Nadia

Nadia
Balasan dalam 1 menit

Nadia
Jadwalkan Demo Sekarang!

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami
6281222846776
×

Nadia

Active Now

Nadia

Active Now

Chapter Selanjutnya

Daftar Isi:

    Chapter Berikutnya

      Penerapan ESG di Indonesia dalam Kacamata Bisnis 2025

      Tahukah Anda? Penerapan ESG di Indonesia telah mencapai angka 95%. Jumlah yang fantastis untuk membantu Anda sadar bahwa isu lingkungan, sosial, dan tata kelola tidak dapat dikesampingkan. Meskipun demikian, apakah perusahaan Anda siap menerapkan konsep ESG secara tepat guna?

      Selayaknya konsep bisnis pada umumnya, ESG atau environmental, social, and governance memerlukan pemahaman mendalam sebelum implementasi terjadi. Untuk itu, jika informasi mengenai penerapan ESG di Indonesia penting untuk Anda ketahui sekarang, artikel ini adalah laman yang cocok untuk Anda.

      Dalam artikel ini, ketahui lebih mendalam mengenai apa itu ESG, regulasi, tantangan, dan solusi terbaik atas penerapan ESG di Indonesia bagi bisnis Anda. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita mulai pembahasannya bersama-sama!

      Key Takeaways

      • Penerapan ESG di Indonesia masih menghadapi tantangan, tapi insentif dan teknologi dapat mempercepat penerapannya.
      • Teknologi seperti AI dan IoT mendukung pemantauan, transparansi, dan tata kelola ESG.
      • HashMicro menyediakan software ESG berbasis AI untuk pelacakan dan pelaporan otomatis yang mematuhi regulasi lokal Indonesia. Klik Disini untuk Demo Gratisnya!

      Daftar Isi:

        Apa Itu ESG?

        ESG adalah konsep yang mengukur kinerja perusahaan berdasarkan aspek lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance). ESG berfungsi untuk menilai dampak bisnis terhadap lingkungan, kesejahteraan sosial, serta transparansi dan etika dalam pengelolaan perusahaan.

        Perusahaan dengan skor ESG tinggi dianggap lebih berkelanjutan dan menarik bagi investor yang peduli terhadap tanggung jawab sosial. Secara berkelanjutan, praktik ESG berfokus pada skema kerja yang ramah lingkungan, peduli tenaga kerja, dan transparansi manajemen.

        Penerapan ESG di Indonesia

        Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak Anda terkait dengan penerapan ESG di Indonesia adalah: mengapa konsep ESG harus perusahaan terapkan? Apa hubungannya ESG dengan keuntungan bisnis?

        Sejatinya, perputaran bisnis berporos pada minat dan daya beli konsumen atas produk Anda. Di era modern dimana informasi dan daya serap konsumen semakin meningkat atas isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola, masyarakat cenderung berpihak kepada perusahaan-perusahaan yang menerapkan ESG.

        Penerapan ESG di Indonesia menjadi taraf penilaian bagi konsumen atas apakah perusahaan A hanya peduli akan margin keuntungan dan tidak dengan kondisi sosial-lingkungan. Dengan ini, tentu Anda menyadari bahwa reputasi perusahaan dapat terdampak jika penerapan ESG tidak segera Anda lakukan.

        91% perusahaan yang menyadari pentingnya penerapan ESG di Indonesia pun mulai berkontribusi dalam kegiatan lingkungan dan sosial. Untuk itu, jika Anda ingin mengimplementasikan ESG dalam perusahaan Anda, ketahui tentang regulasinya terlebih dahulu dalam pembahasan berikut ini!

        Regulasi ESG di Indonesia

        regulasi esg di indonesiaPenerapan ESG di Indonesia mencakup tiga regulasi besar, yaitu regulasi lingkungan hidup, regulasi sosial, dan regulasi tata kelola. Ketiganya akan kami bahas secara komprehensif dalam uraian berikut ini.

