan Aplikasi SCM
Kesimpulan
Perkembangan bisnis minyak sawit Indonesia sangat menggembirakan lantaran produktivitasnya terus meningkat setiap tahun. Dengan tetap memberlakukan protokol yang berlaku, ekspansi produk CPO dan produk turunan lainnya berhasil memenuhi permintaan pasar domestik maupun internasional. Kesuksesan ini dapat Anda peroleh jika mampu mengelola rantai pasokan dengan baik, mengingat Indonesia cukup menguasai bahan baku sawit dunia.
Supply Chain Management Software terbaik dari HashMicro merupakan implementasi yang tepat pada bisnis kelapa sawit Anda. Aktivitas rantai suplai yang rumit dapat Anda sederhanakan dengan efisien. Melalui fitur-fitur canggihnya pula, manajemen gudang terkontrol secara otomatis sehingga mempermudah proses update stok yang real-time . Lacak proses pengiriman yang efektif hanya dengan sistem SCM #1 di Indonesia. Anda dapat mengunduh skema perhitungan harga software Supply Chain Management HashMicro untuk mengetahui gambaran biaya yang perlu Anda siapkan. Segera jadwalkan demo gratis agar bisnis Anda mampu bersaing dengan kompetitor lainnya!