Produksi massal atau mass production menjadi tulang punggung banyak pebisnis yang menginginkan efisiensi proses produksi. Bagaimana tidak, mass production memanfaatkan teknologi canggih dan sistem otomatis yang membuat perusahaan mampu memproduksi banyak produk dengan budget minimal.
Namun, pernahkah Anda menemui hambatan saat melakukan produksi massal, sepertinya kurangnya visibilitas produksi dan human error?
Hambatan-hambatan tersebut kerap pengusaha hadapi karena tidak efisiennya proses mass production yang terjadi. Poin tidak efisien ini terletak pada tidak diintegrasikannya mesin produksi dengan software manufaktur. Dampaknya, perusahaan bisa rugi jutaan hingga milyaran rupiah. Penggunaan software manufaktur menjadi solusi masalah-masalah tersebut.
Lebih lanjut lagi, artikel ini akan menjelaskan mengenai pengertian produksi massal, ciri-ciri, tahapan yang benar, hingga solusi untuk mengefisiensikannya. Pastikan Anda menyimak hingga akhir.
Key Takeaways
|
Pengertian Produksi Massal
Produksi massal adalah metode produksi yang mengandalkan mesin untuk membuat produk dalam jumlah besar dengan proses yang terstandarisasi. Hal ini berarti, perusahaan mampu menghasilkan ratusan produk dalam satu kali proses produksi.
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menghemat biaya produksi massal karena perhitungan harga barang per unit jauh lebih rendah. Kualitas produk yang dihasilkan pun akan sama rata sesuai dengan standar yang ditetapkan sebelumnya.
Ciri-ciri Produksi Massal
Tak sama dengan produksi satuan yang hanya bisa membuat atau merangkai produk satu per satu, produksi massal memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri, yaitu:
- Standarisasi produk: Semua produk hasil jadi memiliki spesifikasi yang sama, mulai dari bentuk, spare part, dan ukuran. Hal ini terjadi karena seluruh bahan baku yang di-input ke mesin dalam satu proses produksi sama.
- Pengerjaan dilakukan secara sistematis: Alur produksi barang selalu sama dan sistematis, mulai dari pembuatan kerangka, pengecatan, hingga perakitan.
- Proses kerja berulang: Karena bersifat sistematis, maka alur produksi juga berulang setiap harinya. Mesin akan mengulang proses kerjanya dengan cara yang sama setiap kali beroperasi.
- Hasil jadi bervolume tinggi: Dalam sekali proses produksi, hasil jadinya bisa mencapai ratusan hingga ribuan, tergantung keinginan produsen.
- Minim supervisi: Semakin canggih sebuah mesin, maka perawatannya juga tidak dilakukan dalam tempo sering. Namun, operator produksi harus mengecek kondisi mesin secara berkala guna memastikan kualitas hasil produk sesuai standar.
Tahap Melakukan Produksi Massal
Sistem produksi massal terdiri dari enam tahapan, yakni perencanaan, validasi dan pengujian, pembelian bahan baku, proses produksi, kontrol kualitas, serta distribusi. Semua tahapan ini tidak bisa Anda bolak-balik urutannya. Oleh karenanya, Anda perlu berhati-hati. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
-
Perencanaan
Produsen merencanakan produk apa yang akan mesin buat, jumlah, variasi, dan mesin mana saja yang akan beroperasi. Tahap perencanaan ini penting karena menjadi satu-satunya instrumen mesin produksi bekerja. Jika dalam perencanaan terdapat kesalahan, maka hasil produk bisa tidak maksimal.
-
Validasi dan pengujian
Proses validasi dan pengujian ada tiga macam, yaitu EVT (Engineering Validation and Testing) yang dilakukan tim teknik untuk mengimplementasikan rencana produksi ke mesin produksi guna mencegah terjadinya production system error, DVT (Design Validation and Testing) yang membuat desain produk agar sesuai keinginan dan rancangan, serta PVT (Production Validation and Testing) yang melakukan outsourcing pembuatan dan perakitan produk untuk mendapat feedback atas desain dan hasil produk.
-
Pembelian bahan baku
Tentu sebelum melakukan produksi, Anda perlu membeli bahan baku. Pastikan bahwa bahan baku yang Anda gunakan berkualitas dan sesuai dengan budget perusahaan.
