Setiap karyawan yang bekerja di Indonesia tentu menantikan Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang hari besar keagamaan. THR adalah hak yang diberikan perusahaan kepada pekerja tetap maupun kontrak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Namun, tidak semua orang memahami bahwa THR PPh 21 dikenakan pajak. Artinya, jumlah THR yang diterima karyawan belum tentu utuh karena ada pemotongan pajak penghasilan pasal 21 (PPh 21 atas THR), yang dihitung berdasarkan ketentuan pajak yang berlaku.
Banyak karyawan bertanya, berapa persen PPh 21 yang dikenakan pada THR? Besarnya tarif pajak tergantung pada jumlah THR yang diterima dan status pajak karyawan, termasuk kepemilikan NPWP.
Jadi, apa itu THR, PPh, dan bagaimana cara menghitungnya? Artikel ini akan mengulasnya secara mendalam untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Key Takeaways
|
Apa Itu THR?
THR adalah pendapatan non-upah yang wajib diberikan sebelum hari raya. THR membantu karyawan memenuhi kebutuhan hari besar dan dikenakan THR PPh 21 sesuai aturan. Besaran pajaknya bergantung pada jumlah THR dan status PTKP karyawan.
Ketentuan THR diatur dalam Permenaker No. 6 Tahun 2016. THR wajib diberikan kepada karyawan yang bekerja minimal satu bulan. Jika memenuhi kriteria pajak, maka THR PPh 21 harus dipotong oleh perusahaan sebelum diberikan ke karyawan sesuai tarif pajak yang berlaku.
Besaran THR bergantung pada masa kerja. Karyawan dengan masa kerja satu tahun atau lebih mendapat satu bulan gaji. Jika kurang dari satu tahun, THR dihitung proporsional. Pemotongan THR PPh 21 dilakukan berdasarkan penghasilan kena pajak dan tarif pajak progresif.
THR harus dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya. Jika terlambat, perusahaan dapat dikenakan sanksi sesuai regulasi. Selain itu, kesalahan dalam perhitungan dan pelaporan THR PPh 21 dapat menyebabkan denda atau masalah perpajakan bagi perusahaan dan karyawan.
PPh 21 atas THR
PPh 21 atas THR adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada THR yang diterima karyawan. Pajak ini dipotong oleh perusahaan sebelum THR diberikan kepada karyawan.
Dalam pemotongan PPh 21 THR, jumlah pajak yang dikenakan bergantung pada besaran penghasilan tahunan karyawan. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar tarif pajaknya.
Besaran tarif pajak mengikuti ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Karyawan yang memiliki NPWP dikenakan tarif mulai dari 5% hingga 30%, sedangkan yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif lebih tinggi.
Oleh karena itu, memahami cara menghitung PPh 21 THR sangat penting agar karyawan dapat memperkirakan berapa jumlah THR yang akan diterima setelah pajak dipotong.
Cara Menghitung THR dan PPh 21
Sebelum membahas cara menghitung pajak THR, perlu diketahui bahwa perhitungan dilakukan berdasarkan gaji karyawan dan status pajaknya. Berikut langkah-langkah detailnya:
1. Rumus menghitung THR
- Jika masa kerja lebih dari satu tahun:
- Jika masa kerja kurang dari satu tahun:
2. Rumus menghitung PPh 21 THR
- Penghasilan Kena Pajak (PKP):
- Pajak berdasarkan tarif progresif:
3. Menghitung PPh 21 THR
Tarif PPh 21 atas THR berdasarkan UU Pajak Penghasilan:
- Penghasilan ≤ Rp60 juta: 5%
- Rp60 juta – Rp250 juta: 15%
- Rp250 juta – Rp500 juta: 25%
- Rp500 juta: 30%
Contoh Perhitungan THR dan PPh 21
Budi bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji Rp12.000.000 per bulan. Ia telah bekerja lebih dari satu tahun dan memiliki NPWP. PTKP yang berlaku untuk Budi adalah Rp54.000.000. Hitung THR, PPh 21 atas THR, dan jumlah THR bersih yang diterima!
Penyelesaian:
1. Menghitung THR:
THR = Rp12.000.000
2. Menghitung gaji tahunan:
Gaji Tahunan = Rp12.000.000 x 12 = Rp144.000.000
3. Menghitung PKP:
PKP = (Rp144.000.000 + Rp12.000.000) – Rp54.000.000
PKP = Rp102.000.000
4. Menghitung PPh 21 THR:
- Rp60.000.000 pertama kena tarif 5% → Rp3.000.000
- Rp42.000.000 kena tarif 15% → Rp6.300.000
- Total PPh 21 THR = Rp3.000.000 + Rp6.300.000 = Rp9.300.000
Kesimpulan: Budi mendapatkan THR sebesar Rp12.000.000, namun setelah pemotongan PPh 21 THR, ia hanya menerima Rp2.700.000.
Untuk menyederhanakan perhitungan dan memastikan kepatuhan pajak, software HRIS & Payroll adalah solusi efisien. Klik gambar di bawah ini untuk melihat skema harga dan fitur terbaik yang dapat membantu perusahaan mengelola perhitungan THR, PPh 21 secara otomatis dan akurat.
