Rekonsiliasi fiskal dalam Sistem Manajemen Keuangan pada perusahaan wajib untuk membuat laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan, maka perusahaan dapat mengetahui arus kas perusahaan serta transaksi-transaksi yang terjadi. Pembuatan laporan keuangan harus mengacu kepada standar akuntansi keuangan. Dimana standar akuntansi keuangan yang ada belum pasti sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Maka dari itu, perlu Sistem Akuntansi terbaik yang dapat membantu melakukan segala perhitungan dengan akurat.
Sistem Akuntansi Manajemen ini akan meminimalkan human error sehingga pencatatan serta perhitungan lebih aktual. Hal tersebut akan memudahkan Anda dalam proses rekonsialiasi. Dengan data keuangan valid yang dihasilkan oleh Software Akuntansi terbaik maka Anda tidak perlu repot dan meluangkan lebih banyak waktu dalam proses akuntansi. Oleh karena itu, segera unduh skema harga software akuntansi terbaik dari HashMicro.
Perusahaan perlu melakukan rekonsiliasi fiskal. Seperti apakah rekonsiliasi fiskal? Simak artikel berikut untuk mengetahui mengenai rekonsiliasi fiskal lebih lanjut.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Pengertian Rekonsiliasi Fiskal
Rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal adalah salah satu cara untuk mencocokan beberapa perbedaan yang terdapat pada laporan keuangan komersial yang telah disusun sesuai dengan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan dengan laporan keuangan fiskal yang telah disusun sesuai dengan penyusunan sistem fiskal.
Para ahli dari Indonesia turut menyampaikan pendapatnya mengenai pengertian koreksi fiskal ini. Setiawan dan Musri (2006: 421) mengatakan bahwa rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian ketentuan menurut pembukuan secara komersial atau akuntansi yang harus disesuaikan menurut ketentuan perpajakan. Sementara itu Agoes dan Trisnawati (2007:177) mengatakan bahwa tahap ini adalah proses penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto/laba yang sesuai dengan ketentuan pajak.
Baca juga: Rekomendasi Program Akuntansi Terbaik di Indonesia
Tujuan Rekonsiliasi Fiskal
Sebagai metode atau cara untuk mengetahui perbedaan yang ada pada laporan keuangan, rekonsiliasi fiskal memiliki berbagai tujuan. Berikut ini merupakan beberapa tujuannya, yaitu:
Memeriksa draf laporan keuangan
Dengan rekonsiliasi fiskal, maka suatu perusahaan dapat memeriksa kembali draf laporan keuangan pada Aplikasi Manajemen dokumen terpercaya yang telah dibuat sebelum nantinya diserahkan kepada Dirjen Pajak. Penting bagi perusahaan untuk memeriksa isi dari draf dengan memperhatikan transaksi, kemudian sesuaikan antara penghasilan oleh wajib pajak. Hal ini karena dengan rekonsiliasi fiskal, keuangan perusahaan menjadi lebih stabil.
Meminimalisir terjadinya kesalahan perhitungan pajak
Perusahaan Anda tentunya tidak ingin menemui kesalahan dalam perhitungan pajak. Oleh karena itu perusahaan Anda harus melakukan koreksi fiskal. Dengan adanya kesalahan perhitungan akan menyebabkan nominal angka yang salah. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Hal itulah yang membuat setiap perusahaan pasti melaukan rekonsiliasi fiskal.
Namun, perusahaan Anda dapat untuk tidak melakukan rekonsiliasi fiskal. Penerapan iini sulit dan banyak caranya membuat perusahaan enggan melakukan hal tersebut. Perusahaan dapat menggunakan software akuntansi untuk memudahkan perhitungan keuangan. Software Akuntansi juga dapat menghitung pajak perusahaan dan mencatat pembukuan secara otomatis. Software akuntansi juga jauh dari kata kesalahan sehingga membuat perusahaan lebih memilih menggunakan aplikasi akuntansi.
Media pendukung dari draf laporan keuangan
Saat ini Direktorat Jenderal Pajak memberlakukan aturan dan regulasi kepada wajib pajak untuk melakukan rekonsiliasi fiskal. Hal ini dilakukan agar wajib pajak dapat mengetahui apakah terdapat ketidaksesuaian dalam laporan keuangan yang telah dibuat. Adanya ketidaksesuaian akan mengakibatkan kesalahan hitung atas nominal pajak.
