Biaya operasional adalah sejumlah biaya yang harus dikeluarkan supaya proses produksi atau kegiatan perusahaan dapat bergerak secara terus menerus. Dengan demikian, tentu bisa dikatakan, bahwa semua perusahaan pasti akan mengeluarkan biaya tersebut. Secara umum, beban operasional dapat diartikan dengan semua bentuk beban pokok. Setiap bisnis memiliki beban pembiayaan yang berbeda-beda. Namun, semua beban pada pembiayaan tersebut dapat dikategorikan sebagai operasioanal. Contoh biaya yang ketika menjalani bisnis adalah biaya untuk gaji karyawan, Maintenance dan inventaris dan lain-lain.
Pasalnya Operating Cost atau biaya operasional termasuk dalam biaya-biaya penting, yang harus perusahaan keluarkan untuk bisa mendukung jalannya berbagai kegiatan. Contohnya seperti kegiatan bisnis pengoperasian alat,komponen,perlengkapan, bahan baku, hingga membiayai fasilitas perusahaan lainnya. Karena biaya tersebut perlu perusahaan bayar agar tim bisa terus menjalankan kegiatannya untuk dapat bertahan dan beroperasi.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Apa Itu Biaya Operasional?
Biaya operasional adalah anggaran yang sudah pasti harus perusahaan keluarkan dalam melakukan berbagai kegiatan perusahaan. Akan tetapi, perlu Anda ketahui bahwa biaya operasional juga merupakan biaya pengeluaran untuk dapat melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan tidak termasuk pada biaya pengeluaran, seperti harga pokok penjualan dan biaya penyusutan suatu aset (operating expenses) yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
Biaya tersebut berkaitan erat dengan belanja modal, biaya pengembangan perusahaan, serta penyediaan komponen yang tidak bisa dikonsumsi dalam produk atau sistem. Dalam menjalankan suatu bisnis membutuhkan biaya yang dapat mengelola bisnis dengan baik agar bisnis berjalan dengan lancar. Biaya operasional juga memerlukan pelaksanaan dengan bentuk kegiatan dalam suatu singkat dan kurang dari satu tahun. Pada pencatatan transaksi perlu juga dicatat dengan baik dan benar.
Baca juga: 5 Tips Cerdas Biaya Operasional untuk Perusahaan Manufaktur
Jenis Komponen Biaya
Mengetahui dan memahami komponen biaya menjadi hal yang sangat penting. Pada biaya operasional yang terkelola dengan baik agar bisnis berjalan lancar. Komponen biaya dapat diperlukan untuk bisa melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dalam kurun waktu relatif singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Supaya dapat mengelompokan kedua biaya tersebut menjadi lebih mudah dan terarah. Agar dapat memahami mengenai jenis komponen, simak komponen yang ada di keduanya berikut ini :
Biaya operasional
Secara umum, pada komponen terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, bunga dan penyusutan. Sebagaimana yang telah tersinggung di atas, bahwa biaya operasional adalah komponen yang paling penting, dan memang harus mendapat perhatian khusus. Rumus sederhananya, ketika biaya pada sebuah perusahaan atau bisnis semakin kecil, maka keuntungannya juga semakin besar.
Akan tetapi, perhitungan dan penggolongan biaya transport operasi setiap perusahaan tentu akan sangat berbeda. Dan tidak dapat disamaratakan. Sehingga, melakukan pembagian antara anggaran operasional satu perusahaan dengan perusahaan lain bukanlah hal yang tepat. Kecuali, perusahaan tersebut bergerak pada bidang yang sama. Berikut adalah komponen dalam biaya operasional.
Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah meskipun terdapat peningkatan penjualan dan juga produksi. Misalnya pada gaji karyawan, pemeliharaan mesin industri, sewa gudang, hingga biaya asuransi. Untuk komponen biaya operasional satu ini tentu nyaris semua perusahaan sama. Selain itu biaya operasional juga ada pada call center untuk pelanggan atau mitra perusahaan. Komunikasi perusahaan dapat juga terintegrasi dengan baik dan chat maupun telepon dengan aplikasi telepon secara cloud.
Biaya variabel
Dilansir dari bisnispedia, biaya variabel adalah biaya yang sifatnya tergantung dengan kegiatan perusahaan. Biaya ini dapat meningkat apabila jumlah produksi juga meningkat. Artinya, besaran nilainya bisa tidak sama antar periode produk akuntansi. Ketika target produksi mengalami kenaikan, maka biaya variabel juga akan meningkat. Bahkan ketika perusahaan menghentikan proses produksi untuk sementara waktu.
Beberapa contoh dari variabel ini berupa biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung dan biaya distribusi produk. Biaya variabel juga dikatakan tergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam memproduksi barang, dimana umumnya hal ini berbeda antara satu bidang bisnis dengan yang lainnya.
Biaya penyusutan
Pada biaya penyusutan adalah suatu nilai yang akan terus hilang atau berkurang setiap bulan. Hal ini karena penggunaan atau pemakaian. Adapun contoh yang paling sederhana adalah alat kantor dengan mesin produksi. Pada biaya penyusutan pada suatu aset tertentu pada masa pemanfaatannya memiliki nilai aset yang tercatat di laporan neraca adalah selisih antara harga belinya dan akumulasi penyusutannya.
