Rumus biaya variabel merupakan elemen penting yang wajib Anda ketahui cara menghitungnya dengan benar. Mengapa demikian? Umumnya, bisnis hadir untuk menjual barang atau jasa kepada masyarakat. Untuk itu, biaya variabel hadir sebagai penentu harga jual produk Anda.
Sehubungan dengan hal itu, menghitung biaya tetap dan biaya variabel menjadi salah satu aktivitas akunting dari banyaknya tanggung jawab lain yang harus Anda emban. Lalu, apa solusi terbaiknya?
Beberapa tahun belakangan ini, bisnis Indonesia ramai membicarakan tentang software akuntansi sebagai solusi menghitung rumus biaya variabel dan biaya-biaya lainnya. Salah satunya adalah software dari HashMicro.
Penggunaan sistem akuntansi terbukti meningkatkan efektivitas operasional bisnis dengan pesat. Ingin mengetahui bagaimana accounting software membantu bisnis Anda? Bagaimana pula rumus dan cara menghitung biaya variabel dengan tepat? Simak artikel berikut untuk menemukan jawabannya!
Key Takeaways
|
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Pengertian Biaya Variabel
Biaya variabel adalah jenis biaya yang berubah secara langsung seiring dengan perubahan tingkat produksi atau volume penjualan perusahaan. Artinya, biaya ini akan meningkat ketika perusahaan memproduksi lebih banyak barang atau jasa, dan sebaliknya akan menurun ketika produksi menurun.
Sehubungan dengan sifat biaya variabel yang fleksibel, konsep ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan perhitungan rumus biaya variabel mereka sesuai dengan fluktuasi permintaan pasar dan kapasitas produksi.
Dalam perusahaan, biaya variabel memiliki dua komponen penting, yaitu AVC (Average Variable Cost) dan TVC (Total Variable Cost). TVC atau biaya variabel total adalah TVC adalah semua biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi, seperti biaya bahan baku dan upah pekerja langsung.
Sementara itu, AVC atau biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel rata-rata per unit produk yang dihasilkan, yang membantu perusahaan menentukan harga jual minimum dan menilai efisiensi produksi.
Ciri-ciri Biaya Variabel
Biaya variabel memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis biaya lainnya:
- Bervariasi dengan volume produksi: Variable cost meningkat atau menurun seiring dengan perubahan jumlah barang atau jasa yang diproduksi.
- Terkait langsung dengan produksi: Contohnya termasuk biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya komisi penjualan.
- Fleksibel dalam pengelolaan: Perusahaan dapat menyesuaikan pengeluaran biaya variabel sesuai dengan kebutuhan produksi tanpa komitmen jangka panjang.
- Memengaruhi margin keuntungan per unit: Perubahan dalam biaya variabel dapat langsung mempengaruhi keuntungan per unit yang dihasilkan.
- Memengaruhi penetapan harga: Biaya variabel memainkan peran penting dalam menentukan harga jual minimum untuk menutupi biaya produksi.
Fungsi Biaya Variabel
Salah satu alasan kehadiran rumus biaya variabel dalam bisnis Anda adalah untuk menentukan titik impas (break-even point) dan mengelola margin keuntungan. Dengan memisahkan biaya tetap dan biaya variabel, perusahaan dapat mengidentifikasi kontribusi margin dari setiap unit yang terjual.
Meskipun demikian, terdapat beberapa fungsi khusus dari rumus mencari biaya variabel yang seringkali luput dari perhatian Anda. Beberapa di antaranya adalah:
- Menyesuaikan pengeluaran dengan volume produksi
- Meningkatkan fleksibilitas harga
- Mendukung pengambilan keputusan operasional
- Mengoptimalkan alokasi sumber daya
- Menilai kinerja produksi
- Meningkatkan responsivitas terhadap perubahan pasar
- Memfasilitasi perencanaan keuangan jangka pendek
- Mengidentifikasi efisiensi operasional
Setelah mengetahui delapan fungsi biaya variabel di atas, tahukah Anda? Tidak semua fungsi dan manfaat biaya variabel bisa Anda dapatkan. Terlebih jika cara menghitung rumus biaya variabel Anda masih berjalan manual.
Belum merasakan manfaat variabel, Anda justru akan kerepotan dengan pengumpulan data, penghitungan, dan cek ulang. Untuk itu, ribuan pengusaha di Indonesia memilih untuk mempermudah cara menghitung variabel rata-rata dengan menggunakan software akuntansi.
Bagaimana cara software akuntansi menghitung biaya variabel dan berapakah dana implementasi yang Anda butuhkan? Ketahui informasi selengkapnya melalui banner berikut.
