Daftar Isi:
Jakarta, 7 Februari 2020. Menurut data hasil penjualan HashMicro Indonesia untuk produk aplikasi ERP Sistem IT Inventory Kawasan Berikat (Bea & Cukai) meningkat tajam. Menurut penuturan dari Ricky Halim, selaku Country Manager HashMicro Indonesia, tingginya permintaan Sistem IT Inventory Kawasan Berikat datang dari industri importir.
Hal ini terjadi karena seperti yang dinyatakan oleh beberapa klien HashMicro, bahwa ada sekitar 370 perusahaan yang dibekukan oleh Bea dan Cukai, dikarenakan tidak memiliki laporan stok barang berbasis sistem ERP untuk inventory yang terintegrasi dengan sistem akuntansi perusahaan. Hal ini sesuai dengan aturan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-19/BC/2018 tentang Tata Laksana Kawasan Berikat, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.04/2018.
Ricky Halim, selaku Country Manager dari HashMicro Indonesia, menyatakan bahwa peningkatan ini memang terjadi akibat kepanikan pasar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masih banyak perusahaan importir yang belum memiliki sistem inventori yang memadai. Karena itu, penggunaan aplikasi stok barang menjadi sangat penting. Solusi yang ditawarkan oleh HashMicro melalui IT Inventory telah terlokalisasi dan disesuaikan dengan peraturan pemerintah, sehingga proses implementasi dapat berjalan lebih cepat dan sesuai dengan kebutuhan klien, baik dari kalangan perusahaan importir maupun eksportir.