Biaya penyusutan berlaku untuk aset yang menjadi kapitalisasi. Yang artinya bahwa aset tersebut merupakan aset yang memberikan nilai lebih dari satu tahun. Penyusutan dapat perusahaan lakukan dari waktu ke waktu sesuai dengan umur aset Anda. Saat Anda mendepresiasi aset, Anda dapat merencanakan beberapa banyak uang uang akan dihapuskan setiap tahun, memberi Anda lebih banyak kendali atas keuangan Anda. Depresiasi pajak, aset yang mana berbeda dapat diuraikan ke dalam kelas yang berbeda, dan setiap kelas memiliki masa manfaatnya sendiri.
Biaya bunga
Biaya bunga yang harus bisa keluar oleh perusahaan dikarenakan adanya hutang yang harus terbayar secara rutin. Misalnya, pada saldo yang belum terbayar dan juga bunga kartu kredit.
Biaya bunga tercatat pada laporan laba rugi, sehingga akan mengacu pada suatu entitas misalnya seperti bank, kreditur atau pihak pemberi pinjaman lainnya dengan jangka waktu tertentu. Dalam siklus biaya akuntansi biasanya tersebut termasuk pada hutang, pinjaman, obligasi, konversi serta kredit yang akan dibebankan pada perusahaan. Tapi dalam biaya pinjaman atas aset tetap ataupun saldo pinjaman untuk penyusutan aset dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga, biaya pinjaman yang ada dalam laporan keuangan akan langsung tercatat dalam laporan laba rugi dan laporan neraca yang berguna agar nantinya bisa membantu para investor dan pihak kepentingan perusahaan yang lainnya.
Baca juga: Biaya Tetap dan Biaya Variabel adalah: Simak Definisi dan Contohnya!
Biaya Non Operasional
Jika bisa bandingkan dengan biaya operasional, maka bisa perusahaan katakan bahwa anggaran operasional ini bisa tergolong lebih kecil. Meskipun demikian, keberadaanya tetap tidak dapat tersepelekan. Karena ia tetap berpengaruh antar bank. Sehingga pada setiap perusahaan tetap harus memperhatikan biaya non operasional. Lengkap dengan komponen-komponen yang ada. Paling tidak, ada tiga komponen biaya operasional yakni adanya biaya sewa peminjaman barang atau harta,biaya bunga pinjaman serta biaya kerugian atas penjualan harta.
Biaya sewa peminjaman barang atau harta
Biaya sewa peminjaman barang atau harta merupakan biaya yang mana harus bisa perusahaan keluarkan kepada pihak yang lain sebagai jiwa peminjaman. Baik yang bentuknya barang ataupun properti. Pada sifatnya yang tidak tetap. Dalam artian, perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya pada setiap waktu.
Biaya bunga pinjaman
Adapun pada komponen lain adalah biaya bunga pinjaman. Biaya bunga pinjaman adalah biaya yang nantinya mesti terbayarkan pada perusahaan kepada pihak lain yakni kepada si penyedia pada peminjaman dana. Sama halnya dengan biaya sewa peminjaman barang atau harta.
Biaya kerugian atas penjualan harta
Pada komponen biaya non operasional yang terakhir adalah biaya kerugian atas penjualan harta biaya kerugian ini merupakan biaya yang harus perusahaan tanggung , karenakan penjualan harta atau yang lainnya. Misal, perlengkapan kantor yang memang tidak bisa tergunakan. Sehingga ada yang namanya selisih biaya beli. Selisih inilah yang termasuk ke dalam biaya rugi. Pada komponen juga berlaku dengan biaya lain yang memang berpotensi merugikan. Penggunaan Software Akuntansi seharusnya akan mempercepat dan mempermudah proses pencatatan biaya-biaya yang ada di perusahaan.
Cara Menghitung Biaya Operasional
Seperti yang sudah Anda ketahui, pada biaya operasional adalah hal paling pokok bagi perusahaan. Pada cara menghitungnya sangat sederhana. Biaya operasional memiliki rumus biaya produksi yang perusahaan tambahkan pada pengeluaran operasional. Hasil dari penjumlahan kedua elemen ini akan masuk menjadi biaya operasional. Besar tidaknya beban tersebut tentu berbeda-beda bagi setiap perusahaan. Namun, cara menghitungnya akan tetap sama. Anda juga perlu untuk dapat memahami pada akuntansi ataupun keuangan pada dunia kerja.
Pada dasarnya, beban tersebut memang wajib terbayarkan oleh perusahaan. Namun, besaran beban pasti akan berbeda-beda. Itulah mengapa anggaran operasional adalah suatu hal paling penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
Baca juga: Kenali Apa Itu Biaya Overhead Pabrik dan Cara Menghitungnya
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, pada biaya operasional adalah biaya-biaya yang menjadi penunjang untuk membantu melancarkan seluruh kegiatan perusahaan. Namun, jika kita ketahui dan melihat penjelasan pada atas. Bahwa, biaya operasional juga dapat perusahaan bedakan menjadi beberapa jenis, golongan hingga kategori. Terlebih, pada setiap perusahaan juga memiliki biaya non operasional. Dengan memiliki peran yang berbeda pula, kamu harus jeli dalam membedakan setiap anggaran biaya perusahaan dengan melakukan penentuan dan proses perhitungan yang matang.
Alangkah baiknya Anda menggunakan software khusus, untuk dapat memudahkan dalam menghitung biaya operasional dan biaya non operasional perusahaan. Software akuntansi dari HashMicro merupakan program yang bisa digunakan untuk banyak kebutuhan mulai dari membuat pencatatan keuangan, laporan keuangan, penjualan, pengeluaran, pembelian bahan baku bahkan hingga gaji karyawan. Upaya lain yang dapat digunakan Anda untuk menghemat biaya operasional yaitu dengan menggunakan bantuan software ERP.