Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

Daftar Isi:

    Chapter Berikutnya

      GMV adalah: Cara Menghitung, Aspek Negatif, dan Rekomendasi Matrik Keuangan.

      Sebagai perintis usaha, mengukur pertumbuhan bisnis merupakan hal penting yang wajib Anda lakukan terutama untuk usaha jenis startup. Tidak hanya dari segi penjualan dan teknologi, pertumbuhan bisnis wajib terjadi dari segi pendapatan atau keuangan. Anda dapat mengukur pertumbuhan bisnis dari segi keuangan ini dengan melakukan metrik keuangan. Adapun beberapa tolak ukur atau metrik keuangan yang umumnya startup gunakan seperti CLV, CAC, NMV, dan sebagainya. Namun, kebanyakan startup memakai tolak ukur GMV untuk mengukur pertumbuhan bisnisnya. 

      Apakah Anda pernah mendengar istilah apa itu GMV? Istilah GMV mungkin tidak familiar bagi sebagian orang terutama yang bukan dari dunia startup. Jika Anda seseorang yang berkecimpung dalam dunia startup, maka Anda perlu mengetahui istilah ini. GMV merupakan singkatan dari Gross merchandise value. Secara singkat, Gross merchandise value adalah nilai total penjualan barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui situs atau aplikasi online. Artikel ini akan menjelaskan tentang definisi GMV, cara menghitungnya, aspek negatif GMV, hingga rekomendasi matrik keuangan lainnya. 

      DemoGratis

      Daftar Isi:

        Apa Itu GMV?

        Melansir dari Investopedia, GMV adalah nilai total barang dagangan yang terjual selama periode waktu tertentu melalui situs pertukaran pelanggan-ke-pelanggan. Hal ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan atau valuasi suatu bisnis. Kesimpulannya, GMV adalah total pembelian barang atau jasa yang terjadi dalam situs atau website dalam periode tertentu. Periode yang dimaksud adalah sebulan atau setahun.

        Gross merchandise value kerap kali pebisnis gunakan untuk mengukur kesehatan finansial bisnis di situs atau website E-commerce. Hal ini berguna untuk mengukur nilai keuangan kuartal dari waktu ke waktu. Gross merchandise value adalah metrik untuk mengukur nilai total barang yang terjual. Oleh karena itu, tidak semua startup bisa menggunakan tolak ukur jenis GMV ini dan matrik ini lebih cocok untuk startup jenis E-commerce.

        Baca Juga: 6 Software Akuntansi Terbaik untuk Bisnis Anda!

        Cara Menghitung GMV

        Ada beberapa cara untuk menghitung Gross merchandise value. Salah satunya adalah dengan menghitung total barang yang terjual dikalikan dengan harga jualnya dalam periode tertentu. Adapun rumusnya adalah 

        Rumus GMV = Harga jual barang X Jumlah barang terjual. 

        Contohnya:  E-commerce baju  adalah platform perantara penjual baju dengan komisi penjualan 10%. E-commerce baju ini  berhasil menjual 1000 buku seharga Rp.100,000/baju maka, nilai GMV nya sebesar 100 juta rupiah.

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        Aspek Negatif dari GMV

        GMV adalah nilai total pendapatan dari penjualan barang dan jasa di situs atau website. Karena hal tersebut,ini menjadi salah satu metrik yang dapat membantu mengukur pertumbuhan bisnis. Namun, Gross merchandise value belum menjadi matrik yang dapat mengukur pertumbuhan bisnis secara akurat. Apa alasannya? Alasannya karena, matrik jenis ini sendiri merupakan matrik keuangan yang tidak detail. Maksud dari tidak detail, GMV tidak mempertimbangkan hal lainnya seperti pengeluaran produksi, iklan hingga tenaga kerja. Maka dari itu hasil dari Gross merchandise value tidak menunjukkan total keuangan bersih dari bisnis yang terjual. 

        Sebagai seorang pebisnis, Anda perlu menggunakan lebih dari satu matrik keuangan untuk mengukur pertumbuhan bisnis Anda. Jika Anda akan menggunakan GMV alangkah lebih baik Anda menjadikan hitungan tersebut sebagai perkiraan untuk memprediksi keuntungan perusahaan kedepannya dan menggunakan matrik keuangan lainnya.