        1. Regulasi ESG – Lingkungan hidup (environmental)

        Konsep ESG dalam segi environmental atau lingkungan hidup memiliki regulasi ketat yang tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 yang mencakup:

        • Izin pembuangan limbah: Perusahaan yang membuang limbah ke lingkungan harus memenuhi standar Baku Mutu Lingkungan Hidup (BMLK) dan mendapat persetujuan dari pemerintah pusat atau daerah (Pasal 20).
        • Amdal untuk usaha berdampak besar: Perusahaan dengan dampak signifikan terhadap lingkungan, seperti eksploitasi SDA, wajib memiliki Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) (Pasal 22).
        • UKL-UPL sebagai alternatif: Usaha yang tidak memerlukan Amdal wajib memiliki UKL-UPL, kecuali yang cukup dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan (Pasal 34 dan 35).
        • Kewajiban pemulihan lingkungan: Pelaku pencemaran wajib menangani dan memulihkan lingkungan serta menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan (Pasal 53-55).
        • Pengelolaan limbah B3: Pihak yang menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) harus mengelolanya sesuai ketentuan hukum (Pasal 59).

        2. Regulasi ESG – Sosial (social)

        Regulasi sosial ESG tercantum dalam beberapa Undang-undang Republik Indonesia, diantaranya:

        • Kompensasi pengadaan tanah: BUMN yang mengadakan tanah untuk kepentingan umum wajib memberi ganti kerugian kepada pemilik tanah setelah melalui musyawarah (UU No. 2 Pasal 37 Tahun 2012).
        • Kesetaraan kerja bagi disabilitas: Pelaku usaha harus mempekerjakan penyandang disabilitas, menjamin hak kerja, serta mencegah diskriminasi dalam pemberhentian (UU No. 8 Pasal 11 Tahun 2016).
        • Kontribusi sosial perusahaan: Perusahaan wajib membuka lapangan kerja dan memberikan upah layak, termasuk upah di atas UMP/UMK serta upah lembur (UU No. 13 Pasal 88 Tahun 2003).
        • Kewajiban BPJS bagi pekerja: Pemberi kerja wajib mendaftarkan pekerjanya ke BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan untuk menjamin kesejahteraan mereka (UU No. 24 Pasal Tahun 2011).

        3. Regulasi ESG – Tata kelola (government)

        Regulasi tata kelola dalam konteks penerapan ESG di Indonesia banyak condong ke arah keberhasilan implementasi konsep GCG atau Good Corporate Governance dan UU No. 40 Tahun 2007. Konsep GCG ini mencakup:

        • Keterbukaan informasi: Perusahaan wajib transparan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan, termasuk menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS dalam 6 bulan setelah tahun buku berakhir (Pasal 66). Direksi dan komisaris bertanggung jawab jika laporan keuangan tidak sesuai (Pasal 69 Ayat 3).
        • Akuntabilitas manajemen: Direksi bertanggung jawab mengelola perusahaan sesuai visi, misi, dan tujuan PT demi kepentingan usaha yang berkelanjutan (Pasal 92).
        • Tanggung jawab sosial: Perusahaan yang bergerak di sektor SDA wajib melaksanakan CSR, menganggarkan dan memperhitungkannya sebagai biaya operasional (Pasal 74).
        • Independensi perusahaan: Manajemen harus bebas dari intervensi pihak luar. Cross-holding saham dilarang agar perusahaan tetap mandiri (Pasal 36). Pemegang saham juga tidak boleh memilih Direksi dan Komisaris dalam RUPS melalui kuasa (Pasal 85).
        • Kewajaran dan kesetaraan: Perusahaan harus memperhatikan hak pemegang saham, termasuk dalam keputusan penting seperti merger dan akuisisi (Pasal 89). Setiap saham memiliki satu hak suara sesuai jumlah kepemilikan (Pasal 84).

        Mengetahui regulasi penerapan ESG di Indonesia yang detail ini, memastikan setiap poinnya berjalan dengan baik adalah hal yang tidak mudah. Guna mengatasinya, mayoritas pebisnis menggunakan software ESG terkemuka.

