Pada artikel sebelumnya, kami membahas tentang mengapa transformasi digital berperan besar dalam manajemen keuangan. Sekarang, kami akan membahas mengapa pengelolaan aset di perusahaan membutuhkan transformasi digital.
Perusahaan yang tidak mengadopsi teknologi dalam pengelolaan asetnya berisiko mengalami berbagai macam gangguan, mulai dari kinerja aset yang tidak optimal hingga aset yang hilang. Pada akhirnya, hal-hal tersebut sangat merugikan perusahaan.
Studi menyatakan bahwa 70% perusahaan telah menerapkan strategi transformasi digital, termasuk untuk mengelola aset mereka.
Hasil studi di atas menggarisbawahi pentingnya digitalisasi dalam menjaga keunggulan kompetitif.
Dengan demikian, perusahaan harus segera mengambil langkah-langkah menuju implementasi transformasi digital. Hadirnya digitalisasi manajemen aset dapat memaksimalkan nilai aset perusahaan dan memperoleh keunggulan strategis yang signifikan di pasar yang semakin kompetitif.
Daftar Isi:
Pilih daftar isi
Key Takeaways
|
Manfaat Transformasi Digital untuk Manajemen Aset Perusahaan
Transformasi digital telah merevolusi banyak aspek dalam pengelolaan bisnis modern, termasuk manajemen aset perusahaan. Hasilnya, transformasi digital tidak hanya mengoptimalkan pengelolaan aset, tetapi juga membantu perusahaan untuk memaksimalkan return of asset (RoA) mereka.
Berikut empat manfaat yang bisa didapatkan perusahaan jika mereka mendigitalisasi manajemen aset mereka:
1. Mengurangi biaya operasional
Digitalisasi dalam manajemen aset, terutama di sektor yang penuh dengan aset berat seperti manajemen fasilitas (FM), menawarkan manfaat yang signifikan. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem manajemen aset digital dapat memicu pengurangan biaya secara signifikan. Dalam beberapa kasus, sektor-sektor ini telah melaporkan penurunan biaya operasional sebesar 10 hingga 13%.
2. Meningkatkan efisiensi aset
Digitalisasi manajemen aset dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi dan kinerja aset. Dengan sistem manajemen aset digital, perusahaan dapat menggunakan analitik dan otomatisasi untuk mengawasi dan meningkatkan penggunaan aset secara real-time. Hal ini tidak hanya mempermudah dalam pemeliharaan dan pengelolaan aset, tetapi juga menghasilkan peningkatan efisiensi dan kinerja hingga 30%.
3. Memantau kinerja aset
Pemantauan kinerja aset melalui software manajemen aset telah terbukti meningkatkan efektivitas operasional secara signifikan dalam berbagai sektor. Dengan mengintegrasikan sensor cerdas dan teknologi IoT dalam sistem manajemen aset, perusahaan dapat secara terus-menerus mengumpulkan data kinerja aset secara real-time.
Sebagai contoh, perusahaan energi global, Enel, melaporkan peningkatan 30% dalam produktivitas pemeliharaan setelah menerapkan solusi IoT untuk memantau dan mengelola infrastruktur kritis mereka.
4. Mempercepat pembuatan laporan
Digitalisasi manajemen aset mempercepat pembuatan laporan, menguntungkan bagi perusahaan yang membutuhkan keputusan strategis cepat. Automasi pengumpulan data dan integrasi sistem membantu laporan yang biasanya memakan waktu berhari-hari, kini selesai dalam beberapa jam saja. Studi Aberdeen Group menemukan bahwa solusi digital dapat mengurangi waktu pembuatan laporan hingga 50%.