        Rekomendasi Metrik Keuangan Lainnya untuk Bisnis Startup

        Matrik keuangan

        Disarankan menggunakan matrik lainnya secara bersamaan. TIdak hanya Gross merchandise value, ada beberapa matrik keuangan yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan startup Anda seperti CLV, CAC, NMV. Berikut penjelasannya. 

        Customer lifetime value (CLV)

        CLV adalah salah satu metrik keuangan yang penting untuk mengukur pertumbuhan perusahaan. Mengutip dari Crazy Egg, customer lifetime value adalah jumlah rata-rata uang yang dikeluarkan pelanggan untuk bisnismu sepanjang hubungannya dengan bisnismu. Pada dasarnya metrik keuangan jenis ini dapat Anda gunakan untuk memberi tahu seberapa bagus Anda mempertahankan pelanggan sebelumnya. Untuk menghitung CLV, ada sebuah rumus dasar yang dapat Anda gunakan:

        CLV = Rata-rata nilai transaksi x (Jumlah transaksi dalam satu tahun x waktu retensi)

        Contohnya: Nyonya A memiliki usaha makanan. Menunya berkisar antara Rp10.000-20.000. Pelanggan L selalu membeli menu burger Rp15.000. Setiap satu minggu sekali selama dua tahun. Berapa Customer Lifetime Value pelanggan L?

        CLV = Rata-rata nilai transaksi x (Jumlah transaksi dalam satu tahun x Waktu retensi)

        = Rp15.000 x (52 x 2)

        = Rp15.000 x 104 = Rp1.560.000

        Customer acquisition cost (CAC)

        Metrik keuangan jenis ini menghitung dengan cara membagi seluruh biaya yang Anda habiskan untuk menarik hati pelanggan dengan total jumlah pelanggan dalam waktu tertentu. Customer acquisition cost (CAC) merupakan salah satu metrik tepat yang dapat Anda gunakan untuk mengetahui apakah konsep marketing yang Anda lakukan efektif atau tidak. 

        Contohnya: Perusahaan baju A menghabiskan Rp.40.000.000 untuk produksi iklan, talent dll dalam satu bulan dan mendapatkan 400 pelanggan baru. Maka jumlah CAC nya adalah Rp.200.000.

        Net merchandise value (NMV)

        NMV merupakan metrik keuangan yang realistis jika dibandingkan GMV. Alasannya karena, NMV ini memperhitungkan seluruh biaya yang dikeluarkan mulai dari marketing, refund, pengembalian dana, diskon dan lainnya. 

        Rumus dari NMV: GMV – semua biaya (marketing, refund, dan payment gateway)

        Misalnya: E-commerce A memiliki GMV senilai 100 juta. E-commerce ini juga mengeluarkan biaya iklan, diskon dengan total 10 juta rupiah, maka nilai NMV nya adalah 90 juta rupiah. 

        Kesimpulan

        Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa GMV adalah total pembelian pelanggan di situs atau website dalam periode tertentu. Tidak semua startup menggunakan matrik keuangan jenis GMV karena, GMV tidak menghitung secara akurat mulai dari pengeluaran marketing, diskon dan lainnya. Artinya sebagai pebisnis Anda dapat mempertimbangkan matrik keuangan lainnya secara bersamaan untuk mengukur pertumbuhan bisnis Anda. 

        Ada 3 rekomendasi macam matrik keuangan yang dapat Anda implementasikan untuk mengukur pertumbuhan bisnis Anda yaitu CLV, CAC, NMV. Matrik jenis ini tidak hanya mengukur total penjualan di situs saja tetapi, menghitung total pengeluaran saat memproduksi produk. Anda dapat mempertimbangkan matrik jenis CLV, CAC, NMV sambil menggunakan matrik GMV yang umumnya digunakan startup. 

        Saat Anda mengukur pertumbuhan bisnis dengan menggunakan matrik keuangan, CLV, CAC, dan NMV tentunya anda perlu menghitung total pendapatan dan pengeluaran mulai dari iklan, tenaga kerja, diskon, promosi dan lain-lain. Untuk mempersingkat waktu, Anda dapat menggunakan software akuntansi dari Hashmicro untuk membantu Anda mengetahui total pendapatan dan pengeluaran dari bisnis Anda secara akurat. Coba demo gratis sekarang!

        Accounting

        Apakah artikel Ini bermanfaat?
        YaTidak
        Accounting

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 2,000+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!

        Dipercaya oleh 2,000+ klien