Jenis Rekonsiliasi Fiskal
Rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal memiliki dua jenis yaitu beda tetap dan beda waktu. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing jenisnya:
Beda tetap
Beda tetap dapat terjadi akibat adanya perbedaan terhadap beban serta pendapatan antara pelaporan fiskal dan komersial. Adapun beda tetap dapat terbagi menjadi dua kategori, yaitu beda tetap positif dan beda tetap negatif. Beda tetap positif dapat terjadi apabila adanya laba komersial yang tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan. Berbeda dengan beda tetap positif, beda tetap negatif terjadi ketika adanya pengeluaran sebagai beban laba komersial tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan.
Beda waktu
Beda waktu adalah perbedaan yang bersifat sementara. Hal ini karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dengan standar akuntansi keuangan. Adanya perbedaan waktu membuat terjadinya pergeseran pengakuan antara satu tahun pajak ke tahun pajak yang lainnya.
Adapun beda waktu ini dapat terbagi menjadi dua kategori, yaitu beda waktu positif dan beda waktu negatif. Beda waktu positif dapat terjadi apabila pengakuan beban menurut SAK lebih lambat daripada pengakuan beban berdasarkan ketentuan perpajakan. Sementara itu beda waktu negatif dapat terjadi apabila pengakuan beban mengacu kepada ketentuan pajak.
Koreksi Fiskal Positif
Koreksi fiskal positif adalah koreksi yang membuat laba fiskal bertambah atau rugi fiskal berkurang. Dengan kata lain, koreksi fiskal positif membuat laba fiskal akan menjadi lebih besar daripada laba komersial. Terjadinya koreksi fiskal positif karena beberapa hal seperti adanya beban biaya untuk kepentingan wajib pajak, adanya dana cadangan, serta terjadinya selisih penyusutan (amortisasi komersial).
Koreksi Fiskal Negatif
Koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang membuat laba fiskal mengalami pengurangan atau rugi fiskal mengalami penambahan. Dengan kata lain, koreksi fiskal negatif membuat laba fiskal menjadi lebih kecil daripada laba komersial. Penyebab terjadinya koreksi fiskal negatif disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya selisih antara komersial yang ada di bawah penyusutan fiskal, adanya penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final, serta penghasilan tidak termasuk ke dalam objek pajak.
Tahapan dalam Rekonsiliasi Fiskal
Berbicara mengenai tahapan rekonsiliasi fiskal, terdapat sejumlah tahapan dalam melakukan hal ini. Berikut ini merupakan tahapannya:
- Mengenal terlebih dahulu penyesuaian fiskal yang diperlukan.
- Mengidentifikasi elemen-elemen penyesuaian untuk dapat menentukan pengaruhnya kepada laba usaha kena pajak.
- Mengoreksi fiskal dengan melakukan koreksi fiskal positif dan negatif.
- Melakukan penyusunan laporan keuangan secara fiskal sebagai lampiran SPT tahunan pajak penghasilan.
Kesimpulan
Rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal dapat membuat perusahaan dapat melakukan penyesuaian atas laporan keuangan sesuai dengan sistem akuntansi keuangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan koreksi fiskal, perusahaan juga dapat memeriksa kembali draft laporan keuangan yang telah dibuat sebelum nantinya diberikan kepada Dirjen Pajak.
Di era digital ini, HashMicro sebagai penyedia Software ERP terbaik di Indonesia memberikan solusi bagi perusahaan Anda dalam mencatat transaksi yang berlangsung secara digital menggunakan Sistem Akuntansi. Dengan Sistem Akuntansi ini, Anda dapat meningkatkan efisiensi pencatatan transaksi keuangan perusahaan.
Tidak hanya itu, Anda juga dapat mengoptimalkan pengelolaan arus kas, pembuatan laporan keuangan, rekonsiliasi bank, jurnal penyesuaian, pembuatan faktur, dan lain sebagainya secara real-time. Profitabilitas meningkat dengan adanya penghitungan budget yang lebih tepat dan akurat. Klik di sini untuk mendapatkan penawaran terbaik dan demo gratis.