        Ingin tahu lebih jauh tentang sistem ESG terbaik di Indonesia? Ketahui skema harganya melalui banner di bawah ini.

        download skema harga software erp
        download skema harga software erp

        Tantangan Implementasi ESG di Indonesia

        Meskipun konsep ESG semakin populer, penerapannya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa hambatan utama meliputi regulasi, kesiapan perusahaan, hingga kesadaran masyarakat. Berikut adalah tantangan utama dalam implementasi ESG di Indonesia:

        1. Biaya implementasi: Penerapan ESG membutuhkan investasi besar dalam teknologi ramah lingkungan, audit keberlanjutan, serta pelaporan transparan yang bisa menjadi beban bagi perusahaan kecil dan menengah.
        2. Kurangnya kesadaran dan kapasitas SDM: Banyak perusahaan dan tenaga kerja masih belum memahami pentingnya ESG, sehingga implementasi sering kali terbatas pada kepatuhan administratif tanpa perubahan nyata.
        3. Minimnya insentif bagi perusahaan: Kurangnya insentif fiskal dan non-fiskal dari pemerintah membuat banyak perusahaan ragu untuk berinvestasi dalam praktik ESG yang lebih berkelanjutan.
        4. Tantangan dalam pengelolaan data dan pelaporan: Standar pelaporan ESG di Indonesia belum seragam, membuat perusahaan kesulitan dalam menyusun laporan yang sesuai dengan standar global.
        5. Tuntutan pemangku kepentingan yang beragam: Perusahaan harus menyeimbangkan kepentingan pemegang saham, pelanggan, regulator, dan masyarakat, yang sering kali memiliki prioritas berbeda terkait ESG.

        Solusi Mempercepat Penerapan ESG di Indonesia

        solusi mempercepat penerapan esg di indonesiaUntuk meningkatkan penerapan ESG di Indonesia, perlu pendekatan strategis yang melibatkan regulasi, insentif, dan kesadaran perusahaan serta masyarakat. Berikut beberapa solusi yang dapat Anda terapkan:

        1. Pemberian Insentif bagi Perusahaan: Insentif fiskal, seperti pemotongan pajak atau subsidi, dapat mendorong perusahaan untuk lebih aktif menerapkan kebijakan ESG dalam operasionalnya.
        2. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi: Program pelatihan dan sosialisasi ESG bagi perusahaan dan tenaga kerja dapat meningkatkan pemahaman serta mendorong perubahan nyata dalam praktik bisnis.
        3. Kolaborasi dengan Lembaga Keuangan: Bank dan investor dapat memainkan peran penting dengan menawarkan pembiayaan khusus bagi perusahaan yang menerapkan ESG secara berkelanjutan.
        4. Standarisasi Pelaporan ESG: Pemerintah dan asosiasi bisnis perlu mengembangkan standar pelaporan ESG yang lebih jelas agar perusahaan dapat menyusun laporan keberlanjutan dengan lebih mudah.
        5. Meningkatkan Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Perusahaan harus melibatkan pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat dalam pengambilan keputusan ESG untuk menciptakan komitmen bersama terhadap keberlanjutan.

        Peran Teknologi dalam Penerapan ESG di Indonesia

        Teknologi memainkan peran penting dalam mempercepat penerapan ESG di Indonesia. Inovasi seperti software ESG dengan Internet of Things (IoT), big data, dan AI membantu perusahaan dalam memantau emisi karbon, mengelola limbah, serta meningkatkan efisiensi energi secara real-time.

        Dalam aspek sosial, software ESG memungkinkan transparansi dan inklusivitas yang lebih baik. Sistem digital seperti blockchain dan cloud computing mempermudah pelacakan rantai pasok, memastikan kepatuhan terhadap standar tenaga kerja, serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.

        Dari sisi tata kelola, penggunaan software manajemen risiko dan compliance automation membantu perusahaan menerapkan prinsip GCG secara lebih efektif. Teknologi analitik juga memungkinkan perusahaan mengidentifikasi potensi risiko dan menyusun strategi ESG yang lebih akurat.

