Istilah likuidasi mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, jika mengenai kasus perusahaan yang bubar karena permasalahan utang yang tidak kunjung dibayarkan atau perusahaan yang tidak memperpanjang surat izin pasti Anda sudah pernah mendengar, bukan? Hal tersebut dalam konteks bisnis disebut dengan “likuidasi” atau pembubaran. Istilah tersebut biasanya muncul ketika terjadi konflik dalam suatu perusahaan. Konflik tersebut dapat menyebabkan adanya penyusutan aset atau harta lain milik perusahaan. Nah, untuk memahami lebih jauh mengenai apa itu likuidasi perusahaan mulai dari pengertian, alasan, jenis-jenis likuidasi, hingga prosesnya, Anda dapat membaca artikel berikut ini.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa Itu Likuidasi?
Apa itu likuidasi perusahaan? Likuidasi (pembubaran) adalah proses suatu perusahaan menjual segala aset, menyelesaikan kewajiban perusahaan, mendistribusikan dana yang tersisa kepada pemegang saham, serta menutup perusahaannya sebagai badan hukum. Adapun proses tersebut mengubah aset seluruhnya menjadi uang tunai. Kemudian, jika terdapat pemegang saham yang tidak mengklaim aset hingga akhir prosesnya, maka aset tersebut akan menjadi milik negara.
Likuidasi juga memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada posisi seseorang dalam suatu perusahaan. Bagi seorang direktur, likuidasi memiliki arti bahwa kekuasaannya dalam perusahaan telah berhenti dan perannya dialihkan pada kurator berlisensi atau praktisi kebangkrutan yang telah ditunjuk perusahaan. Sedangkan, bagi pemegang saham, adanya hal tersebut memungkinkan mereka untuk mendapatkan aset berupa uang tunai. Namun, pemegang saham juga harus menunggu perusahaan agar menyelesaikan kewajiban kepada kreditor terlebih dahulu.
Alasan Perusahaan Melakukan Pembubaran
Setelah memahami mengenai definisi dari likuidasi (pembubaran), maka yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah mengapa hal tersebut dapat terjadi? Nah, berikut beberapa penyebab likuidasi pada suatu perusahaan, yaitu antara lain:
- Perusahaan tidak dapat mengelola utang dengan baik
- Tingkat likuiditas yang cukup rendah
- Tindakan finansial yang kurang tepat
- Permasalahan internal pada perusahaan
- Perusahaan tidak memperbarui izin
- Mayoritas pemegang saham menghendakinya
- Ketetapan pengadilan akibat merger atau konsolidasi perusahaan
Itulah penyebab likuidasi dalam perusahaan, guna mengurangi alasan resiko terjadinya hal tersebut khususnya karena pengelolaan utang yang kurang baik dan tindakan finansial yang kurang tepat, maka perusahaan harus dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dan menerapkan manajemen keuangan yang baik. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan produk software accounting milik HashMicro. Penggunaan ERP dalam akuntansi dan keuangan perusahaan tersebut dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan profit dari perusahaan sehingga dapat meminimalisir potensi likuidasi perusahaan.
Jenis-jenis Likuidasi dalam Perusahaan
Likuidasi wajib
Likuidasi wajib terjadi saat suatu perusahaan tidak dapat membayarkan utangnya sehingga kreditor memutuskan untuk mengajukan petisi untuk menutup bisnis. Selain kreditor, pihak-pihak yang dapat memberikan petisi yaitu perusahaan itu sendiri, pemegang saham, sekretaris negara atau yang setara, dan penerima resmi.
Jika hingga batas pembayaran perusahaan tidak dapat membayar utang tersebut, maka bisnis secara resmi bubar. Dengan proses tersebut, maka perusahaan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali hal-hal yang termasuk dalam likuidasi.
