Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), meski tumbuh 5,94 persen pada triwulan IV 2021, sektor tekstil dan sandang mengalami kontraksi -4,08 persen pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Mulai meningkatnya kebutuhan sandang menjadi salah satu harapan bagi industri tekstil untuk bangkit kembali setelah mengalami kemerosotan ketika masyarakat memfokuskan pengeluaran untuk kebutuhan terkait kesehatan selama masa pandemi COVID-19 sejak tahun 2020.
Walaupun tingkat konsumsi sandang masyarakat sudah mulai meningkat kembali, industri tekstil di Indonesia masih mengalami permasalahan-permasalahan serius yang mengancam terbit kembalinya industri tekstil dalam skala nasional. Sejauh ini, masalah terkait kegiatan manufaktur dalam industri tekstil masih menjadi masalah utama bagi kebangkitan kegiatan operasional bisnis pabrik-pabrik tekstil di Indonesia. Simak artikel ini untuk memahami solusi bagi masalah mesin manufaktur dalam bisnis tekstil untuk meningkatkan produktivitas bisnis yang Anda jalankan.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Baca juga: Mengapa Pabrik Mebel Butuh Software Manufaktur? Simak Alasannya!
Mengenal Kegiatan Manufaktur dalam Industri Tekstil
Secara teknis dan struktural, industri tekstil dan industri garmen di Indonesia terbagi menjadi tiga sektor industri yang komprehensif, vertikal, dan terintegrasi, yaitu:
- Sektor industri hilir, kadang-kadang dikenal sebagai downstream, adalah jenis industri yang menghasilkan pakaian siap pakai. Industri hilir ini mencakup proses menjahit, memotong, membersihkan, dan aspek lain dari proses finishing produksi garmen.
- Yang kedua, ada sektor industri menengah (midstream) yang mencakup proses penenunan benang menjadi kain mentah lembaran melalui proses pertemuan dan rajut. Kemudian, setelah menjadi lembaran mentah, dilanjutkan ke proses pengolahan, pencelupan, penyempurnaan, serta printing agar menjadi kain jadi.
- Terakhir, ada sektor industri hulu (upstream) yang mana adalah industri manufaktur yang mengolah serat menjadi benang melalui proses pemintalan.
Seluruh proses dalam kegiatan operasional industri tekstil di atas merupakan proses manufaktur yang membutuhkan bantuan mesin-mesin khusus. Salah satunya bagi pabrik tekstil yang memproduksi barang dalam jumlah besar. Namun, terkadang terjadi masalah-masalah dengan mesin tekstil yang menghambat proses produksi atau manufaktur produk tekstil.
Mesin Tekstil Tua Mengganggu Kegiatan Manufaktur Industri Tekstil
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, mengklaim pada 2019 bahwa industri tekstil tidak efisien. Ini terjadi karena mesin produksi dalam industri tengah tekstil Indonesia sudah ketinggalan zaman. Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, industri tengah tekstil hanya bisa menggunakan 40-50 persen dari kemampuan operasional bisnisnya. Kondisi ini disebabkan oleh mesin-mesin yang kurang mumpuni sehingga proses industri menjadi tidak maksimal.
Kondisi karena buruknya mesin-mesin pada industri tengah ini juga berdampak pada industri hulu yang memproduksi serat poliester dan benang filamen. Hal ini membuat industri hulu wajib mengekspor produknya untuk melalui proses pengolahan di luar negeri. Industri hilir yang menciptakan garmen pun juga terkena dampaknya. Hal ini terjadi karena produksi kain dan benang dalam negeri oleh industri tengah tidak mencukupi untuk industri hilir olah. Sehingga, industri hilir tekstil pun perlu melakukan impor produk dari luar negeri. Masalah mesin tekstil menjadi salah satu hal yang kemudian mempengaruhi kegiatan manufaktur dalam industri tekstil.
Baca juga: 5 Alasan Pentingnya Sistem Manufaktur untuk Industri Makanan
Mengatasi Permasalahan Mesin Tekstil dengan Software Manufaktur dari HashMicro
HashMicro menyediakan program aplikasi sebagai solusi bagi Anda untuk mengelola seluruh kegiatan manufaktur industri tekstil dengan Sistem Manufaktur terintegrasi di Indonesia. Keunggulan dan fitur dari sistem ini di antaranya, yaitu:
- Dengan sistem ini, seluruh kegiatan manufaktur akan terotomatisasi sehingga Anda tidak perlu mengontrol banyak proses secara manual karena Program Manufaktur dari HashMicro memiliki integrasi data yang selalu ter-update dengan lancar secara real-time.
- Sistem Manufaktur tercanggih ini juga dapat diintegrasikan dengan sistem lain yang memungkinan pengguna melakukan kontrol kualitas dan pelacakan perbaikan terhadap aset perusahaan secara cepat dan komprehensif, yaitu Software Manajemen Aset berbasis cloud.
- Pengintegrasian Sistem Manufaktur terbaik dengan sistem manajemen aset ini memungkinkan Anda untuk memantau penggunaan aset, menjadwalkan perawatan, serta menghitung biaya untuk maintenance aset seperti mesin tekstil. Sehingga, kondisi aset akan selalu terjaga dengan fitur Service Logs yang menyediakan pengingat untuk jadwal maintenance yang terotomatisasi.
- Terakhir, penintegrasian dua sistem ini juga memungkinkan Anda untuk mengakses fitur Cost Analysis pada Aplikasi Manajemen Aset untuk menganalisis biaya aset sebelum memutuskan apakah aset seperti mesin-mesin tekstil masih layak guna atau apakah lebih baik dijual, dan sebagainya.
Kesimpulan
Kini, Anda sudah mengetahui bahwa mesin-mesin yang sudah lama dan tidak terawat dapat menyebabkan masalah manufaktur. Hal ini pun tentu dapat merugikan banyak pihak. Tentu, mesin-mesin di pabrik-pabrik tekstil adalah aset yang penting sehingga saatnyalah untuk mulai merawat dan menjaga aset perusahaan. Dengan menjaga aset perusahaan berupa mesin-mesin yang ada dalam kegiatan operasional bisnis, Anda dapat memaksimalkan potensi dan profit bisnis. Selain itu, Anda juga dapat mengurangi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi karena rusaknya mesin dan akan membuat profit bisnis Anda berkurang.
HashMicro menyediakan model Sistem Manufaktur terintegrasi yang dapat Anda sesuaikan fiturnya dengan kebutuhan bisnis tekstil Anda. Segera jadwalkan demo gratis bersama tim kami atau untuk mengetahui lebih lanjut, Anda dapat mengunduh skema perhitungan harga Software Manufaktur dari HashMicro untuk mengetahui estimasi harganya.