Biaya overhead adalah biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menjalankan operasional bisnis, seperti listrik, sewa, atau gaji karyawan. Biaya ini tidak terkait langsung dengan produksi barang, tetapi penting untuk menjaga kelancaran aktivitas perusahaan.
Pengelolaan biaya overhead yang baik dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan keuntungan. Dengan mengontrol pengeluaran ini, perusahaan dapat mengalokasikan dana secara efektif dan mendukung pertumbuhan bisnis.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai biaya overhead dan cara mengelolanya untuk keberlanjutan bisnis, serta bagaimana sistem akuntansi dapat membantu perusahaan mencatat biaya ini dengan akurat dan efisien.
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa itu Biaya Overhead?
Biaya overhead adalah pengeluaran yang tidak langsung terkait dengan proses produksi inti bisnis. Biaya ini mencakup pajak, asuransi karyawan, tarif sewa tempat, dan gaji penjaga keamanan, yang penting untuk operasional tetapi bukan bagian dari produksi.
Pengeluaran tak terduga, seperti kerugian akibat pencurian mesin, juga masuk dalam biaya overhead. Dalam akuntansi, biaya ini wajib diperhitungkan agar bisnis dapat terus berjalan lancar, menjaga anggaran tetap mencakup semua aspek operasional penting.
Jenis-jenis Biaya Overhead
Biaya overhead terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan sifat bisnis dan industri perusahaan. Berikut jenis-jenis overhead yang perlu Anda pahami:
1. Fixed Overheads (Biaya Tetap)
Fixed overheads adalah biaya tetap yang jumlahnya tidak berubah setiap bulan, terlepas dari tingkat aktivitas bisnis. Artinya, biaya ini akan tetap sama meskipun penjualan mengalami kenaikan atau penurunan.
Contoh dari fixed overhead adalah sebagai berikut:
- Gaji karyawan tetap.
- Sewa gedung atau kantor.
- Asuransi bisnis.
- Biaya penyusutan.
- Biaya pajak.
- Biaya administrasi dan umum.
2. Variable Overheads (Biaya Variabel)
Variable overheads adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan tingkat aktivitas bisnis. Ketika aktivitas bisnis meningkat, biaya ini akan naik, dan sebaliknya, saat aktivitas menurun, biaya dapat berkurang secara signifikan atau bahkan hilang.
Berikut adalah contoh biaya variabel:
- Biaya bahan bakar untuk pengiriman barang.
- Biaya utilitas seperti air dan listrik yang bergantung pada penggunaan.
- Biaya lembur karyawan produksi.
- Biaya alat tulis kantor.
- Biaya tenaga kerja tidak langsung.
- Biaya transportasi.
- Biaya pemasaran dan promosi.
- Biaya penjualan.
3. Semi-Variable Overheads (Biaya Semi Variabel)
Jenis overhead ini merupakan kombinasi dari fixed dan variable overheads, karena sifatnya bisa tetap sekaligus bervariasi tergantung aktivitas bisnis. Biaya ini kadang dibayarkan secara rutin dengan jumlah fluktuatif, atau di waktu tertentu pembayarannya tidak terjadwal.
Sementara itu, berikut contoh biaya semi variabel:
- Komisi penjualan untuk tim marketing.
- Biaya telepon kantor dengan paket dasar plus kelebihan penggunaan.
- Biaya perawatan kendaraan operasional yang tergantung intensitas pemakaian.
- Penggunaan kendaraan milik kantor.
- Biaya listrik kantor dan fasilitas lainnya.
- Biaya air.
Contoh Biaya Overhead
Biaya overhead mencakup berbagai pengeluaran yang mendukung operasional perusahaan, seperti sewa gedung, listrik, dan air. Biaya-biaya ini esensial bagi kelancaran produksi meski tidak dapat dihitung langsung pada biaya produk.
Gaji untuk posisi manajerial dan staf administrasi juga masuk dalam kategori overhead. Meskipun mereka tidak terlibat langsung dengan produksi, peran mereka sangat penting dalam mengelola dan memastikan jalannya operasi sehari-hari.
Tidak kalah penting, biaya perawatan mesin dan perlengkapan kantor juga merupakan bagian dari overhead. Dengan menjaga peralatan dan fasilitas dalam kondisi optimal, perusahaan dapat terus beroperasi dengan efisien dan lancar.
Fungsi Biaya Overhead
Catatan keuangan punya peran penting bagi kelangsungan sebuah usaha. Begitu pula dengan menghitung juga bisa membawa dampak tersendiri pada arus keuangan. Berikut adalah fungsinya:
- Kontrol Pengeluaran Non-Produksi
Mengelola cash flow dan mencegah penyalahgunaan dana, seperti pencucian uang, dengan pengawasan yang akurat dan cermat. - Estimasi Anggaran Tiap Divisi
Memudahkan divisi keuangan menyusun anggaran berdasarkan kebutuhan divisi, serta membantu analisis dan penyesuaian anggaran dengan tepat. - Mengurangi Biaya yang Tidak Perlu
Membantu mengidentifikasi dan mengurangi pengeluaran yang tidak prioritas, sehingga cash flow dan pengeluaran perusahaan lebih efisien dan efektif. - Dasar Penyusunan Strategi Perusahaan
Biaya overhead berperan penting dalam merancang strategi perusahaan, termasuk perencanaan anggaran dan pengambilan keputusan yang lebih bijak untuk menjaga cash flow yang sehat.
Baca Juga: Akuntansi Biaya: Pengertian, Fungsi, dan Penerapannya
Cara Menghitung Biaya Overhead
Untuk menghitung biaya overhead tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Anda harus mengetahui tahapannya, sehingga dapat menghitung dengan tepat. Lantas, bagaimana cara menghitung yang tepat? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Identifikasi biaya overhead
Kategorikan biaya overhead menjadi dua jenis:
- Overhead tetap: Biaya yang tidak berubah seiring volume produksi, seperti sewa pabrik, gaji manajer, dan depresiasi mesin.