Likuidasi sukarela
Berbeda dengan likuidasi wajib yang melibatkan satu pihak melalui petisi, likuidasi sukarela terjadi secara sukarela dengan kesepakatan setiap pihak yang berkaitan. Dalam melakukan proses tersebut, sebanyak 75% dari pemegang saham perusahaan harus menyetujuinya sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Selain pemegang saham, dewan perusahaan juga harus menyetujui adanya keputusan tersebut. Secara umum hal tersebut terjadi ketika suatu perusahaan menutup usahanya karena tidak mampu menyaingi kompetitor atau pasar telah beralih ke segmen yang lain.
Likuidasi sementara
Jenis-jenis likuidasi yang terakhir yaitu likuidasi sementara yang terjadi ketika suatu perusahaan melakukan pelanggaran yang mengancam aset perusahaan. Jangka waktu penerapan tersebut sementara bergantung pada kestabilan kondisi perusahaan. Peran likuidator pada hal ini yaitu mempertahankan aset perusahaan agar tetap aman. Likuidator dalam hal ini juga tidak boleh mendistribusikan aset perusahaan kepada kreditor.
Baca juga: Rasio Solvabilitas untuk Cegah Kebangkrutan Perusahaan, Apakah itu?
Proses Likuidasi dalam Perusahaan
Setelah memahami mengenai penjelasan likuidasi tersebut, maka yang harus Anda pahami selanjutnya yaitu bagaimana proses tersebut berjalan dalam perusahaan? Nah, proses yang harus dilakukan khususnya pada saat memberikan entitas (prioritas klaim) yaitu sebagai berikut:
- Posisi senior pada kreditur terjamin
- Posisi junior pada kreditur terjamin
- Kreditur yang tidak memiliki jaminan
- Pemegang saham preferen
- Pemegang saham biasa
Namun dalam penerapannya, harga aset perusahaan biasanya lebih rendah dari yang seharusnya karena menjual secara terburu-buru. Akibatnya, hasil dari proses tersebut pada umumnya tidak memiliki sisa dana yang tersisa untuk dibayarkan kepada pemegang saham ataupun kreditor. Kondisi tersebut mengharuskan adanya prioritas yang mana kreditur terjamin harus mendapatkan dana terlebih dahulu.
Lebih lanjut, pada Perseroan Terbatas (PT) terdapat beberapa tahapan likuidasi yaitu meliputi:
- Mengumumkan dan memberitahukan adanya pembubaran PT
- Membagikan dan mencatat harta kekayaan
- Mengajukan keberatan pada kreditor
- Mempertanggungjawabkan tindakan likuidator yang telah ditunjuk sebagai penyelenggara
- Mengumumkan hasil akhir
Setelah melalui tahapan tersebut, kemudian terdapat rapat akhir anggota dan rapat akhir kreditor serta anggota yang hasil akhirnya akan disampaikan pada panitera dan pengadilan.
Dengan terpenuhinya semua tahapan maka perusahaan secara resmi tidak beroperasi, namun pengadilan masih memiliki kekuasaan untuk membatalkan proses tersebut jika terdapat masalah bisnis atau sengketa yang belum selesai
Kesimpulan
Likuidasi menjadi tantangan yang besar bagi keberlanjutan perusahaan sehingga perusahaan harus mampu meminimalisir alasan yang mendasari terciptanya hal tersebut. Selain memperbaiki performa keuangan, perusahaan juga harus dapat mengelola sumber daya manusia dengan lebih optimal sehingga meminimalisir konflik dan produktivitas pekerjaan dapat meningkat. Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan performa sumber daya manusia dalam perusahaan yaitu dengan menggunakan software HRM milik HashMicro. Penggunaan HRM tersebut dapat menyederhanakan berbagai proses administrasi mulai dari penggajian, absensi, PPh 21 dan proses lainnya sehingga efisiensi dan produktivitas SDM dalam perusahaan dapat meningkat. Dapatkan demo gratis software HRM HashMicro untuk ketahui lebih lanjut bagaimana solusi kami bisa membantu bisnis Anda.