Contoh Biaya Variabel
Pada bagian ini, kita akan bersama-sama memahami beberapa contoh biaya variabel yang sering pebisnis gunakan. Dengan memahami contoh bentuk dan rumus biaya variabel, maka bisnis Anda akan lebih mudah dalam merencanakan dan mengoptimalkan pengeluaran operasional.
1. Bahan baku langsung
Bahan baku langsung adalah salah satu komponen utama biaya variabel yang terkait langsung dengan proses produksi. Misalnya, dalam industri manufaktur, bahan baku seperti logam, plastik, atau kain untuk menghasilkan produk jadi.
Jika produksi meningkat, biaya bahan baku juga akan naik. Selain itu, kualitas dan harga bahan baku juga sangat memengaruhi total biaya variabel. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan pasokan bahan baku selalu stabil dan harga tetap kompetitif guna menjaga efisiensi produksi.
2. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung mengacu pada upah yang dibayarkan kepada karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi. Contohnya termasuk gaji pekerja pabrik atau operator mesin yang bekerja secara langsung dalam pembuatan produk.
Untuk mengoptimalkan biaya tenaga kerja langsung, perusahaan sering melakukan pelatihan dan pengembangan keterampilan. Dengan demikian, produktivitas karyawan dapat meningkat, yang pada gilirannya mengurangi waktu produksi dan meminimalkan pemborosan sumber daya.
3. Komisi
Komisi adalah biaya variabel yang diberikan kepada tenaga penjualan berdasarkan jumlah penjualan yang berhasil mereka capai. Ini berfungsi sebagai insentif yang mendorong tenaga penjualan untuk meningkatkan upaya mereka dalam menjual produk atau jasa perusahaan.
Meskipun demikian, perusahaan perlu memastikan bahwa biaya komisi tetap seimbang dengan peningkatan pendapatan agar profitabilitas tidak terganggu.
4. Upah lembur tenaga kerja
Upah lembur adalah biaya variabel yang muncul ketika karyawan bekerja di luar jam kerja reguler mereka. Hal ini biasanya terjadi ketika permintaan produksi melebihi kapasitas normal, sehingga perusahaan perlu menambah jam kerja karyawan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Meskipun upah lembur membantu perusahaan menyelesaikan produksi tepat waktu, terlalu banyak lembur dapat meningkatkan biaya operasional. Oleh karena itu, perusahaan perlu merencanakan produksi dan mengatur jam kerja karyawan agar lembur tidak sering terjadi.
5. Distribusi produk
Distribusi produk mencakup biaya pengiriman dan logistik yang diperlukan untuk mendistribusikan produk ke konsumen atau distributor. Biaya ini meliputi pengeluaran untuk transportasi, bahan kemasan, dan penyimpanan sementara sebelum produk sampai ke tangan pelanggan.
Untuk mengurangi biaya distribusi, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi dan strategi logistik yang efektif. Misalnya, penggunaan sistem manajemen rantai pasokan yang terintegrasi dapat mengoptimalkan proses pengiriman dan mengurangi waktu pengiriman.
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Meskipun dua konsep biaya ini terlihat sama, terdapat perbandingan signifikan antara keduanya selain dari cara menghitung dan rumus biaya variabel dan biaya tetap. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:
Aspek | Biaya Tetap | Biaya Variabel |
Definisi | Biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi berubah. | Biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi. |
Volume produksi | Tidak terpengaruh oleh jumlah produksi. | Berubah secara proporsional dengan jumlah produksi. |
Contoh | Sewa gedung, gaji manajemen, asuransi. | Bahan baku, upah tenaga kerja langsung, komisi penjualan. |
Pengelolaan | Sulit diubah dalam jangka pendek. | Lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi. |
Perhitungan | Total biaya tetap tetap sama dalam periode tertentu. | Total biaya variabel meningkat atau menurun sesuai produksi. |
Titik impas | Tidak mempengaruhi perhitungan titik impas secara langsung. | Memengaruhi perhitungan titik impas karena berubah dengan volume produksi. |
Margin keuntungan | Tidak mempengaruhi margin per unit secara langsung. | Memengaruhi margin keuntungan per unit karena berubah dengan volume produksi. |
Contoh industri | Industri dengan aset tetap tinggi seperti pabrik atau perusahaan teknologi. | Industri yang bergantung pada produksi massal seperti manufaktur barang konsumen. |
Skalabilitas | Membatasi fleksibilitas dalam skala produksi. | Mendukung skalabilitas karena biaya dapat disesuaikan dengan permintaan. |
Strategi harga | Lebih fokus pada penutupan biaya tetap melalui volume penjualan. | Lebih fleksibel dalam penetapan harga berdasarkan biaya variabel per unit. |
Rumus Biaya Variabel dan Cara Menghitungnya
Berikut ini adalah penjelasan mengenai rumus mencari biaya variabel dan langkah-langkah penghitungan yang dapat diterapkan dalam situasi nyata.