- Overhead variabel: Biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi, seperti biaya listrik, bahan bakar, atau bahan habis pakai.
Contoh:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki dua divisi, yaitu divisi produksi dan divisi pemasaran. Total biaya overhead perusahaan adalah Rp100.000.000, yang terdiri dari biaya listrik, sewa gedung, dan gaji staf pendukung. Setelah analisis, perusahaan memutuskan untuk membagi biaya sebagai berikut:
- Divisi produksi akan menanggung 70% dari total biaya.
- Divisi pemasaran akan menanggung 30% dari total biaya.
Langkah perhitungan:
- Biaya overhead untuk divisi produksi
70% x Rp100.000.000 = Rp70.000.000 - Biaya overhead untuk divisi pemasaran
30% x Rp100.000.000 = Rp30.000.000
Dengan pemisahan biaya overhead pabrik, divisi produksi harus menanggung biaya sebesar Rp70.000.000, sementara divisi pemasaran menanggung Rp30.000.000.
2. Buat estimasi keseluruhan
Cara menghitungnya dengan mengumpulkan semua overhead cost perusahaan dan melakukan analisa budget dalam sekali baca. Menghitungnya adalah salah satu cara untuk memonitor perencanaan anggaran bulanan supaya lebih efisien dan tidak over budget.
Contoh:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki biaya operasional berikut selama satu bulan:
- Biaya listrik: Rp5.000.000
- Sewa gedung: Rp15.000.000
- Gaji staf pendukung: Rp20.000.000
- Biaya perlengkapan kantor: Rp2.000.000
- Biaya internet: Rp1.000.000
Langkah perhitungan:
Total biaya overhead: Rp5.000.000 + Rp15.000.000 + Rp20.000.000 + Rp2.000.000 + Rp1.000.000 = Rp43.000.000
Jadi, estimasi keseluruhan biaya perusahaan untuk satu bulan adalah Rp43.000.000. Estimasi ini membantu perusahaan untuk mengetahui berapa biaya yang diperlukan untuk menjalankan operasional di luar biaya langsung produksi.
3. Berdasarkan persentase
Persentase overhead memberi tahu Anda berapa banyak bisnis yang Anda habiskan untuk biaya overhead, dan berapa banyak yang dihabiskan dalam membuat produk. Cara menghitungnya dengan menganalisa persentase kebutuhan tiap divisi dan membaginya sesuai ukurannya.
Contoh:
Misalkan sebuah perusahaan manufaktur memiliki:
- Total biaya produksi: Rp200.000.000
- Total biaya overhead: Rp50.000.000
Langkah perhitungan:
Persentase biaya overhead = (Total biaya overhead : Total biaya produksi) × 100
Persentase biaya overhead = (Rp50.000.000 : Rp200.000.000 ) × 100 = 25%
Jadi, biaya overhead perusahaan manufaktur tersebut adalah 25% dari total biaya produksi. Artinya, setiap kali perusahaan memproduksi barang, mereka perlu menambahkan 25% dari biaya produksi sebagai biaya overhead untuk mendapatkan total biaya yang sebenarnya.
Baca Juga: Biaya Overhead Pabrik: Apakah Penting Menghitung Biaya Produksi?
Kesimpulan
Biaya overhead penting bagi perusahaan untuk menghitung perkiraan yang ingin dikeluarkan untuk kelancaran operasional perusahaan. Bantuan teknologi seperti sistem akuntansi yang dapat dikustomisasi dapat mempermudah perhitungan overhead cost.
HshMicro adalah perusahaan penyedia software accounting terunggul untuk bisnis Anda. Otomatiskan pengelolaan arus kas, pembuatan laporan keuangan, rekonsiliasi bank, jurnal penyesuaian, pembuatan faktur, dan lain-lainnya.
Dapatkan demo gratis sekarang juga!
Pertanyaan Seputar Biaya Overhead
-
Apakah biaya overhead termasuk biaya tetap?
Ya, biaya overhead dapat termasuk biaya tetap, tetapi juga bisa berupa biaya variabel. Biaya overhead mengacu pada semua biaya yang tidak secara langsung terkait dengan produksi barang atau jasa, tetapi tetap diperlukan untuk menjalankan bisnis.
-
Apakah biaya overhead sama dengan biaya variabel?
Biaya overhead tidak sama dengan biaya variabel, meskipun ada beberapa biaya overhead yang bisa bersifat variabel. Keduanya adalah konsep yang berbeda:
Biaya Overhead:Biaya overhead mencakup semua biaya yang tidak secara langsung terkait dengan produksi barang atau jasa, tetapi tetap diperlukan untuk menjalankan bisnis. Biaya overhead dapat berupa biaya tetap (seperti sewa dan gaji staf administrasi) atau biaya variabel (seperti biaya listrik yang meningkat dengan aktivitas produksi).
Contoh biaya overhead: sewa gedung, gaji manajer, biaya perawatan mesin, listrik, dan air.
Biaya Variabel:Biaya variabel: biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi. Biaya ini meningkat atau menurun tergantung pada tingkat produksi.
Contoh biaya variabel: biaya bahan baku, tenaga kerja langsung yang dibayar berdasarkan produksi, dan pengemasan.
-
Apa saja komponen biaya overhead pabrik?
Komponen biaya overhead pabrik mencakup berbagai biaya tidak langsung yang dikeluarkan dalam proses produksi, tetapi tidak dapat diatribusikan langsung pada produk tertentu.