Sebagai seorang pemilik startup, pasti ada mimpi-mimpi yang ingin Anda capai. Anda mungkin membayangkan bisnis Anda mampu melayani pasar global dan berdiri pada lokasi – lokasi yang berbeda. Selain dengan melakukan manajemen asset, yaitu mengidentifikasi dan melakukan akurasi nilai aset perusahaan, salah satu cara untuk mengembangkan bisnis dan mencapai tujuan-tujuan tersebut adalah melakukan scale up.
Secara harfiah, scale up adalah perubahan ukuran, jumlah, atau luas menjadi lebih besar daripada sebelumnya. Bisnis yang telah melakukan scale up berarti telah dapat berkembang secara kapabilitas dan keuntungan. Mereka berarti telah dapat menghasilkan pemasukan dana yang lebih tinggi dan konsisten. Lalu, apa artinya scale up untuk bisnis Anda dan bagaimana hal ini dapat dicapai?
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Scale Up adalah Cara untuk Berkembang
Dalam konteks bisnis, scale up adalah metode untuk menambah pendapatan tanpa peningkatan yang signifikan dalam sumber daya dan biaya yang diperlukan. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menyatakan perusahaan scale up memiliki rata-rata pengembalian tahunan minimal 20% dalam tiga tahun terakhir dengan setidaknya sepuluh karyawan di awal periode.
Baca Juga: 10 Manfaat Aplikasi Survey Online
Mengapa Bisnis Harus Melakukan Scale Up?
Tujuan utama scale up adalah melipat gandakan keuntungan. Selain itu, dikutip dari Startup Studio, perusahaan yang tidak melakukan scale up akan mengalami penyempitan pasar lantaran tidak berkembang atau tertinggal oleh zaman. Pasalnya, perilaku konsumen dan pasar itu bersifat dinamis. Belum lagi banyak kompetitor di luar sana yang sudah gencar melakukan peningkatan skala bisnis. Jika tidak mampu bersaing, maka perusahaan Anda akan tenggelam dalam lautan kompetisi bisnis.
Tips Melakukan Scale Up
Fase ketika perusahaan mampu melakukan scale up merupakan tahap yang terjadi secara cepat dan paling signifikan dalam pertumbuhan bisnis, sekaligus tahap yang memiliki paling banyak tantangan. Maka dari itu, scale up membutuhkan strategi yang berbeda dibandingkan saat Anda memulai bisnis. Jangan sampai peningkatan skala bisnis malah menjadi langkah yang salah. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda.
1. Fokus kepada tujuan, bukan keadaan saat ini
Jangan buat keputusan berdasarkan keadaan bisnis Anda saat ini, tetapi pikirkan seperti apa perusahaan Anda dalam beberapa tahun ke depan. Anda harus punya visi yang jelas serta strategi yang baik untuk mencapainya.
2. Pastikan bisnis Anda siap
Ketika Anda meningkatkan skala bisnis, banyak rintangan yang akan datang. Kelemahan di berbagai aspek akan mulai terkuak, sedangkan hal-hal tersebut tidak selalu bisa diperbaiki ketika proses scale up sudah berjalan. Oleh karena itu, pikirkan dengan matang mengenai dampak scale up terhadap perusahaan Anda. Pastikan fondasi bisnis Anda sudah kuat.
3. Belajar dari kompetitor
Pelajari strategi kompetitor Anda yang telah berhasil melakukan scale up. Cari tahu alasan di balik kesuksesan mereka dalam mengembangkan perusahaannya. Temukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seperti berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut, sistem apa yang akan kita terapkan, atau produk apa yang akan dijual. Pahami model bisnis mereka serta belajar dari kekurangannya.
4. Lindungi business value Anda
Banyak hal yang dapat berubah drastis ketika bisnis Anda di-scale up. Nilai-nilai perusahaan tidak boleh goyah akibat adanya berbagai perubahan yang terjadi karena peningkatan skala bisnis. Anda harus tetap menjaga business value yang sudah Anda pegang sejak perusahaan berdiri.
5. Bangun tim yang efektif
Ketika melakukan scale up, Anda pasti membutuhkan lebih banyak staf. Berangkat dari startup yang jumlah karyawannya sedikit, Anda mungkin butuh penyesuaian dengan karyawan baru. Namun, semua orang wajib menyadari pentingnya business value Anda. Konsistensi dan kualitas adalah hal yang utama. Ciptakan budaya dan lingkungan yang mendorong orang-orang untuk terus berkarya. Semua anggota tim harus benar-benar terlibat, termotivasi, mendapat pengakuan, dan mendapatkan penghargaan. Pengelolaan karyawan dapat dibantu dengan Software HRM.