Tabel Perbedaan Manajemen Aset Konvensional dan Digital
Aspek | Facility Management Konvensional | Facility Management Transformasi Digital |
Biaya operasional | Perusahaan mendapati biaya lebih tinggi karena inefisiensi dan downtime yang tidak terduga. | Biaya operasional lebih rendah 13% karena pengelolaan sumber daya yang lebih baik. |
Efisiensi operasional | Peningkatan efisiensi operasional hanya 5%, dan tidak ada penurunan downtime tak terduga | Optimalisasi otomatis dan pemeliharaan prediktif, sehingga efisiensi meningkat 14% |
Manajemen energi | Pengelolaan secara manual, sehingga energi yang dihemat hanya 2%. | Otomatisasi dan kontrol pintar untuk 6% penghematan konsumsi energi total. |
Waktu pengelolaan aset | 40% perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengelola aset mereka. | 34% perusahaan menghabiskan lebih sedikit waktu setiap minggunya untuk manajemen aset. |
Kepatuhan dan laporan | Proses yang lebih lambat dan rentan kesalahan manusia. Perusahaan sering mengalami penundaan laporan hingga 7 hari. | Otomatisasi laporan mempercepat pelaporan dan mengurangi risiko legal hingga 23% |
Dampak Nyata Menolak Transformasi Digital pada Manajemen Aset Bisnis
Sebanyak 23% perusahaan memilih untuk tidak menggunakan produk digital apapun untuk mengelola usahanya. Menolak transformasi digital dapat berujung ke keterbatasan komunikasi dan efektivitas. Keterbatasan ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan tersebut terpapar pada berbagai risiko dan kerugian.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang risiko yang terjadi jika perusahaan memilih untuk tetap mengelola aset mereka secara manual:
1. ROI yang tidak baik
Tanpa sistem yang memadai untuk melacak dan mengelola aset, perusahaan mungkin tidak mampu memaksimalkan penggunaan asetnya. Akibatnya, investasi pada aset tidak menghasilkan nilai maksimal atau bahkan terabaikan, sehingga menurunkan ROI secara keseluruhan.
2. Aset lebih cepat rusak karena maintenance tidak rutin
Manajemen aset manual sering menghadapi kendala dalam pemeliharaan aset. Tanpa sistem yang terintegrasi, pelacakan kondisi aset dan kebutuhan pemeliharaannya menjadi tidak efisien.
Aset yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan biaya perawatan meningkat. Biaya yang tidak terencana dan perbaikan mendadak seringkali lebih mahal daripada pemeliharaan rutin yang dijadwalkan dengan baik.
Sebuah studi dari Jones Lang LaSalle (JLL) menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan tidak terjadwal bisa 3 hingga 9 kali lebih mahal daripada pemeliharaan yang terjadwal.
3. Aset sering hilang atau tidak terlacak
Kesalahan dalam pelacakan aset merupakan salah satu kerugian besar dari manajemen aset konvensional. Sistem pelacakan manual cenderung rawan error, sehingga data aset tidak akurat. Selain itu, kondisi dan keberadaan aset yang seringkali tidak tercatat menyebabkan aset rusak atau hilang, sehingga menyulitkan pada saat aset akan digunakan.
Laporan dari Gartner menunjukkan bahwa perusahaan dengan sistem manajemen aset manual memiliki tingkat kesalahan pelacakan aset sebesar 10-15%, yang berujung pada kehilangan aset dan biaya operasional yang tidak perlu.
4. Persetujuan perbaikan sulit
Dalam sistem manajemen aset konvensional, proses persetujuan perbaikan sering melambat karena keterbatasan dalam komunikasi dan dokumentasi. Menurut survei Maintenance and Asset Management Journal, perusahaan mengalami penundaan rata-rata dua minggu untuk mendapatkan persetujuan yang diperlukan. Akibatnya, masalah kritis tidak tertangani dengan baik.
5. Ketidakcocokan daftar aset dan kondisi sebenarnya
Dalam manajemen aset konvensional, salah satu masalah yang sering dihadapi adalah keberadaan “ghost assets” — aset yang tercatat dalam buku, tetapi sebenarnya sudah tidak ada atau tidak dapat digunakan lagi di lapangan.
Fenomena ini merupakan hasil dari pengelolaan aset manual yang rentan terhadap kesalahan pencatatan dan ketidakakuratan data. Menurut studi yang dilakukan oleh Gartner, hampir 30% aset yang tercatat dalam catatan keuangan perusahaan seringkali tidak dapat dilacak atau sudah tidak ada.
Mengatasi Kesulitan Manajemen Aset dengan Sistem Digital
Tantangan yang terjadi dalam proses manajemen aset dan fasilitas dapat diatasi dengan menerapkan sistem digital. Studi dari Aberdeen Group menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan transformasi digital berhasil mendahului kompetitor sebanyak 13% dalam keseluruhan kinerja perusahaan.
Implementasi transformasi digital akan lebih mudah jika didukung oleh sistem digital yang kuat dan terpercaya. Salah satu sistem tersebut adalah sistem manajemen aset dari HashMicro. Dengan fitur-fiturnya yang lengkap, perusahaan dapat memaksimalkan potensi dari setiap aset yang dimiliki.