-
Proses produksi massal
Anda bisa memulai proses produksi ketika Anda sudah mengaktifkan mesin agar mulai beroperasi. Mesin akan membuat produk sesuai dengan desain proses yang telah di-input sebelumnya.
-
Kontrol kualitas
Quality control adalah proses wajib yang dilakukan semua perusahaan. Proses ini untuk memastikan bahwa produk jadi memenuhi standar kualitas perusahaan.
-
Distribusi
Proses mengirimkan produk jadi ke distributor, penjual, atau pengecer.
Kompleksitas tahapan produksi massal ini kerap membuat proses maintenance dan pengawasan produksi sulit dilakukan. Terlebih lagi, perusahaan harus mencegah produksi berlebihan yang berakibat pada overstock.
Beruntungnya, terdapat sistem demand forecasting yang bisa mencegah terjadinya overstock tanpa Anda perlu repot-repot melakukan pengawasan selama 24 jam. Sistem produksi massal ini telah teruji dan terbukti berhasil di 1.750 perusahaan di Asia Tenggara. Anda dapat mencobanya gratis dan mengetahui skema harganya dengan klik banner di bawah ini.
Kelebihan dan Kekurangan Produksi Massal
Kelebihan | Kekurangan |
Biaya per unit lebih rendah | Harga investasi awal yang tinggi |
Minim kesalahan akibat human error | Risiko overstock akibat manajemen inventory yang tidak optimal |
Kualitas produk seragam | Jika ada kecacatan mesin saat produksi, maka banyak produk yang kualitasnya terganggu |
Mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan | Kurang fleksibel dengan tren pasar |
Memerlukan sedikit tenaga kerja | Risiko perombakan total jika mesin mengalami kerusakan |
Contoh Produk Hasil Mass Production
Contoh produk hasil produksi massal ternyata beredar di sekitar kita. Jenisnya pun beragam, mulai dari elektronik, otomotif, dan logistik, seperti makanan instan. Ciri produk hasil produksi massal sebenarnya mudah Anda temui, yaitu keseragaman. Berikut adalah beberapa contoh produknya yang mungkin sering Anda jumpai di pasaran.
- Produk elektronik: Samsung, Apple, Xiaomi, dan produsen gawai lainnya memproduksi smartphone dengan proses mass production untuk setiap tipe atau series produknya.
- Industri otomotif: Pabrik mobil seperti Toyota dan Hyundai menggunakan produksi massal untuk membuat ribuan mobil setiap tahun dengan series yang sama.
- Produsen makanan: Indomie, Sedaap, Sarimi, dan produsen mi instan lainnya menggunakan produksi massal untuk membuat produknya yang bisa mencapai ribuan permintaan setiap harinya.
Solusi Efisiensi Produksi Massal Bisnis Anda dengan Hash Manufacturing Automation
Produksi massal tidak terhindar dari risiko overstock. Seperti yang sempat disinggung di atas, overstock bisa menyebabkan produsen merugi. Sebagai contoh, perusahaan H&M dan Zara pernah mengalami overstock yang menyebabkan penurunan nilai produk dan penjualan.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan manufaktur mengimplementasikan sistem demand forecasting di dalam software manufaktur yang terintegrasi dengan sistem inventory atau warehouse untuk mencegah overstock dan understock. HashMicro sebagai penyedia software ERP terpercaya di Asia Tenggara mengajak Anda untuk berkembang bersama dengan optimasi teknologi yang optimal.
Apa itu demand forecasting?
Demand forecasting adalah sistem yang memprediksi permintaan di masa depan berdasarkan data historis, tren pasar, dan faktor-faktor lainnya. Sistem produksi massal ini mencegah produksi massal melakukan over production dan melihat tren pasar secara lebih fleksibel. Strategi produksi massal ini membuat kekurangan produksi massal di atas menjadi tiada.
Kesimpulan
Produksi massal memiliki banyak sekali keuntungan. Namun, keuntungan yang ditawarkan memiliki risiko yang sama besarnya. Perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari biaya per unit yang lebih rendah, tapi ketidak fleksibilitas terhadap tren pasar dan overstock harus diwaspadai.
Guna meminimalkan risiko-risiko tersebut, penting bagi pengusaha untuk menggunakan software manufaktur yang menyediakan sistem demand forecasting, seperti HashMicro. Demand forecasting membuat kerugian akibat mass production tiada. Cobalah demo gratis sekarang atau klik banner berikut untuk terhubung dengan kami.