6. Terapkan aturan yang jelas
Peraturan tidak harus mencekik, tetapi cukup untuk membimbing. Adanya tujuan dan strategi memungkinkan Anda untuk mengetahui tenaga kerja seperti apa yang Anda butuhkan. Merekrut orang yang tepat di setiap divisi sangatlah krusial. Selain itu, attitude juga sama pentingnya dengan keterampilan dan pengalaman. Semua orang harus menerapkan kebiasaan work smart dan berjalan ke arah yang sama.
7. Minta bantuan ahli
Ada kalanya merekrut ahli bukanlah solusi yang tepat untuk permasalahan Anda. Terkadang lebih baik Anda melakukan outsourcing, yaitu penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh. Sadari juga kapan Anda perlu mendelegasikan tanggung jawab.
8. Jangan pernah kompromi terkait kualitas dan konsistensi
Tidak ada gunanya mengembangkan bisnis jika produk atau layanan Anda menjadi buruk karena kemungkinan besar pelanggan akan beralih ke kompetitor. Menerapkan aturan dan metode yang sesuai serta memiliki karyawan dan budaya yang tepat merupakan kunci untuk menjaga kualitas secara keseluruhan. Kesalahan memang tidak bisa dihindari saat step up, tetapi hal tersebut jangan dijadikan alasan. Pahami penyebab dari kesalahan, belajar dari sana, dan usahakan jangan sampai terulang.
9. Coba untuk memprediksi masa depan
Memiliki produk, proses, dan orang yang tepat tidak selalu menjamin perjalanan scale up yang mulus. Masih ada kemungkinan Anda akan menghadapi kesulitan yang perlu Anda ketahui sebelum hal itu merusak bisnis. Jika Anda berhasil menemui masalah sebelum menjadi parah, maka Anda punya waktu untuk mengidentifikasi penyebabnya dan menentukan solusinya. Masalah dapat terlihat melalui analisis data, lalu Anda bisa memperbaikinya sesegera mungkin atau mengambil tindakan pencegahan. Perhatikan keadaan keuangan, pantau arus kas, dan ukur kinerja perusahaan Anda setiap hari.
10. Identifikasi hambatan
Buat daftar masalah yang kira-kira akan Anda hadapi selama proses scale up dan gunakan pendekatan yang realistis. Mengidentifikasi hambatan membantu Anda untuk mengatasi kelemahan perusahaan beserta ancaman yang dapat timbul. Ada beberapa faktor yang sering mengganggu peningkatan skala bisnis yang akan dibahas di bagian selanjutnya.
11. Gunakan software ERP
Setiap perusahaan tentunya mengelola karyawan, membeli produk atau jasa, menjual atau mendistribusikan sesuatu, dan mencatat keuangan. Software ERP memungkinkan perusahaan dari segala industri untuk mengintegrasikan dan mengelola seluruh fungsi dasar tersebut. Selain itu, software ERP bermanfaat untuk mengoptimalkan efisiensi, meningkatkan kolaborasi antardepartemen, menghemat biaya operasional.
Tantangan Melaksanakan Scale Up
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, scale up merupakan tahap perkembangan bisnis yang memiliki paling banyak tantangan. Walaupun dapat membuat perusahaan menjadi lebih baik, scale up juga dapat mengganggu kelancaran bisnis jika tidak dilakukan dengan benar. Berikut adalah beberapa tantangan yang harus Anda antisipasi.
1. Belum mencocokkan produk dengan pasar
Kesalahan pertama yang biasanya dilakukan oleh para founder adalah terlalu cepat melakukan scale up. Banyak founder yang terburu-buru meningkatkan produksi ketika masih banyak error dalam produk, target pasar belum jelas, atau mereka belum mengetahui apakah pasarnya bersifat sustainable atau tidak. Jika Anda belum mengatasi kendala-kendala tersebut, maka perusahaan Anda belum siap untuk melakukan peningkatan skala. Selesaikan masalah, sempurnakan produk, dan kuatkan fondasi perusahaan Anda sebelum melakukan scale up.