Sistem manajemen aset HashMicro dirancang untuk memberikan visibilitas penuh atas seluruh siklus hidup aset. Mulai dari akuisisi hingga pensiun, sistem ini memudahkan pengelolaan aset yang efektif dan mengurangi risiko kehilangan nilai aset.
Berikut adalah fitur-fitur unggulan dari sistem manajemen aset HashMicro:
- Pelacakan aset secara real-time dengan teknologi GPS dan RFID, supaya perusahaan dapat memantau posisi dan pergerakan aset.
- Preventive maintenance scheduling untuk menjadwalkan pemeliharaan aset agar intensitas downtime tidak terduga berkurang.
- Asset comprehensive cost reporting yang berguna untuk mencatat dan melaporkan seluruh biaya yang terkait dengan pengelolaan aset.
- Pelaporan dan analisis yang membantu perusahaan membuat laporan dengan cepat dan akurat.
Studi Kasus: Keberhasilan Manajemen Aset Digital
Transformasi digital membawa banyak manfaat pada manajemen aset perusahaan. Banyak perusahaan yang terbantu dalam pengelolaan asetnya, baik aset fisik maupun digital. Berikut adalah cerita dari salah satu perusahaan konsultan terkemuka di dunia tentang kesuksesan manajemen aset mereka:
PT Gunung Bale: mengoptimalkan ROI dengan sistem manajemen aset
PT Gunung Bale adalah sebuah perusahaan tambang piropilit terkemuka di Indonesia yang memulai operasinya pada tahun 1976. Selain menambang piropilit, Gunung Bale juga mengolah piropilit tersebut menjadi enam jenis produk berbeda, sehingga berhasil menjangkau pasar luas baik di dalam maupun luar negeri.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Gunung Bale adalah pengelolaan aset yang manual. Akibatnya, informasi aset tidak tersedia secara real-time, dan tim lapangan harus mengunjungi kantor untuk memperbarui data aset—sebuah proses yang memakan waktu dan menghambat efisiensi.
Keterlambatan dalam memperoleh informasi ini dapat menyebabkan downtime tidak terencana, yang membuang waktu dan biaya. Selain itu, ketidakefisienan ini berujung pada menurunnya produktivitas keseluruhan.
Mengakui pentingnya visibilitas aset untuk operasional lapangan, Gunung Bale memutuskan untuk beralih ke sistem manajemen aset HashMicro. Keputusan ini membawa perubahan signifikan. Dengan sistem baru ini, downtime berkurang drastis dan operasional menjadi lebih lancar. Seluruh aset yang dimiliki Gunung Bale pun selalu dalam kondisi terbaik berkat pelacakan lokasi dan kondisi aset dan penjadwalan perawatan rutin.
Sistem manajemen aset HashMicro juga terintegrasi dengan sistem akuntansi, sehingga perencanaan keuangan jangka panjang lebih efektif dan dapat mengidentifikasi peluang penghematan biaya. Return on investment (ROI) dari aset pun bisa maksimal karena hadirnya sistem manajemen aset yang modern dan up-to-date.
Mengadopsi sistem manajemen aset yang inovatif dan terintegrasi mengurangi downtime, sehingga produksi berjalan sesuai jadwal dan memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu. Dengan sistem manajemen aset HashMicro, Gunung Bale dapat terus tumbuh secara positif dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Kesimpulan
Transformasi digital dalam manajemen aset memiliki peran penting dalam memastikan operasional yang lebih efisien. Dengan mengimplementasikan teknologi yang sesuai, perusahaan dapat meningkatkan setiap aspek pengelolaan aset, dari efisiensi operasional hingga penghematan biaya dan peningkatan profitabilitas.
Salah satu sistem manajemen aset terbaik untuk organisasi Anda adalah HashMicro. Sistem ini menawarkan fitur-fitur canggih dan skalabilitas yang tinggi, memastikan bahwa manajemen aset tidak lagi menjadi proses yang memakan waktu dan biaya.
Lebih dari sekadar mengotomatisasi pelacakan dan pemeliharaan aset, sistem manajemen aset HashMicro juga dilengkapi dengan berbagai modul terintegrasi yang mendukung kebutuhan operasional perusahaan Anda secara komprehensif, dari pengadaan, akuntansi, hingga manajemen inventaris dan gudang.
Tertarik untuk mencoba sistem manajemen aset HashMicro dan merasakan manfaatnya? Segera daftarkan perusahaan Anda untuk demo gratis kami.
Pembahasan Selanjutnya: Pentingnya Transformasi HR Digital dalam Manajemen SDM