Rumus biaya variabel
Berikut adalah rumus biaya variabel yang dapat Anda gunakan:
Biaya Variabel (BV) = (Total Biaya (TB) – Biaya Tetap (BT)) / Kuantitas (Q)
di mana:
- BV = Biaya variabel per unit
- TB = Total biaya
- BT = Biaya tetap
- Q = Kuantitas atau jumlah unit yang diproduksi
Contoh cara menghitung rumus biaya variabel
Untuk lebih memahami cara menghitung biaya variabel, mari kita lihat contoh kasus berikut:
Sebuah perusahaan memproduksi tas. Pada bulan ini, total biaya produksi adalah Rp 200.000.000, dan biaya tetap perusahaan adalah Rp 50.000.000. Perusahaan berhasil memproduksi dan menjual 3.000 tas.
Langkah pertama yang kita lakukan adalah menghitung biaya variabel total dengan mengurangkan biaya tetap dari total biaya produksi.
Biaya Variabel (BV) = (Total Biaya (TB) – Biaya Tetap (BT)) / Kuantitas (Q)
= Rp 200.000.000 − Rp 50.000.000 / 3.000
= Rp 150.000.000 / 3.000
BV = Rp 50.000
Dengan demikian, biaya variabel per unit produk adalah Rp 50.000 per tas.
Otomatisasikan Cara Menghitung Biaya Variabel Bisnis Anda dengan Software Akuntansi HashMicro
Berdiri sejak tahun 2015, HashMicro mengembangkan teknologi bisnis terbaru yang telah dipercaya oleh lebih dari 2000 pebisnis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Bank of China, Bank Mega, dan Pertamina adalah sedikit dari klien HashMicro yang mampu melewati tantangan bisnis, termasuk dalam penghitungan rumus biaya variabel. Melalui demo gratis, konsultasi bisnis gratis, dan bebas biaya tambah user, vendor ini mendorong bisnis Anda ke arah kesuksesan.
Namun, apa yang membuat HashMicro berbeda? Pelajari fitur-fitur lengkapnya melalui poin-poin berikut:
- Multi-level analytical: Mengetahui trend atau insight dari seluruh transaksi keuangan yang ada secara real-time dan dapat difilter berdasarkan berbagai kategori (project, branch, dan lainnya)
- Profit & loss report: Laporan yang membandingkan antara nilai keuntungan dan kerugian dengan anggaran awal dan perkiraan sebelumnya.
- Cash flow reports: Memantau arus kas masuk dan keluar perusahaan guna memastikan likuiditas yang cukup, membuat perencanaan keuangan yang tepat, dan mengidentifikasi serta mengatasi potensi masalah keuangan.
- Automated currency update: Memberikan informasi mengenai nilai tukar uang yang sedang berlaku secara otomatis dan real-time.
- Bank integration–auto reconciliation: Proses pencocokan otomatis antara data transaksi yang tercatat di bank dengan pembukuan internal dalam sistem.
Kesimpulan
Memahami biaya variabel dan komponennya seperti AVC (Average Variable Cost) dan TVC (Total Variable Cost). Biaya variabel berubah seiring dengan volume produksi, memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan pengeluaran berdasarkan permintaan pasar.
Ingin mengelola biaya variabel, memantau biaya produksi, serta membuat keputusan harga yang lebih tepat? Software akuntansi HashMicro dapat mengotomatiskan prosesnya untuk Anda. Dapatkan demo gratis dan rasakan kemudahan dalam menyusun strategi pengelolaan biaya yang lebih efektif!
Pertanyaan Seputar Rumus Biaya Variabel
-
Bagaimana cara menyelesaikan biaya variabel per unit?
Untuk menyelesaikan biaya variabel per unit, pertama-tama hitung total biaya produksi dan kurangi dengan biaya tetap. Selanjutnya, bagi hasil tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi. Dengan langkah ini, perusahaan dapat menentukan biaya per produk secara akurat.
-
Apa itu AVC?
AVC (Average Variable Cost) atau biaya variabel rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk setiap unit produk. AVC dihitung dengan membagi total biaya variabel dengan jumlah produk yang diproduksi.
-
Bagaimana cara menghitung TC, AFC, AVC, ATC, MC?
Untuk menghitung biaya produksi, pertama jumlahkan biaya tetap dan variabel untuk mendapatkan Total Cost (TC). Bagilah biaya tetap dengan jumlah unit untuk mendapatkan Average Fixed Cost (AFC) dan biaya variabel dengan jumlah unit untuk Average Variable Cost (AVC). Average Total Cost (ATC) adalah penjumlahan AFC dan AVC atau TC dibagi jumlah unit. Marginal Cost (MC) dihitung dengan membagi perubahan TC dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi. Dengan langkah ini, perusahaan dapat mengelola biaya dan menentukan harga jual yang tepat.