        Mudahkan Praktik ESG Anda dengan Software Terbaik HashMicro

        esg software hashmicroApa itu software ESG? Software ESG adalah perangkat lunak yang mengefisiensikan dan menyelaraskan konsep environmental, social, dan government dalam alur kerja perusahaan. Untuk itu, memilih vendor sistem ESG yang baik menjadi penting agar workflow perusahaan Anda tidak terganggu.

        Sebagai penyedia sistem ESG terbaik di Indonesia, HashMicro menjadi pilihan favorit dari 2.000+ pebisnis di Indonesia. HashMicro menyediakan tawaran demo gratis, konsultasi bisnis gratis, dan bebas biaya tambah user untuk menunjang keuntungan Anda dalam memahami sistem sebelum membeli.

        Fitur-fiturnya pun komprehensif dan patut Anda pertimbangkan, seperti:

        • Automated ESG reporting: Hasilkan laporan ESG yang komprehensif dengan mudah dengan pengumpulan dan analisis data secara real-time dan akurat, sesuai regulasi lokal.
        • Carbon footprint & energy monitoring: Melacak dan mengukur konsumsi energi, emisi, dan pengelolaan limbah untuk membantu bisnis mengurangi dampak lingkungan.
        • Regulatory compliance management: Ikuti perkembangan peraturan ESG yang terus berkembang dan rampingkan proses kepatuhan dengan dokumentasi otomatis dan laporan yang siap audit.
        • Social responsibility tracking: Memantau keragaman tempat kerja, kesejahteraan karyawan, dan inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan.
        • Governance & risk assessment: Meningkatkan tata kelola perusahaan dengan mengelola kebijakan, praktik bisnis yang etis, dan penilaian risiko untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
        • Supply chain sustainability: Menilai kinerja ESG pemasok untuk memastikan pengadaan yang etis dan praktik pengadaan yang berkelanjutan.

        Kesimpulan

        Penerapan ESG di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti kurangnya kesadaran di kalangan pelaku usaha. Namun, dengan pemanfaatan teknologi, Anda dapat lebih mudah mengadopsi ESG dalam operasional perusahaan.

        Untuk membantu perusahaan menerapkan ESG dengan lebih efektif, HashMicro menyediakan software ESG berbasis AI yang mendukung pelacakan keberlanjutan, analisis kepatuhan, dan pelaporan otomatis sesuai standar global.

        Dengan fitur yang mudah digunakan dan terintegrasi dengan sistem lain, Anda dapat memastikan kebijakan ESG berjalan optimal tanpa proses yang rumit. Dapatkan demo gratis dan lihat bagaimana solusi ini dapat membantu bisnis Anda menjadi lebih berkelanjutan dan efisien.

        Pertanyaan Seputar Penerapan ESG di Indonesia

        • Apa saja regulasi di Indonesia yang mengatur ESG?

          Regulasi ESG di Indonesia mencakup UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta UU 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain itu, POJK 51/2017 mewajibkan laporan keberlanjutan bagi lembaga jasa keuangan dan emiten.

        • Apakah pelaporan ESG wajib di Indonesia?

          Pelaporan ESG wajib bagi lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik sesuai POJK 51/2017. Perusahaan lain belum diwajibkan, tetapi semakin banyak investor yang meminta laporan ESG.

        • Kenapa ESG penting untuk perusahaan?

          ESG membantu perusahaan meningkatkan keberlanjutan, kepatuhan, dan reputasi di pasar. Investor dan konsumen lebih tertarik pada bisnis yang peduli lingkungan dan sosial. Selain itu, ESG mengurangi risiko operasional dan meningkatkan efisiensi bisnis.

        Apakah artikel Ini bermanfaat?
        YaTidak
        Learn Business

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Solusi nyata sederhanakan kompleksitas bisnis

        Dipercaya oleh 2,000+ klien

        Rasakan Keajaibannya Sendiri

        Saya Mau Coba Dulu!

        Dipercaya oleh 2,000+ klien