Tantangan Perhitungan THR Secara Manual
Menghitung Tunjangan Hari Raya (THR) secara manual bisa menjadi tugas yang rumit bagi tim HR. Tanpa sistem otomatis, proses ini rentan terhadap kesalahan dan memakan waktu lama. Berikut adalah beberapa tantangan utama dalam perhitungan THR manual yang dapat memengaruhi efisiensi perusahaan:
1. Perhitungan yang rumit
Menghitung THR dan pajaknya melibatkan banyak variabel seperti gaji bulanan, masa kerja, PTKP, dan tarif pajak progresif. Kesalahan kecil dalam angka dapat menyebabkan perhitungan yang tidak akurat, mengganggu keuangan perusahaan dan hak karyawan. Tanpa sistem yang tepat, HR harus melakukan kalkulasi berulang untuk memastikan akurasi.
2. Kesalahan dalam pemotongan pajak
Jika pemotongan PPh 21 THR tidak sesuai aturan, bisa terjadi kelebihan atau kekurangan pajak. Kesalahan ini dapat menyebabkan masalah administratif, mengharuskan HR melakukan perbaikan dan penyesuaian ulang.
3. Waktu dan tenaga yang dibutuhkan
Tanpa sistem payroll, tim HR harus menghitung THR untuk setiap karyawan satu per satu. Proses ini sangat memakan waktu, terutama bagi perusahaan dengan ratusan hingga ribuan karyawan. Akibatnya, HR dapat kewalahan dan mengalami keterlambatan dalam distribusi THR kepada karyawan.
4. Tidak sesuai dengan peraturan terbaru
Regulasi pajak sering berubah setiap tahun. Tanpa software payroll, HR harus selalu memperbarui sistem perhitungan secara manual, yang dapat meningkatkan risiko kesalahan. Oleh karena itu, menggunakan sistem payroll atau software payroll dapat menjadi solusi terbaik untuk menghindari kesalahan perhitungan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi pajak yang berlaku.
Otomatiskan Perhitungan THR & PPh 21 dengan Software HRIS & Payroll HashMicro
Mengelola perhitungan PPh 21 THR, penggajian, serta administrasi karyawan bisa menjadi tantangan bagi perusahaan. Untuk menyederhanakan proses ini, HashMicro menghadirkan software HRIS & Payroll, sistem otomatis yang mempermudah pengelolaan keuangan karyawan.
Dengan software payroll ini, perusahaan dapat menghemat waktu dan mengurangi risiko kesalahan perhitungan. Fitur-fitur canggih di dalamnya memastikan penggajian lebih akurat, sesuai regulasi, dan terintegrasi dengan sistem lain untuk manajemen keuangan yang lebih efisien.
Berikut adalah fitur unggulan software HRIS & Payroll Hashmicro:
- Perhitungan Pajak dan Asuransi yang Otomatis: Sistem ini dapat membantu menghitung PPh 21 atas THR karyawan tetap dan tidak tetap secara otomatis. Dengan fitur ini, perusahaan tidak perlu lagi menghitung pajak manual, mengurangi risiko kesalahan, serta mempercepat proses administrasi keuangan.
- Payroll Management Terakurat: Sistem HRIS & Payroll EVA dari HashMicro memungkinkan pemantauan setiap transaksi penggajian dan THR dengan tingkat akurasi tinggi. Dengan fitur otomatisasi, risiko miskalkulasi dan human error dapat diminimalkan.
- Sistem yang Terstandarisasi: Software ini mengadopsi sistem penggajian yang telah terstandarisasi sesuai regulasi keuangan dan ketenagakerjaan. Dengan integrasi ke berbagai software lain, proses administrasi semakin efisien dan lebih mudah dikelola dalam satu platform.
Kesimpulan
THR adalah hak karyawan, sementara PPh 21 atas THR merupakan pajak sesuai aturan. Cara menghitung PPh 21 THR juga harus dilakukan dengan tepat agar tidak terjadi kesalahan dalam pembayaran.
Oleh sebab itu, HashMicro menghadirkan software HRIS & Payroll untuk membantu perusahaan dalam mengelola penggajian, PPh 21, dan THR secara otomatis. Dengan sistem yang akurat dan terstandarisasi, perusahaan dapat menghindari miskalkulasi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Lihat sendiri bagaimana software HRIS & Payroll Hashmicro dapat memaksimalkan performa bisnis Anda dengan coba demo gratis sekarang!
Pertanyaan Seputar THR dan PPh 21
-
Apakah tarif PPh 21 atas THR berbeda untuk karyawan dengan dan tanpa NPWP?
Ya, tarif PPh 21 atas THR berbeda bagi karyawan yang tidak memiliki NPWP. Karyawan tanpa NPWP dikenakan tarif 20% lebih tinggi dari tarif normal. Oleh karena itu, memiliki NPWP dapat mengurangi beban pajak.
-
Apakah perusahaan wajib membayar THR tepat waktu?
Ya, perusahaan wajib membayar THR tepat waktu sesuai peraturan pemerintah. THR harus diberikan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan karyawan. Keterlambatan atau kegagalan membayar THR dapat dikenakan sanksi administratif.
-
Bagaimana cara memastikan perhitungan THR dan PPh 21 akurat?
Perhitungan THR dan PPh 21 dapat dipastikan akurat dengan memahami regulasi pajak yang berlaku. Menggunakan software HRIS & Payroll membantu menghitung otomatis sesuai tarif yang ditetapkan. Selain itu, perusahaan dapat berkonsultasi dengan ahli pajak untuk menghindari kesalahan.