2. Bekerja bersama orang yang salah
Memilih orang yang salah, baik itu supplier, staf, investor, atau tim internal, untuk diajak bekerja sama adalah salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan oleh founder. Menerima bantuan dari orang lain memang mudah, tetapi Anda harus memikirkan rencana jangka panjang. Ingat bahwa orang-orang tersebut memiliki dampak langsung terhadap bisnis Anda. Jika memungkinkan, rekrut orang yang berpengalaman dalam melakukan scale up dan andalkan keahlian mereka, tetapi pertimbangkan juga kompetensi dan kesesuaian mereka dengan budaya perusahaan Anda.
Baca juga: Supplier adalah Pemasok Bahan Baku, Apa Pentingnya Bagi Bisnis?
3. Berfokus pada penjualan dan pemasaran sesaat, bukan permintaan jangka panjang
Saat melakukan scale up, banyak founder yang berfokus pada peningkatan aktivitas penjualan dan pemasaran mereka, tetapi hal tersebut hanyalah taktik jangka pendek. Mendapatkan pembeli yang setia serta membangun permintaan jangka panjang merupakan hal yang tak kalah penting.
4. Terlibat dalam perang harga
Saat mulai meningkatkan skala bisnis, godaan untuk bersaing harga dengan kompetitor memang besar. Anda mungkin berpikir bahwa apabila Anda dapat meningkatkan produksi, maka Anda dapat memotong harga dan tetap mendapatkan keuntungan. Meskipun kadang-kadang strategi tersebut berhasil, persaingan harga lebih sering merugikan bisnis Anda, baik dalam hal keuntungan maupun kualitas. Lebih baik bersaing dalam kualitas, kecerdikan, dan layanan pelanggan daripada berlomba-lomba untuk menjadi perusahaan yang menyediakan produk paling murah. Jika Anda menjual produk dengan harga yang sebanding dengan kualitas, maka Anda tidak perlu terlalu stres karena persaingan.
5. Tidak mengubah struktur manajemen
Struktur manajemen dan kepemimpinan yang sesuai untuk 50 orang mungkin tidak cocok untuk 250 orang. Scale up membawa perubahan dan tantangannya sendiri, jadi tim Anda harus siap beradaptasi. Anda harus menyesuaikan struktur manajemen dan kepemimpinan seiring meningkatnya skala bisnis Anda.
6. Mengabaikan masalah yang muncul
Seorang founder yang sedang mengembangkan bisnis tidak boleh menutup mata terhadap berbagai isu yang muncul. Proses scale up dapat membuat hampir semua orang keluar dari zona nyaman mereka. Pasti ada masalah tentang tenaga kerja, kepribadian, atau produk yang akan bermunculan. Jangan meyakinkan diri sendiri bahwa semuanya baik-baik saja padahal sebenarnya tidak. Jangan biarkan diri Anda percaya bahwa tidak ada jalan keluar dari suatu masalah. Anda harus siap untuk menghadapi masalah secara langsung untuk menghindari kerusakan jangka panjang pada perusahaan Anda.
7. Tidak menyadari bahwa pemangkasan juga bagian dari scale up
Beberapa founder berpikir bahwa scale up hanya melibatkan penambahan dan peningkatan. Namun, seiring bertumbuhnya bisnis, Anda mungkin menemukan hal-hal yang tidak lagi berfungsi, departemen yang tidak lagi dibutuhkan, dan staf yang tidak lagi cocok. Memangkas hal-hal yang sudah tidak bekerja dengan baik juga penting agar perusahaan Anda berkembang secara efektif.
Kesimpulan
Scale up merupakan cara untuk menambah keuntungan tanpa peningkatan biaya dan sumber daya yang signifikan. Pemilik startup tentu tertarik dengan konsep ini. Namun, scale up harus dilakukan dengan cara yang tepat karena ada banyak rintangan yang muncul.
Dalam proses peningkatan skala bisnis, Anda harus memperhatikan biaya yang dikeluarkan agar tidak melebihi anggaran. Untuk mempermudah hal tersebut, Anda dapat menggunakan Software Akuntansi dari HashMicro. Dengan fitur financial dashboard dan budget management, Anda dapat memonitor kondisi keuangan dan mengelola anggaran. Dapatkan demo gratis software akutansi HashMicro untuk ketahui lebih lanjut bagaimana solusi kami bisa membantu bisnis Anda.